Minggu, 31 Agustus 2014

Renungan Hari Minggu Biasa XXII - A

Renungan Hari Minggu Biasa XXII, Thn A/II
Bac I    Yer 20: 7 – 9; Bac II              Rom 12: 1 – 2;
Injil      Mat 16: 21 – 27;

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal hidup sesuai dengan kehendak Allah. Dalam Injil tema ini diperlihatkan dengan mempertentangkan Tuhan Yesus dan Rasul Petrus. Yesus memperkenalkan kepada para murid kehendak Allah yang bakal terjadi dalam hidupnya, namun Petrus menentangnya. Petrus menunjukkan keinginan manusiawinya. Sikap Petrus inilah yang dikecam Tuhan Yesus. “Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (ay. 23). Tuhan Yesus mau supaya para murid-Nya senantiasa hidup sesuai dengan kehendak Allah, sekalipun itu bertentangan dengan keinginan dan harapan.

Paulus dalam bacaan kedua kembali menegaskan pengajaran Tuhan Yesus di atas. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus meminta mereka untuk hidup berkenan kepada Allah. Lebih lanjut Paulus menasehati agar umat tidak larut dalam keinginan duniawinya, melainkan membarui hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Di sini Paulus mau mempertentangkan antara kehendak Allah dengan dunia. Paulus sadar bahwa zaman senantiasa berubah, namun perubahan itu tidak semuanya baik. Jemaat diminta untuk bisa membedakan mana yang buruk dan yang baik; mana yang sesuai dengan kehendak Allah dan yang tidak.

Dalam Kitab Nabi Yeremia, yang menjadi bacaan pertama hari ini, ditampilkan sosok Yeremia yang hidup sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lain, bacaan pertama memberi contoh bagaimana orang hidup menurut kehendak Allah. Dikatakan bahwa Yeremia membiarkan dirinya tertawan dan dibujuk oleh Allah. Yeremia siap menerima segala resiko dari pilihannya itu, misalnya menjadi bahan celaan dan cemooh bagi sesamanya.

Sabda Tuhan hari ini pertama-tama mau menyadarkan kita bahwa kehendak Allah itu dapat juga bertentangan dengan keinginan dan harapan kita. Terkadang kita cenderung mengikuti kata hati kita, meski itu tidak sesuai kehendak Allah. Hal ini wajar karena sebagai manusia, kita memiliki kelemahan. Kita mudah tergoda oleh iblis, seperti yang dialami Petrus, untuk melawan kehendak Allah. Karena itu, melalui sabda-Nya ini, Tuhan mengingatkan kita akan kelemahan itu dan mengajak kita untuk terus berjuang mengatasi kelemahan itu. Dengan mengatasi kelemahan diri, kita dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah.

by: adrian

Sabtu, 30 Agustus 2014

Orang Kudus 30 Agustus: St. Heribertus

SANTO HERIBERTUS, USKUP
Heribertus lahir di kota Worms, Jerman, pada tahun 970. Orang tuanya mempercayakan dia kepada Abbas Gorse, pemimpin Biara Benediktin Lorraine untuk dididik sesuai dengan cara hidup kristiani. Pendidikan dan cara hidup di biara itu berhasil menanamkan dalam batinnya hasrat yang kuat untuk menjalani hidup membiara. Namun cita-citanya itu tidak direstui oleh ayah dan sanak keluarganya.  Heribertus segera dipanggil pulang ke Worms agar tidak lagi terpengaruh oleh cara hidup membiara.

Namun rencana Tuhan atas dirinya tak terselami manusia. Meskipun orang tuanya berusaha keras menghindarkan dia dari cita-cita hidup membiara itu, ia tetap menunjukkan kesalehan hidup yang mengagumkan. Melihat cara hidupnya itu, ia kemudian ditahbiskan menjadi imam. Oleh Raja Otto III, ia diangkat menjadi penasehat pribadi baik dalam kehidupan politik maupun kehidupan rohani. Prestasi kariernya terus meningkat dengan pengangkatannya sebagai Vikaris Jenderal Keuskupan Koln, dan kemudian sebagai Uskup Agung Koln.

Heribertus memanfaatkan kedudukannya sebagai penasehat pribadi raja dan sebagai imam untuk menunjukkan cinta kasih Allah kepada orang banyak. Bersama Otto III, ia mendirikan gereja dan biara di kota Deutss, sebelah kota Rhein, atas tanggungan kerajaan. Ia dengan giat merawat orang-orang sakit dan memperhatikan nasib para kaum miskin. Sebagian besar pendapatannya dibagi baik untuk kepentiingan Gereja maupun untuk kepentingan aksi-aksi sosial. Ia sendiri hidup dari sisa-sisa uang yang diterimanya dari raja. Kepada imam-imamnya yang mengalami kesulitan keuangan, ia mendermakan juga sebagian dari pendapatannya.

Sekali peristiwa, ia menemani Otto III ke Italia untuk sesuatu urusan politik. Tak terduga-duga Otto III meninggal seketika karena keracunan. Dalam kebingungan dan kesedihan, ia membawa pulang jenazah Otto II ke Aachen, Jerman, dan menguburkannya secara terhormat. Peristiwa ini menimbulkan pertentangan hebat antara dia dan Pangeran Heinrich II. Ia dituduh sengaja meracuni Otto III dengan maksud untuk mengambil alih kekuasaan sebagai raja. Ketegangan ini baru mereda ketika Pangeran Heinrich dilantik menjadi raja menggantikan ayahnya.

