Jumat, 29 Maret 2019

PAUS FRANSISKUS: JANGAN MENUNDA UNTUK BERTOBAT

Tuhan itu sabar dan penuh belas kasihan, namun itu tidak berarti orang menunda untuk bertobat, karena mereka tidak pernah tahu berapa lama lagi mereka akan hidup, demikian ungkap Paus Fransiskus dalam sambutannya sebelum Doa Angelus pada 24 Maret lalu. “Kita percaya akan besarnya belas kasihan Tuhan, tetapi kita tidak boleh menyalah-gunakan kebaikan-Nya. Kita tidak boleh membenarkan kemalasan spiritual, tetapi meningkatkan komitmen kita untuk segera menanggapi kemurahan itu dengan sepenuh hati,” jelas Paus Fransiskus.
Dalam sambutannya itu, Paus Fransiskus focus pada perumpamaan tentang pohon ara dari bacaan Injil hari itu. Dalam cerita itu, pemilik tanah ingin menebang pohon ara yang tidak berbuah selama 3 tahun, tetapi tukang kebun membujuknya agar membiarkan dia merawatnya dan memberikan waktu setahun lagi. “Pemilik tanah melambangkan Tuhan, Bapa dan tukang kebun adalah gambaran Yesus, sementara pohon ara adalah symbol manusia yang acuh tak acuh,” kata Paus Fransiskus.
“Yesus selalu menjadi perantara manusia kepada Bapa dan selalu meminta-Nya untuk menunggi dan member lebih banyak waktu sehingga buah cinta dan keadilan muncul,” papar Paus Fransiskus. Pra-paskah adalah masa bagi semua orang kristiani untuk mengambil langkah-langkah pembaharuan diri, tetapi kemungkinan untuk bertobat tidak terbatas. Perlu untuk melakukannya sekarang, kalau tidak bias hilang selamanya.

ALASAN SAKRAMEN TOBAT KURANG LARIS


Untuk menyambut hari raya Paskah, umat katolik mengadakan persiapan selama kurang lebih 40 hari. Masa persiapan ini dikenal sebagai masa pra-paskah. Isi dari masa pra-paskah ini adalah puasa (mati raga), amal kasih dan tobat. Jadi, salah satu aktivitas penting masa pra-paskah adalah pertobatan, meski sebenarnya untuk tobat tidak harus dibatasi dengan suatu masa tertentu.
Tema pertobatan inilah yang diangkat blog budak-bangka dua tahun lalu, persisnya pada 29 Maret 2017. Tema pertobatan itu dikemas dalam tulisan dengan judul “Katekese Sakramen Tobat”. Dalam tulisan tersebut, penulis tidak hanya memaparkan dasar-dasar umat harus bertobat atau mengapa orang harus mengaku dosa kepada imam. Melihat realita rendahnya animo umat terhadap sakramen tobat ini, penulis juga mengutarakan  analisanya dan juga jawabannya.
Dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan membuat tulisan tersebut enak dibaca oleh siapa saja. Menyimak isi tulisan tersebut, sangatlah jelas bahwa tulisan tersebut dapat berguna untuk menambah wawasan akan ajaran Gereja Katolik. Akan tetapi, bukan itu yang menjadi tujuan utama tulisan tersebut, melainkan ajakan untuk menggunakan sakramen tobat. Lebih lanjut mengenai tulisan tersebut, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

Rabu, 27 Maret 2019

MEMBACA BUKU “RAHASIA-RAHASIA ALQURAN”

Tragedi WTC, 11 September 2001, sungguh mengguncang dunia. Pada waktu itu hampir seluruh warga dunia, khususnya warga Kristen Barat menilai keliru agama islam, yaitu sebagai agama teroris. Hal ini didasarkan pada para pelaku peristiwa tersebut, yang semuanya beragama islam. Pada intinya, sejak kejadian itu, pandangan dunia terhadap islam sedikit melenceng.
Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi Don Richardson, yang pernah tinggal di Indonesia, khususnya di pedalaman Papua (pengalaman hidupnya di Papua menghasilkan sebuah buku dengan judul “Anak Perdamaian”). Sejak tragedi WTC itu, Don mulai melakukan penelitian islam sampai ke akar-akarnya, mulai dari pendirinya dan landasan-landasan dasar pemikirannya sebagaimana tertulis dalam Al-Qur'an. Dalam penelitian ini Don menggunakan metode investigasi jurnalistik yang dilengkapi dengan uraian berdasarkan fakta-fakta atau bukti-bukti.
Buku hasil penelitian Don Richardson ini terdiri dari 17 bab, ditambah pendahuluan dan epilog serta 2 apendiks. Dengan menggunakan gaya jurnalistik, buku dengan terjemahan bahasa Indonesia ini memang cukup memadai. Pemaparan materi persoalan yang ringan menjadi menarik untuk dibaca dan sangat sayang jika dilewatkan. Memang patut diakui ulasan-ulasan penulis atas Al-Qur'an dan hadis benar-benar merupakan interpretasinya sendiri, namun dapat dipertanggung-jawabkan.
Don Richardson menulis buku ini dengan tujuan untuk memberi informasi kepada orang-orang Kristen pada umumnya, khususnya yang ada di Barat dan juga para pemimpin Barat tentang rahasia agama islam yang terdapat dalam Al-Qur'an. Dengan buku ini diharapkan pandangan yang keliru tentang islam bisa diperbaiki. Untuk dapat membaca (atau juga men-download) buku ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!
by: adrian

