Rabu, 02 Oktober 2013

Faktor Penyebab Kebahagiaan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBAHAGIAAN
Kesehatan
Kesehatan yang baik memungkinkan orang pada usia berapa pun melakukan apa yang hendak dilakukan. Sedangkan kesehatan yang buruk atau ketidakmampuan fisik menjadi halangan untuk mencapai kepuasan bagi keinginan dan kebutuhan mereka sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa tidak bahagia.

Daya Tarik Fisik
Daya tarik fisik menyebabkan individu dapat diterima dan disukai oleh masyarakat dan sering merupakan penyebab dari prestasi yang lebih besar daripada apa yang mungkin dicapai individu kalau kurang mempunyai daya tarik.

Tingkat Otonomi
Semakin besar otonomi yang didapat, semakin besar kesempatan untuk merasa bahagia. Hal ini ditemukan baik pada masa kanak-kanak maupun masa dewasa.

Kesempatan-kesempatan Interaksi di Luar Keluarga
Karena nilai sosial yang tinggi ditekankan pada popularitas, maka di tingkat usia apa pun orang akan merasa bahagia apabila mereka mempunyai kesempatan untuk mengadakan hubungan sosial dengan orang-orang di luar lingkungannya, ketimbang apabia hubungan sosial mereka terbatas pada anggota keluarga.

Jenis Pekerjaan
Semakin rutin sifat pekerjaan dan semakin sedikit kesempatan untuk otonomi dalam pekerjaan, semakin kurang memuaskan. Hal ini dilihat pada tugas sehari-hari yang diberikan kepada anak-anak dan juga pekerjaan orang-orang dewasa.

Status Kerja
Baik di bidang persekolahan maupun pekerjaan, semakin berhasil seseorang melaksanakan tugas semakin hal itu dihubungkan dengan prestise, maka semakin besar kepuasan yang ditimbulkan.

Kondisi Kehidupan
Kalau pola kehidupan memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan orang-orang lain baik di dalam keluarga maupun dengan teman-teman dan tetangga di dalam masyarakat, maka kondisi demikian memperbesar kepuasan hidup.

Pemilikan Harta Benda
Pemilikan harta benda bukan dalam arti memiliki benda itu yang mempengaruhi kebahagiaan, melainkan cara orang merasakan pemilikan itu.

Keseimbangan antara Harapan dan Pencapaian
Kalau harapan-harapan itu realistis, orang akan puas dan bahagia apabila tujuannya tercapai.

Penyesuaian Emosi
Orang-orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dan yang bahagia, jarang dan tidak terlampau intensif mengungkapkan perasaan-perasaan negatif seperti takut, marah dan iri hati dariada mereka yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik dan tidak bahagia.

Sikap terhadap Periode Usia Tertentu
Perasaan bahagia yang akan dialami pada usia tertentu sebagian ditentukan oleh pengalaman-pengalaman sendiri bersama orang lain semasa kanak-kanak pada usia itu dan sebagian oleh stereotip budaya.

Realisme dari Konsep Diri
Orang-orang yang yakin bahwa kemampuannya lebih besar dari yang sebenarnya akan merasa tidak bahagia apabila tujuan mereka tidak tercapai. Ketidakbahagiaan mereka dipertajam oleh perasaan tidak mampu dan oleh keyakinan bahwa mereka tidak dimengerti dan diperlakukan kurang adil.

Realisme dari Konsep-konsep Peran
Orang-orang cenderung mengangankan peran yang akan dimainkan pada usia mendatang. Apabila peran yang baru itu tidak seusia dengan harapan mereka, mereka akan merasa tidak bahagia kecuali kalau mereka mau menerima kenyataan peran yang baru itu. Sebagai suatu kelompok, anak-anak dan para remaja cenderung mempunyai konsep peran yang lebih tidak realistik daripada orang-orang dewasa. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak bahagia pada tingkat-tingkat usia tersebut.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 22

Orang Kudus 2 Oktober: St. Lutgar

Santo lutgar, martir
Lutgar lahir pada tahun 616. Informasi lain tentang orang kudus, yang hidup pada abad VII ini tidak diketahui dengan pasti. Imam saleh ini kemudian ditahbiskan menjadi Uskup Kota Autun, Perancis. Sebagai uskup ia giat membaharui cara hidup umatnya mengikuti nasehat-nasehat Kristus. Keberhasilan karyanya dan pengaruhnya yang besar di kalangan umat sangat menguatirkan penguasa kerajaan. Oleh karena itu ia ditangkap dan disiksa secara keji. Akhirnya matanya dibutakan, lidahnya dipotong. Beberapa tahun kemudian kepalanya dipenggal oleh wakil raja. Lutgar dihormati sebagai santo pelindung orang sakit mata. Peristiwa keji atas dirinya terjadi pada tahun 680.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Rabu Biasa XXVI-C

Renungan Hari Rabu Biasa XXVI, Thn C/I
Bac I   : Kel 23: 20 – 23; Injil       : Mat 18: 1 5, 10

Dalam bacaan pertama hari ini, melalui mulut Nabi Musa, Allah menyampaikan kehendak-Nya buat orang Israel. Intinya, Allah menghendaki supaya Bangsa Israel hanya bergantung pada-Nya, jangan ada allah lain lagi. Untuk itulah, Musa menanamkan sikap “takut” akan Allah. Sikap ini bertujuan agar umat tidak “berbuat dosa.” (ay. 20).

Sikap bergantung pada Allah juga yang mau ditekankan Yesus dalam Injil. Yesus mengambil perbandingan dengan seorang anak kecil yang selalu bergantung penuh pada orang tuanya. Dia tidak akan dapat mengandalkan kekuatannya sendiri. Seorang anak kecil akan bersikap manis di hadapan orang tuanya agar mendapatkan sesuatu yang diharapkannya. Bila tidak, maka dia akan mendapatkan hukuman.

Tuhan, dalam sabda-Nya hari ini, menghendaki kita untuk selalu mengandalkan Dia, sama seperti anak kecil yang bergantung pada orang tuanya. Janganlah kita merasa diri hebat sehingga tidak lagi merasa perlu Tuhan dalam hidup kita. Perlulah kita menyadari keterbatasan diri kita. Dengan kesadaran ini maka kita selalu membutuhkan Tuhan.

by: adrian