Tanpa menaruh dendam kepada Heinrich, Heribertus dengan senang hati melepaskan tugasnnya sebagai penasehat raja dan mulai memusatkan perhatiannya kepada kehidupan rohaninya dan pelayanan umat. Ia mulai lebih banyak berdoa dan melakukan silih. Pada musim kering, ia bersama umat mengadakan perarakan dari Gereja Santo Saverinus ke Gereja Santo Pantaleon. Dalam khotbah-khotbahnya ia menghimbau agar umat bertobt dan percaya kepada kerahiman Allah. Kepada imam-imamnya, ia mengadakan kunjungan-kunjungan pastoral dan menggalakkan pembinaan rohani untuk meneguhkan mereka dalam panggilan dan karyanya. Heribertus dikenal sebagai seorang uskup yang saleh dan sayang pada umatnya. Ia meninggal dunia pada tahun 1021 karena serangan penyakit.

Baca juga riwayat orang kudus 30 Agustus
St. Ghabra Mikael

(Pencerahan) Orang Bermasalah Selalu Salah

ORANG BERMASALAH SELALU SALAH
Masalah selalu mengiringi kehidupan setiap manusia. Tidak ada manusia yang tidak punya masalah. Masing-masing kita memiliki masalah, entah itu besar atau pun kecil, berkaitan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain dan lingkungan. Salah satu masalah yang biasa kita jumpai, terlebih dalam berelasi dengan orang lain, entah itu di lingkungan masyarakat atau juga di lingkungan kerja, adalah orang bermasalah.

Tak sedikit dari kita menilai bahwa orang bermasalah adalah orang yang salah. Dengan sangat mudah kita memvonis bersalah pada mereka yang bermasalah, tanpa pernah berusaha menyelami mengapa mereka itu bermasalah. Kita sudah dirasuki oleh pendapat umum bahwa orang bermasalah adalah salah. Mereka harus dibenahi.

Sebuah contoh pengalaman. Di sebuah tempat kerja, Tono selalu membuat Joko, sang pimpinannya, stress, tertekan dan lain sebagainya. Karena situasi ini, maka kebanyakan orang melihat kalau kondisi fisik Joko yang kurus dan kurang ceria sebagai efek langsung dari perilaku Tono. Joko makan hati. Dan orang pun menilai Tono sebagai orang bermasalah. Orang melihat bahwa Tono-lah biangnya sehingga ia harus dibenahi.

Akhirnya, pimpinan pusat membuat kebijakan untuk memindahkan Tono ke tempat kerja lain. Ketika sudah terjadi perpindahan itu, seorang teman langsung berkomentar kepada Joko, ”Wah, wajahmu sudah berseri ya. Kelihatan juga badan makin gemuk. Maklumlah, Tono sudah pindah.” Teman ini melihat bahwa Joko sudah terbebas dari beban deritanya, yang adalah si Tono. Teman ini melihat bahwa Tono adalah akar masalahnya. Bukan tidak mungkin, para penasehat pimpinan umum juga melihat hal yang sama sehingga mereka mengambil kebijakan untuk membenahi si Tono dengan cara memindahkannya.

Apakah orang bermasalah selalu berarti salah? Harus diyakini bahwa tak selamanya orang bermasalah itu salah. Yesus, selama hidup-Nya, selalu menjadi masalah bagi para imam, kaum Farisi dan para ahli Taurat, tapi Yesus tidak salah. Pada masa perjuangan, Bung Karno dinilai menjadi biang masalah bagi pemerintahan Belanda sehingga ia harus diungsikan. Tentu kita kenal Albert Einstein, ilmuwan terbesar, yang pada tahun 1999 dianugerahi gelar “Tokoh Abad Ini” oleh majalah time. Waktu masih kecil, di sekolah guru-guru melihat bahwa Arbert ini sebagai siswa bermasalah. Karena itu, dia akhirnya dikeluarkan dari sekolah dan dipulangkan ke rumahnya.

Akan tetapi, apa yang terjadi sebenarnya? Justru mereka-mereka yang dianggap bermasalah itulah yang benar. Mereka yang dianggap bermasalah justru cemerlang. Mungkin karena kecemerlangan itu di luar kebiasaan sehingga dilihat orang sebagai orang yang salah. Padahal yang salah adalah orang-orang yang mempermasalahkan mereka. Jadi kesalahan bukan terletak pada orang yang bermasalah, tapi pada orang yang mempermasalahkan.

Tentulah kesimpulan ini tidak bisa diterapkan kesemua hal. Kita tak boleh membuat genaralisasi. Harus ada pemilah-milahan kasus. Intinya adalah: tidak semua orang bermasalah itu adalah orang yang salah. Kita harus membuang pemikiran ini. Kita jangan terlalu cepat mengadili orang bermasalah sebagai salah. Karena bisa saja kesalahan itu ada pada orang lain atau juga lingkungan yang tidak kondusif yang membuat orang menjadi bermasalah.
Pangkalpinang, 31 Juli 2014
by: adrian
Baca juga:
5.      Menghadapi Orang Sulit

Renungan Hari Sabtu Biasa XXI - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa XXI, Thn A/II
Bac I    1Kor 1: 26 – 31; Injil                        Mat 25: 14 – 30;

Bacaan pertama, yang diambil dari surat Rasul Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus, mau mengatakan kepada jemaat bahwa Tuhan tidak memandang status manusia. Bahkan Paulus dengan tegas mengatakan bahwa orang bodoh dan lemah dipilih Tuhan untuk mempermalukan orang pintar dan kuat. Bukan berarti bahwa Tuhan membela orang bodoh dan lemah, melainkan orang yang bersikap rendah hati. Jadi, bukan pada jenis orangnya (bodoh dan lemah di satu sisi, dan pintar dan kuat di sisi lain), melainkan pada sikapnya. Sikap itu merupakan perbuatan yang hidup dari hari ke hari.