GADGET & MEDSOS, ANTARA MANFAAT DAN MUDARAT


Sekarang ini sepertinya sulit menemukan manusia yang bebas dari teknologi. Salah satu bentuk teknologi adalah kehadiran gadget yang menjadi batu loncatan bagi kehadiran media sosial. Tentulah anak-anak muda, yang dikenal dengan istilah generasi milenial, sudah tak asing lagi dengan media sosial. Akan tetapi, kehadiran gadget dengan media sosialnya ini bukan tanpa masalah.
Hal inilah yang dibahas blog budak-bangka dua tahun lalu, persisnya pada 27 Maret 2017, lewat judul tulisan: “OMK dan Media Sosial”. Tulisan tersebut, seperti yang diungkapkan dalam catatan awal, merupakan bahan yang disampaikan kepada kaum muda katolik. Tulisan tersebut merupakan refleksi penulis terhadap beberapa kasus dan persoalan yang timbul akibat adanya media sosial. Namun bukan berarti penulis hendak mengajak kaum muda menjauhi media sosial dan anti terhadap teknologi (gadget). Di samping itu, tulisan tersebut dapat juga dikenakan kepada semua kaum muda, tanpa mengenal batasan suku, agama, ras maupun golongan.
Tulisan dua tahun lalu itu dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan. Tulisan tersebut tidaklah semata-mata hasil refleksi penulis, seolah-olah didapat dari wangsit. Penulis mengawali refleksinya berangkat dari data-data. Dari data tersebut penulis menampilkan beberapa keanehan yang real. Kemudian penulis menyajikan dua akibat dari adanya gadget dan media sosial. Akhirnya, penulis memberikan beberapa tawaran sebagai penutup tulisannya.
Nah, apa tawaran dari tulisan tersebut? Seperti apa 2 akibat buruk dari gadget dan media sosial? Apa saja keanehan yang nyata itu? Apa saja data-data yang digunakan dalam tulisan itu? Untuk mengetahui semua jawaban ini, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

BAGAIMANA MEMBUAT HIDUP BERARTI


Hari ini, lima tahun lalu, persisnya 27 Maret 2014, blog budak-bangka menurunkan sebuah tulisan dengan judul: “Membuat Hidup Menjadi Berarti”. Tulisan tersebut berangkat dari sharing pengalaman seseorang, yang juga dimuat blog ini pada 8 Maret. Dalam tulisan tersebut, sharing pengalaman itu kembali dimuat, sehingga pembaca dapat langsung membacanya.
Menjawab pertanyaan “apa arti hidup”, memang tidak terlalu sulit. Orang dengan cepat dapat mengutarakan pendapatnya. Akan tetapi, tidaklah demikian jika ditanya “bagaimana membuat hidup itu berarti”. Tentulah setiap orang akan menemukan sedikit kesulitan untuk menjawabnya. Tulisan lima tahun lalu itu hendak membuka wawasan kita untuk mengetahui hidup yang berarti itu. Sekali lagi, inspirasi tulisan tersebut berasal dari sharing pengalaman seseorang tadi.
Dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan sehingga pembaca dapat dengan mudah menikmatinya. Dijamin pembaca tidak akan merasa bosan membacanya karena selain ringan, tulisan tersebut tidak terlalu panjang. Pembaca dapat dengan segera menemukan pesan dari tulisan tersebut. Nah, apa pesan tulisan tersebut? Bagaimana membuat hidup kita berarti? Siapa orang yang pengalamannya dijadikan inspirasi tulisan tersebut? Untuk mengetahui semua jawaban ini, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