Apa yang ditekankan Paulus dalam bacaan pertama, senada dengan apa yang ditekankan Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Dalam Injil Tuhan Yesus memberikan pengajaran tentang Kerajaan Sorga dalam bentuk perumpamaan talenta. Di sini bukan soal jumlah talenta yang diberikan si tuan dalam cerita itu. Bukan soal lima, dua atau satu talenta, melainkan proses penghasilan itu. Dengan kata lain, Tuhan melihat bagaimana hamba berusaha supaya talenta yang didapatnya menghasilkan. Jadi, sekalipun dapat satu telenta, namun jika si hamba mau berusaha sehingga satu talenta itu menghasilkan satu telenta lain lagi atau mungkin lebih, maka sang tuan akan berkenan padanya. Atau jika hamba yang mendapatkan lima talenta tapi tidak mau mengusahakannya, maka ia akan mendapat murka.

Sabda Tuhan hari ini mau mengajarkan kita bahwa Tuhan tidak melihat status diri kita, melainkan perjuangan hidup kita. Sekalipun kita masuk kategori orang-orang terpilih, namun jika hidup kita tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka Tuhan tidak berkenan pada kita. Tuhan menghendaki kita supaya apa yang kita peroleh dari Tuhan tidak kita nikmati sendiri, melainkan dibagikan kepada orang lain.

by: adrian

Jumat, 29 Agustus 2014

TNI AD vs TNI AL

Dalam rangka menyambut hari lahir TNI, 5 Oktober, Panglima TNI menggelar pertandingan sepak bola antar angkatan. Setelah melalui babak kualifikasi yang cukup panjang, yang mempertemukan semua angkatan, akhirnya bertemulah kesebelasan Angkatan Darat dan Angkatan Laut di partai final.

Partai final berlangsung sangat seru. Kedua tim saling menunjukkan kemampuan terbaiknya. Akhirnya kesebelasan Angkatan Darat menang atas kesebelasan Angkatan Laut. Skor akhir 3 – 1.
Seperti biasa, setelah pertandingan diadakan konfrensi pers.

Wartawan      : Bagaimana sikap Bapak, sebagai pelatih sekaligus Panglima Angkatan Laut, dalam menyikapi kekalahan tim Anda?

Pelatih            : Kalau kami kalah, itu wajar saja, karena kami mainnya di darat. Darat itu medannya mereka. Coba main di laut…, pastilah kami pemenangnya, karena laut adalah medan kami.

Wartawan      : #$@*&%$#@???
Batam, 10 Agustus 2014
by: adrian
Baca humor lain juga:
1.      Konflik TNI vs Polri
2.      Lampu Mati
3.      Artis-artisan
4.      Sok Kaya

Mengenal Penyakit Orang-orang Kantoran

KURANG BERHATI-HATI, PENYAKIT MENGANCAM DI KANTOR
Banyak pakar kesehatan mengungkapkan maraknya penyakit degenaratif, salah satunya dipicu kebiasaan manusia yang kurang aktivitas fisik. Sebagai contoh, orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk di kantor hingga berjam-jam. Meskipun terlihat nyaman, duduk dalam posisi yang sama dalam waktu lama bisa memicu datangnya sejumlah penyakit. Belum lagi beban pekerjaan menumpuk yang bisa memicu stres.

Stres memang merupakan gangguan kesehatan psikologis yang umum menyerang orang-orang di dunia kerja. Pemicunya beragam, misalnya tenggat waktu, beban kerja terlalu tinggi, kompetisi antar karyawan berdasarkan target dan jadwal rapat yang padat.

Berdasarkan riset di Amerika Serikat menunjukkan lebih dari 50 persen responden yakin stres membuat tubuh rentan terserang penyakit. Bahkan stres dapat memicu seseorang melakukan kekerasan pada orang-orang di sekitarnya. Umumnya, stres bisa memicu kondisi tubuh yang semakin menurun, misalnya sakit kepala, susah berkonsentrasi dan sakit perut.

Terlalu lama menatap layar komputer juga bisa memicu masalah kesehatan. Misalnya, sakit kepala dan mata terasa kering atau justru terasa “pedas” dan berair. Terlalu banyak mengakses informasi dari komputer juga bisa membuat seseorang mengalami stres. Bahkan, kebiasaan membaca dari jarak dekat dengan konsentrasi tinggi seperti menghadap layar komputer juga bisa memicu mata menjadi minus.

Dalam posisi yang sama, yaitu duduk di depan komputer, selama berjam-jam, seseorang bisa mengalami bahu atau pundak yang kaku. Terlalu banyak mengetik tanpa jeda juga membuat tangan bisa mengalami sindrom karpal tunel. Cirinya, timbul rasa nyeri, kesemutan dan kebas pada jemari tangan.

Duduk selama berjam-jam dengan postur tubuh yang tidak tepat juga bisa berakibat buruk pada tulang belakang. Gejala yang umum adalah sakit pinggang. Tandanya adalah rasa nyeri setiap membuat gerakan tubuh. Hal ini membuat orang kesusahan saat berjalan atau menyetir mobil.

Kebiasaan duduk berlama-lama juga dapat membuat seseorang menjadi jarang bergerak. Saat aktivitas minim, kadar kolesterol jahat bisa menumpuk. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah bisa menyumbat pembuluh darah dan memicu gangguan jantung. Minim aktivitas fisik juga menandakan minimnya jumlah kalori yang terbakar. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memicu terjadinya penyakit diabetes. Penyakit umum yang diderita pekerja kantoran lainnya adalah maag. Kondisi tuntutan pekerjaan yang tinggi, jauhya jarak tempuh dari rumah ke kantor, kompetisi, beban pekerjaan menumpuk membuat banyak orang melupakan makan. Hal ini juga memicu banyak orang asal dalam memilih asupan makanan. Jangan heran bila penyakit yang berhubungan dengan organ pencernaan seperti maag menyerang.

Pemilihan makanan yang kurang tepat, jam makan tidak beraturan, serta konsumsi makanan tidak higienis juga bisa memicu penyakit pencernaan lainnya seperti tifus dan hepatitis. Selain dari jenis makanan, gejala depresi dan stres akibat beban pekerjaan juga bisa memperparah kondisi tubuh yang tidak fit.

Kantor juga bisa menjadi pusat penyebaran penyakit. Ruangan kantor yang tertutup memungkinkan penyebaran virus berlangsung pada satu ruangan. Sebagai contoh, virus flu yang menyebar di antara karyawan kantor yang berdesain terbuka (desain kantor yang tidak memiliki penyekat khusus antar karyawan). Inilah yang membuat banyak pakar kesehatan menyarankan agar seseorang yang sedang flu untuk tidak masuk kantor agar flu tidak menular ada yang lain.

Kantor selayakmya menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk bekerja. Namun, kebiasaan-kebiasaan dalam bekerja tenyata bisa memicu kemunculan penyakit. Jika ingin tetap sehat saat bekerja di kantor, sebaiknya Anda perhatikan kondisi diri. Selingilah tugas atau pekerjaan dengan aktivitas fisik sederhana, menjaga makan dan resfreshing.

sumber: KOMPAS, 26 Agustus 2014, hlm. 37
Baca juga:
3.      Jam Weker

Renungan Peringatan Wafatnya Yohanes Pembaptis

Renungan Peringatan Wafatnya Yohanes Pembaptis, Thn A/II
Bac I    Yer 1: 17 – 19; Injil               Mrk 6: 17 – 29;

Hari ini Gereja Universal mengajak umatnya untuk memperingati wafatnya Yohanes Pembaptis. Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Yeremia, sedikit memberi gambaran tentang sosok Yohanes Pembaptis ini. Yohanes Pembaptis digambarkan sebagai sosok yang dipanggil Tuhan untuk menyampaikan segala yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Tuhan ada besertanya sehingga tak perlu merasa takut atau gentar, bahkan terhadap para raja Yehuda dan pemukanya, para imam dan rakyat.

Sementara itu Injil hari ini secara khusus menampilkan kisah kematian Yohanes Pembaptis. Dia adalah korban dari pewartaannya sendiri. Diceritakan bahwa Yohanes dipenjara karena menegur perilaku hidup Herodes yang tidak pantas. Dalam pada saat pesta ulang tahunnya, putrinya menghibur hatinya dan para tamu. Dari sinilah akhirnya sampai pada pembantaian diri Yohanes Pembaptis, akibat sumpahnya kepada putrinya. Kematian Yohanes merupakan konsekuensi atas kesetiaan pada kebenaran Allah.

Peringatan atas wafatnya Yohanes Pembaptis bukan sekedar peringatan atau mengetahui bagaimana kematiannya. Melalui peringatan dan juga sabda Tuhan hari ini, kita diajak untuk mengambil nilai-nilai yang ditawarkan. Yohanes Pembaptis adalah teladan untuk diikuti. Dia mengajarkan kita untuk setia berpegang pada kebenaran, meski untuk itu kematian sudah menunggu sebagai konsekuensinya. Tuhan mengajak kita untuk menyampaikan segala perintah Tuhan; kita tidak perlu takut dalam menegakkan kebenaran dan kebaikan.

by: adrian

Kamis, 28 Agustus 2014

Orang Kudus 28 Agustus: St. Hermes

SANTO HERMES, MARTIR

Hermes adalah prefek kota Roma yang kemudian bertobat dan menjadi Kristen. Ia dibunuh bersama Paus Aleksander I pada tahun 116 pada masa pemerintahan Kaisar Hadrianus. Jenazahnya dimakamkan di Jalan Salasia, Roma.


Baca juga riwayat orang kudus 28 Agustus
St. Agustinus

Senggarang, Tanjung Pinang

 

 

 

 
  

 

Renungan Hari Kamis Biasa XXI - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa XXI, Thn A/II
Bac I    1Kor 1: 1 – 9; Injil                 Mat 24: 42 – 52;

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal kesetiaan. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari surat Rasul Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus, kesetiaan itu ada pada Allah dan Paulus meminta umat untuk ikut setia. Dalam suratnya Paulus mengatakan bahwa dalam Yesus Kristus umat menjadi kaya dalam segala hal dan tidak berkekurangan. Paulus lantas meminta mereka untuk menjaga segala karunia Tuhan itu sehingga pada waktunya mereka didapat tidak bercacat. Artinya, umat diminta untuk setia. Dasar kesetiaan itu adalah Allah yang memanggil mereka adalah setia.