Senin, 25 Maret 2019

PAUS FRANSISKUS: KORUPSI MENGHANCURKAN MASYARAKAT


Godaan dan kanker korupsi yang terus menerus adalah salah satu penyakit paling menghancurkan yang menimpa masyarakat. Demikian ungkap Paus Fransiskus dalam audensi dengan pada hakim, administrator dan staf dari pengadilan audit Italia, sebuah kantor akuntabilitas pemerintah dengan kekuatan yudisial pada 18 Maret lalu.. Korupsi menyebabkan kerusakan besar baik secara moral maupun ekonomi.
Kepada para hadirin, Paus Fransiskus mengatakan bahwa korupsi, dengan ilusi mendapat keuntungan dengan cepat dan mudah, pada kenyataannya memiskinkan semua orang, menghapus kepercayaan, transparansi dan integritas dari seluruh sistem. “Korupsi merusak martabat individu dan menghancurkan semua cita-cita baik dan indah,” ujar Paus Fransiskus.
Asset public harus dijaga agat bermanfaat bagi semua orang, terutama yang miskin. Setiap kali asset Negara digunakan secara tidak bertanggung jawab, Negara harus menjalankan fungsi kewaspadaan dan memberikan sanksi yang layak terhadap perilaku yang bertentangan dengan hokum.
Paus Fransiskus mengatakan pemeriksaan anggaran yang cermat dapat menghentikan godan -- yang terus berulang pada mereka yang memegang jabatan politik atau administrasi – untuk mengelola sumber daya berdasarkan patronase atau konsensus pemilihan belaka daripada dengan prinsip kehati-hatian..
Kekuatan yudisial kantor audit memainkan peran yang sangat penting, tutur Paus Fransiskus, khususnya dalam perjuangan tanpa henti melawan korupsi yang merupakan salah satu penyakit yang paling menghancurkan di masyarakat. Setiap orang, terutama individu-individu administrator, dipanggil untuk bertanggung-jawab dan menjalankan tugas dengan transparansi dan kejujuran, memperkuat rasa percaya antara warga Negara dan pemerintah, suatu kepercayaan yang mengungkapkan salah satu tanda paling parah dari krisis demokrasi.
Orang-orang Kristen percaya bahwa Yesus sendiri “mendesak kita untuk secara terbuka menghadapi kejahatan ini dan masuk sampai ke akar masalah,” jelas Paus Fransiskus. “Yesus mengajari kita untuk secara pribadi mengambil resiko dalam pertarungan ini, bukan karena mengejar kepahlawanan yang tidak realistis atau mencari perhatian secara terbuka, tetapi melalui keuletan masing-masing orang yang melakukan pekerjaannya, yang seringkali tidak diketahui publik, melawan tekanan dunia,” pungkas Paus Fransiskus.

Jumat, 22 Maret 2019

BEDA TERORIS ISLAM DAN TERORIS SELANDIA BARU


Tanggal 15 Maret 2019 merupakan hari berkabung bagi warga Selandia Baru. Negeri yang selama ini terbilang aman dan tenang digoncang aksi teror warga negara Australia, negeri tetangga. Uniknya adalah korban semuanya umat muslim yang baru saja menyelesaikan shalat Jumat di masjid Al-Noor, di pinggiran kota Christchurch. Setidaknya ada 49 korban tewas akibat aksi biadab tersebut (kemungkinan jumlah korban tewas dapat bertambah).
Selama ini terorisme selalu diidentikkan dan dikaitkan dengan islam, karena semua pelaku teror beragama islam. Dan sasaran targetnya adalah yang bertentangan dengan islam, sekalipun korbannya dapat juga umat islam sendiri. Akan tetapi, kali ini pelaku terornya bukan beragama islam. Malah sasaran korbannya justru umat islam.
Tentu semua kita sepakat bahwa aksi terorisme adalah tindakan yang sangat biadab dan di luar batas kemanusiaan. Tindakan tersebut patut dikutuk dan dikecam, dan pelakunya harus mendapatkan hukuman seberat-beratnya.
Sekalipun terorisme islam dan terorisme di Selandia Baru sama-sama merupakan tindakan biadab dan harus dikutuk, namun terdapat perbedaan yang mencolok di antara keduanya. Yang paling mendasar adalah bahwa terorisme islam mendasarkan tindakannya pada ajaran agama. Dua sumber agama islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadis, sering dijadikan landasan aksi para teroris. Para pelaku teror mendapat inspirasi dan perintah dari ajaran agama islam. (untuk hal ini, silahkan baca Motivasi Para Teroris dan Tak Mungkin Membasmi Terorisme). Dapat disimpulkan bahwa para teroris islam melakukan aksi terornya karena mengikuti perintah Allah dan teladan Nabi Muhammad SAW. Karena itu, pelaku terorisme islam adalah juga seorang religius.