Kesetiaan juga ditekankan dalam Injil hari ini. Dalam pengajaran-Nya, Tuhan Yesus mengajak para pendengar-Nya untuk siap sedia dan berjaga-jaga pada hari kedatangan Tuhan. Dalam kesiapsediaan dan berjaga-jaga itu, sikap yang diminta adalah setia pada ajaran Tuhan. Tuhan Yesus memberikan contoh tentang hamba jahat, yang tidak setia. Ketidaksetiaannya membuat dia hidup sesuai kemauannya yang bertentangan dengan kehendak tuannya. Akibatnya, dia dihukum. Di sini mau dikatakan bahwa kesetiaan dalam berjaga-jaga dan siap sedia menuntut orang untuk tetap hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Hari ini, melalui sabda-Nya, Tuhan mengajari kita untuk hidup setia kepada Tuhan. Dasar kesetiaan kita itu ada pada Tuhan sendiri. Dia telah setia dalam kasih kepada kita. Karena itu, kita juga musti menunjukkan kesetiaan kepada Tuhan. Salah satu wujud kesetiaan kita adalah hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Kesetiaan ini bukan semata-mata persiapan kita menyambut kedatangan Tuhan saja, melainkan menjadi kebutuhan hidup kita. Tuhan menghendaki supaya kita tetap setia pada-Nya.

by: adrian

Rabu, 27 Agustus 2014

Minat Umum pada Masa Kanak-kanak

MINAT-MINAT YANG UMUM PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
Penampilan
Anak yang lebih besar akan diminati oleh orang lain hanya kalau ia begitu berbeda dari teman-teman sebayanya sehingga ia merasa menarik perhatian.

Pakaian
Anak menaruh minat pada pakaian baru, tetapi harus sama dengan apa yang dipakai teman-temannya. Ia juga menyukai warna-warna pakaian yang tertentu.

Nama dan Julukan
Nama awal diminati hanya kalau berbeda dengan nama teman-temannya atau kalau ia merasa menarik perhatian orang dengan namanya. Karena nama keluarga dan nama tengah jarang digunakan, anak hanya menaruh minat bila nama menggolongkannya dengan kelompok rasa tau agama yang dikenai prasangka. Kalau anak menyadari bahwa nama julukan yang diberikan teman-teman mencerminkan penilaian teman-teman, ia tidak menyukai nama julukan yang berupa cemoohan.

Agama
Minat anak yang mengikuti sekolah Minggu berkurang, tidak lagi seperti sebelumnya, meskipun anak masih senang bertemu dengan teman-teman. Namun anak seringkali meragukan pelajaran agama dan kemanjuran doa.

Tubuh Manusia
Karena tidak dapat mengamati fungsi-fungsi tubuh secara langsung, anak berusaha memuaskan keingintahuannya tentang apa yang terjadi di dalam tubuh dengan bertanya, membaca buku atau melihat gambar-gambar.

Kesehatan
Minat terhadap kesehatan tubuh hanya kalau anak sakit atau menderita penyakit kronis, seperti asma. Anak laki-laki menganggap minat ini sebagai tanda seorang banci.

Seks
Anak ingin mengetahui lebih dalam mengenai hubungan antara kedua jenis seks, peran ayah dalam reproduksi dan proses kelahiran. Anak berusaha memperoleh informasi dari buku-buku atau teman-teman yang dengannya mereka saling bertukar cerita-cerita yang “kotor” dan pelbagai lelucon.

Sekolah
Umumnya anak pada mulanya bergairah ke sekolah. Pada akhir kelas dua, banyak yang merasa bosan, mengembangkan sikap menentang dan kritis terhadap tugas-tugas akademis, meskipin anak masih menyukai kegiatan non-akademis. Sikap anak sangat dipengaruhi oleh menarik atau tidaknya cara guru menyajikan bahan yang harus dipelajari dan bagaimana ia memandang bahan-bahan ini dalam kaitannya dengan pekerjaan di masa depan.

Pekerjaan Masa Depan
Awal minat tentang pekerjaan masa depan berkisar pada pekerjaan-pekerjaan yang dianggap sangat mempesonakan, mengasyikkan dan yang bergengsi atau melibatkan kegiatan-kegiatan atau seragam yang baginya terasa penting. Anak kurang mempertimbangkan kemampuan untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Simbol Status
Bila anak melihat dan merasakan pentingnya status sosioekonomi, maka mereka akan menaruh minat besar terhadap simbol-simbol nyata status sosioekonomi keluarganya, seperti mobil atau rumah besar.

Otonomi
Berapa besar minat akan otonomi anak terutama bergantung pada berapa besar otonomi yang dimiliki taman-tamannya. Biasanya anak puas bila terdapat persamaan atau sediki lebih banyak daripada teman-temannya.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 168.
Baca juga:

Renungan Hari Rabu Biasa XXI - Thn II

Renungan Hari Rabu Biasa XXI, Thn A/II
Bac I    2Tes 3: 6 – 10, 16 – 18; Injil                       Luk 7: 11 – 17;

Dalam bacaan pertama hari ini, yang diambil dari surat Rasul Paulus yang kedua kepada jemaat di Tesalonika, Paulus mengajak umat untuk mengikuti ajaran yang telah diterima darinya serta mengikuti teladan hidupnya. Tampak jelas bahwa Paulus lebih menekankan teladan hidupnya agar diikuti umat; dan apa yang dihidupi Paulus sudah sesuai dengan apa yang diajarkannya. Meski ada peluang untuk sedikit longgar, dan untuk itu sebenarnya tidak ada tuntutan hukum, namun Paulus tetap memilih contoh hidup yang ideal agar diikuti jemaat.

Injil hari ini mengisahkan mukjizat Tuhan Yesus di Nain. Dikisahkan bahwa ketika Tuhan Yesus dan rombongan-Nya tiba di gerbang kota Nain, Ia melihat rombongan mengusung orang mati. Di antara rombongan itu, Tuhan Yesus melihat ibu anak yang mati itu. Dia seorang janda. Dari sinilah hati Yesus tergerak oleh belas kasihan dan Dia kemudian membangkitkan pemuda yang mati itu. Lewat mukjizat ini, Tuhan Yesus memberi contoh teladan untuk diikuti, yaitu berbelas kasihan kepada sesama yang sedang berduka.

Sabda Tuhan hari ini mengajari kita untuk berbela rasa kepada siapa saja yang sedang mengalami situasi sulit atau derita. Sikap bela rasa ini sudah dicontohkan oleh Tuhan Yesus. Jadi dengan berbela rasa, kita sudah meneladani teladan hidup Tuhan Yesus. Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki kita untuk mengikuti teladan hidup-Nya, juga teladan para kudus yang berbahagia. Dengan meneladani teladan hidup mereka, secara tidak langsung kita menjadi teladan hidup bagi orang lain.

by: adrian

Selasa, 26 Agustus 2014

(Pencerahan) Ibu Tua & Pastor Korup

IBU TUA DAN PASTOR “KORUP”
Sebuah paroki kecil, tinggallah seorang ibu tua sebatang kara. Ia menggantungkan hidupnya dari belas kasih setiap orang yang datang ke makam. Hari-harinya diisinya dengan membersihkan pemakaman. Apa yang didapatnya hari ini, cukup untuk hidupnya hari itu juga. Suatu kesulitan jika pada suatu hari tidak ada orang yang datang ke kuburan. Tentulah kerjanya sia-sia dan tak dapat makan.

Melihat situasinya, si ibu tua ini ingin menghabiskan hidupnya dengan merasakan sekali memegang uang sebanyak. Dia ingin merasakan menggenggam uang 1 juta. Ini menjadi cita-citanya sebelum mati. Karena itu, ia mulai berdoa. Mula-mula ia berdoa kepada Bunda Maria. Setiap malam ia selalu berosario di hadapan Bunda Maria memohon agar Bunda Maria mengirimkannya uang 1 juta. Sampai rosarionya putus, uang 1 juta tak kunjung datang.

Akhirnya ia memohon kepada Yesus. Pastilah Yesus mendengarkan doaku, demikian pikirnya. Setiap malam ia berdoa kepada Yesus. Ia meminta supaya Tuhan Yesus memberinya uang sebesar 1 juta sebelum ia meninggal. Seminggu telah lewat, tak satu rupiah pun datang. Sebulan, dua bulan, tiga bulan berlalu, uang 1 juta tak kunjung tiba.

Dengan rasa kesal dan kecewa, ibu tua itu akhirnya menulis sepucuk surat kepada Allah Bapa. Dia ungkapkan uneg-unegnya terhadap Bunda Maria dan Tuhan Yesus. Kemudian dia sampaikan permohonannya: 1 juta. Dia berharap Allah Bapa mengabulkannya. Bukankah Bapa itu Allah yang baik, yang memberi kepada mereka yang meminta, dan membukakan pintu bagi mereka yang mengetuk pintu? Mana ada Bapa yang memberikan kalajengking bila umatnya minta ikan, atau batu jika umatnya minta roti.

Setelah menulis surat ibu tua itu mengirimnya melalui pos. Tak lupa juga dilampirkan KTP dan fotocopy surat baptisnya. Tukang pos, ketika membaca amplop surat ibu itu, merasa kebingungan. Akan tetapi, tukang pos yang menerima surat ibu itu cukup bijak. Karena dilihatnya pada surat itu tertulis “Kepada Yth, Allah Bapa di Surga”, ia berpikir tentulah ini berkaitan dengan hal-hal rohani atau keagamaan. Maka ia menyerahkan surat itu kepada pastor paroki. Karena berkaitan dengan urusan agama, pastilah pastor bisa menemukan solusinya, demikian pikirnya.

Pastor paroki segera membuka surat itu dan membacanya. Dua perasaan: lucu dan mengharukan, membaur jadi satu. Segera pastor itu mengenali si pengirim, dari KTP dan surat baptisnya. Karena parokinya tidak termasuk paroki kaya, maka ia mengambil uang 500.000 dari kas paroki dan mengisinya ke dalam sebuah amplop baru. Tak lama kemudian, ia pun segera meluncur ke tempat ibu tua tadi. Setiba di rumah, pastor itu mengatakan kepada ibu itu bahwa ia membawa surat dari Allah Bapa.

Wajah ibu itu sumringah. Diambilnya surat itu dan langsung membukanya. Melihat lembaran uang, ia langsung bersujud dan berkata, “Terima kasih Bapa! Engkau telah mengabulkan permohonanku. Tapi, lain kali kirimnya jangan lewat pastor, karena duit yang aku minta dikorup 50%.”
Jakarta, 8 Maret 2014
by: adrian
Baca juga:
1.      Ternyata
2.      Diakon Yudas
3.      Korupsi di Gereja

Orang Kudus 26 Agustus: St. Zepherinus

SANTO ZEPHERINUS, PAUS & MARTIR
Zepherinus terpilih menjadi Paus pada tahun 199. Ia memimpin Gereja dalam situasi yang sangat sulit karena aksi penganiayaan terhadap umat oleh Kaisar Licius Septimus Saverus. Di samping harus berusaha keras mengembalikan orang-orang beriman yang murtad, Zepherinus pun harus berjuang menegakkan iman yang benar di hadapan petinggi kekaisaran Roma dan para heretic Trinitarian. Untuk itu, ia dengan setia dan penuh kasih sayang mendampingi para tahanan dan orang-orang berdosa yang bertobat. Paus Zepherinus meninggal sebagai martir Kristus pada tahun 217. Jenasahnya dikuburkan di pekuburan Santo Kallistus di Roma, di samping Santo Tarsisius, martir Ekaristi pada abad ketiga.


Baca juga riwayat orang kudus 26 Agustus:
St. Teresia Yornet

Renungan Hari Selasa Biasa XXI - Thn II

Renungan Hari Selasa Biasa XXI, Thn A/II
Bac I    2Tes 2: 1 – 3, 13 – 17; Injil              Mat 23: 23 – 26;

Injil hari ini masih melanjutkan Injil kemarin, dimana Tuhan Yesus mengecam para ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka ini tidak hanya disebut sebagai orang munafik, tetapi juga pemimpin buta. Salah satu sifat buruk mereka adalah sibuk dengan urusan-urusan duniawi, sementara hal yang terpenting untuk dirinya dan umat diabaikan. Mereka membebani umat dengan persembahan-persembahan untuk kepentingan dirinya, sementara tak mempraktekkan ajaran cinta kasih dan keadilan. Jadi, terlihat jelas adanya pertentangan antara apa yang diajarkan dengan apa yang dilakukan dalam hidup. Hal inilah yang membuat Tuhan Yesus marah dan mengecam mereka.

Lewat kecaman itu Tuhan Yesus bukan saja hendak memperbaiki perilaku para ahli Taurat dan kaum Farisi, melainkan mengajak umat untuk berhati-hati terhadap mereka, yang masuk kategori kaum munafik. Sikap hati-hati ini ditekankan Paulus dalam bacaan pertama. Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Tesalonika, Paulus meminta umat untuk hati-hati dalam menyikapi ajaran akhir zaman supaya mereka tidak disesatkan. Terlihat bahwa pada waktu itu muncul tokoh-tokoh dengan kharisma tertentu menyampaikan pengajaran tentang akhir zaman yang bertentangan dengan apa yang telah diajarkan Paulus. Di mata Paulus, mereka bukannya mau membawa umat masuk ke dalam kebahagiaan abadi, melainkan menggiring umat kepada kebinasaan. Oleh karena itu, Paulus mengajak mereka untuk berpegang teguh pada ajaran yang telah disampaikannya, baik secara tulisan maupun lisan, yang tampak dalam perilaku hidupnya.

Kecaman Yesus kepada para ahli Taurat dan kaum Farisi hari ini adalah juga kecaman Yesus kepada para pemimpin Gereja dewasa ini. Seperti orang-orang munafik yang hanya membersihkan cawan bagian luarnya, sementara dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan, demikian pula banyak pimpinan Gereja saat ini. Mereka suka mengecam korupsi yang terjadi di Negara, tapi korupsi di Gereja dibiarkan berkembang, malah dirinya ikut menikmati korupsi itu. Karena itu, lewat kecaman Yesus ini, hendaknya pimpinan Gereja sadar diri dan mulai memperbaiki diri. Untuk umat, nasehat Paulus hendaknya relevan. Umat diajak untuk tetap setia pada ajaran iman yang sudah diterimanya. Jangan ikut dalam kesesatan para pimpinannya.

by: adrian

Senin, 25 Agustus 2014

Senggarang, Tanjung Pinang

 

  
 
 

 

 

Orang Kudus 25 Agustus: St. Yosef Kalasansius

SANTO YOSEF KALASANSIUS, PENGAKU IMAN
Yosef Kalasansius lahir di Peralta, Spanyol pada tahun 1556. Pada masa mudanya ia belajar hukum di Lerida, Spanyol dan teologi di Alcala, dekat Madrid. Yosef yang saleh ini kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1583. Karier imamatnya dimulai di wilayah Andorra, Pengunungan Pirena, di kalangan umat pedalaman. Kesalehan hidupnya dan semangatnya membuat banyak umat senang sekali padanya.

Pada suatu hari ia mendengar suatu suara ajaib: “Yosef, pergilah dan bekerjalah di Roma.” Tampak juga padanya suatu penglihatan di mana ia sendiri sedang mengajar anak-anak. Tergerak oleh suara ajaib dan penglihatan itu, ia berangkat ke Roma untuk menunaikan tugas baru seperti yang dikatakan oleh suara ajaib itu. Yosef berangkat ke Roma pada tahun 1592. Tidak tahu apa yang mau dikerjakannya. Sambil menunggu saat yang tepat untuk melaksanakan apa yang tampak dalam penglihatan yang dialaminya, Yosef melayani siapa saja yang membutuhkan tenaganya. Ia merawat orang-orang sakit, menolong orang-orang tahanan. Ia pun rajin berziarah ke semua basilik yang ada di kota Roma untuk berdoa di depan Sakramen Mahakudus dan memohon terang Roh Kudus. Akhirnya ia juga menemukan pekerjaan apa yang dikehendaki Tuhan dari padanya.

Pada waktu itu di kota Roma terdapat sangat banyak anak-anak yang menggelandang di jalan-jalan kota. Mereka semua tidak bersekolah dan setiap hari menimbulkan berbagai macam kekacauan yang memusingkan orang banyak. Digerakkan oleh Roh Kudus, Yosef membuka sebuah sekoah khusus untuk mereka. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah dasar pertama di Eropa (Roma) yang tidak menarik bayaran apapun dari semua muridnya. Ia mencari sukarelawan-sukarelawan yang mengajar tanpa bayaran dan beberapa orang imam untuk mendampingi anak-anak tanggung itu. Bersama mereka itulah, Yosef mulai membangun sebuah tarekat baru, Tarekat Imam-imam Pengajar, yang lazim disebut imam-imam Piarist. Sungguh menakjubkan bahwa dalam kurun waktu singkat, sekolah ini mempunyai murid 1000 orang.

Seperti biasanya, Yosef mengalami berbagai macam tantangan. Di dalam tubuh tarekatnya muncullah imam-imam tertentu yang menentang Yosef dan menghalangi perkembangan sekolah dengan berbagai macam alasan. Yosef difitnah sebagai seorang penjahat. Akhirnya Yosef sendiri dipenjarakan oleh pejabat Gereja dan tarekat yang didirikannya dibubarkan untuk sementara. Tetapi berkat bantuan seorang Kardinal, yang mengenal baik kesucikan hidupnya, ia dibebaskan dari tahanan. Semua perlakuan pejabat Gereja terhadap dirinya ditanggungnya dengan sabar dan penuh iman, sehingga ia dujuluki orang sebagai ‘Tugu kekuatan dan contoh kesabaran’.

Menyambut pembebasannya dari penjara, ia berkata, “Tuhanlah yang memulai pekerjaan ini dan melaksanakannya. Aku hanya melaksanakannya demi kemuliaan nama-Nya dan demi cinta kasih kepada-Nya. Terpujilah Tuhan yang telah mempercayakan pekerjaan ini kepadaku.” Yosef melanjutkan karya pendidikan bagi anak-anak itu hingga wafatnya. Tarekatnya pun kembali berkarya dan terus berkembang baik di dalam maupun luar negeri. Yosef Kalasansius meninggal dunia pada tanggal 25 Agustus 1648. Pada tahun 1767 ia digelari ‘kudus’ dan dinobatkan sebagai pelindung sekolah dasar katolik.


Baca juga riwayat orang kudus 25 Agustus
St. Louis Lodevik IX

Renungan Hari Senin Biasa XXI - Thn II

Renungan Hari Senin Biasa XXI, Thn A/II
Bac I    2Tes 1: 1 – 5, 11 – 12; Injil              Mat 23: 13 – 22;
Bacaan pertama hari ini, diambil dari surat Rasul Paulus yang kedua kepada jemaat di Tesalonika. Dalam suratnya itu Paulus mengungkapkan rasa bangganya kepada kehidupan rohani jemaat di sana yang sesuai dengan kehendak Allah. Yang menarik di sini adalah rasa bangga itu tidak semata-mata tertuju pada Paulus pribadi karena usaha dan perjuangannya, melainkan ditujukan kepada Allah karena usaha para jemaat. Atas kehidupan umat yang membanggakan itu, Paulus menghaturkan syukur kepada Allah. Paulus bangga karena umat hidup seperti yang diajarkannya; dan apa yang diajarkan Paulus telah dihidupinya. Jadi, jemaat mendapat pengajaran Paulus bukan hanya dari verbal saja melainkan juga dari peri hidupnya.
Apa yang dicontohkan Paulus dalam bacaan pertama itu bertentangan dengan apa yang dilakukan para ahli Taurat dan kaum Farisi, yang oleh Yesus disebut orang-orang munafik. Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus mengecam mereka. Salah satu alasan kecaman Yesus adalah mereka hanya bisa berkata-kata tapi tak bisa berbuat. Para ahli Taurat dan kaum Farisi bukannya membantu umat untuk bisa sampai kepada Allah, tapi malah justru menghalangi; dan parahnya mereka sendiri tak dapat ke sana.

Melalui sabda-Nya, Tuhan mau menyadarkan kita untuk setia pada perkataan. Tuhan menghendaki supaya kita menampilkan kesesuaian antara kata dan perbuatan. Hal ini cocok buat tokoh agama saat ini, yang lebih suka berbicara tapi kurang pelaksanaannya. Misalnya, banyak imam dalam kotbahnya mengajak umat untuk hidup sederhana sesuai ajaran Yesus, tapi dirinya sendiri berkelimpahan harta kemewahan. Atau menghimbau umat untuk tidak korupsi, sementara ada banyak uang Gereja diambil demi kepentingan pribadi. Karena itu, melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki supaya kita tidak hanya memberi contoh lewat kata-kata saja, melainkan juga melalui perbuatan nyata.
by: adrian

Minggu, 24 Agustus 2014

Orang Kudus 24 Agustus: St. Emilia de Vialar

SANTA EMILIA DE VIALAR, PENGAKU IMAN
Anna Marguerite Adelaide Emilia de Vialar lahir di Gaillac, Perancis, pada tahun 1797. Pada masa mudanya, Emilia belajar di Paris. Setelah menyelesaikan studinya, ia memilih berkarya di antara orang-orang sakit dan miskin. Karyanya ini didukung oleh keuangan dan dorongan moril dari kakeknya Baron de Portal, seorang dokter yang mengabdi Raja Perancis, Louis XVIII dan Charles X. Sebaliknya ia mendapat tantangan yang cukup hebat dari orang tuanya. Ayahnya memaksa dia menikah dengan seorang pemuda pilihan yang disukai keluarganya. Emilia yang memilih hidup tak menikah, menjauhkan diri dari orang tuanya.

Sepeninggal kakeknya, Baron de Portal, Emilia membeli sebuah rumah dengan uang warisan yang diterima dari kakeknya. Di rumah itu ia mulai merintis pendirian Kongregasi Suster-suster Santo Yusuf bersama 10 orang calon. Tarekat religius baru ini mengabdikan diri di bidang pewartaan orang-orang sakit dan pelayanan orang miskin, pendidikan kaum muda dan karya misi. Pendirian kongregasi ini direstui Takhta Suci dan disahkan pada tahun 1835. Tarekat ini berkarya di Balkan, Afrika, Timur Dekat, Burma dan Australia. Emilia meninggal dunia pada tanggal 24 Agustus 1856 dan dinyatakan ‘kudus’ pada tahun 1951.

Baca juga riwayat orang kudus 24 Agustus
St. Bartolomeus