BAGAIMANA MENGHADAPI FITNAH


Tak dapat dipungkiri hampir semua kita pasti pernah mengalami tuduhan, fitnah bahkan ada rencana jahat terhadap kita. Padahal kita yakin bahwa tak ada sedikit pun niat jahat dalam hati kita. Tentulah perasaan awal yang muncul adalah sedih, kecewa dan marah. Dan bukan tidak mustahil ada juga rencana untuk balas dendam sebagai pelampiasan rasa amarah.
Blog budak-bangka lima tahun lalu, persisnya hari ini, 22 Maret 2014, mengangkat permasalahan tersebut di atas dalam sebuah tulisan dengan judul “Cara Daud Hadapi Tuduhan”. Tulisan tersebut merupakan refleksi penulis berangkat dari kisah pengalaman Raja Daud yang ada dalam Kitab Suci. Ada pesan moral dalam kisah pengalaman Raja Daud yang bermanfaat bagi siapa saja yang mempunyai keterbukaan hati. Secara tak langsung, penulis tulisan tersebut hendak mengajak kita untuk mengikuti teladan Raja Daud.
Tulisan lima tahun lalu itu dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang ringan dan sederhana sehingga mudah dinikmati. Berhubung tulisannya tidak terlalu panjang dan diurai secara to the point, maka pembaca pun dapat segera menemukan pesannya. Dan apa pesan tulisan tersebut? Bagaimana cara Daud menghadapi tuduhan? Siapa yang menuduhnya? Semua jawaban ini dapat ditemui dengan meng-klik dan membaca di sini. Selamat membaca!!!

Selasa, 19 Maret 2019

TOA DAN SURAH TAHA


Semua masjid pasti mempunyai alat pengeras suara yang biasa disebut TOA. Ada kesan bahwa pengeras suara tersebut dilihat sebagai salah satu atribut doa atau setidaknya sebagai alat bantu bagi umat islam dalam berdoa. Akan tetapi, keberadaan TOA ini bukan tanpa masalah, khususnya bagi umat non muslim. Keberadaan suara yang dihasilkan TOA ini, tidak hanya adzan saja, sungguh dirasakan sangat menggangu ketenangan dan kenyamanan. Ada begitu banyak orang merasa terganggu dengan kebisingan yang dihasilkan dari dalam masjid. Hal ini menimbulkan kesan bahwa doa umat islam menggangu ketenangan dan kenyamanan orang lain. Konyolnya, umat islam justru merasakan kebenaran ajaran imannya, bahwa suara adzan membuat setan-setan gelisah ketakutan (implisit mengatakan umat non muslim adalah setan).
Umat islam sendiri merasa bahwa TOA tak bisa dipisahkan dari aktivitas religius mereka. Karena itu, mempersoalkan keberadaan TOA dapat memicu masalah. Di kota Tanjung Balai Asahan pernah terjadi kerusuhan lantaran seorang perempuan Tionghoa meminta agar pengurus masjid mengecilkan volume suara TOA tersebut. Di daerah Sagulung, Batam, nyaris terjadi konflik lantaran seorang bapak tua meminta volume TOA dikecilkan.
Sebenarnya masalah kebisingan yang dihasilkan dari dalam masjid oleh alat pengeras suara ini sudah pernah disinggung oleh pemerintah. Wakil Presiden Yusuf Kalla, pada Juni 2015 lalu melarang masjid memutar kaset pengajian karena menyebabkan “polusi suara”. Dan menteri agama juga, pasca tragedi Tanjung Balai Asahan, terus menerus menghimbau pengurus masjid untuk mengurangi volume TOA.

ISLAM, TOA DAN TERORISME


Agama islam sepertinya sudah diidentikkan dengan keberadaan TOA (pengeras suara) di masjid-masjid. Di setiap masjid pasti selalu mempunyai alat pengeras suara itu; soal jumlah dan ukurannya bervariasi. Ada kesan bahwa pengeras suara tersebut sebagai salah satu atribut doa atau setidaknya sebagai alat bantu bagi umat islam dalam berdoa. Karena itu, tidak heran ketika umat islam berdoa selalu terdengar dimana-mana dari pengeras suara tersebut. Yang paling sering adalah adzan.
Akan tetapi, keberadaan TOA ini bukan tanpa masalah, khususnya bagi umat non muslim. Keberadaan suara yang dihasilkan TOA ini, tidak hanya adzan saja, sungguh dirasakan sangat menggangu ketenangan dan kenyamanan. Ada begitu banyak orang merasa terganggu dengan kebisingan yang dihasilkan dari dalam masjid. Hal ini menimbulkan kesan bahwa doa umat islam menggangu ketenangan dan kenyamanan orang lain. Konyolnya, umat islam justru merasakan kebenaran ajaran imannya, bahwa suara adzan membuat setan-setan gelisah ketakutan (implisit mengatakan umat non muslim adalah setan).
Umat islam sendiri merasa bahwa TOA tak bisa dipisahkan dari aktivitas berdoa mereka. Karena itu, mempersoalkan keberadaan TOA dapat memicu masalah. Di kota Tanjung Balai Asahan pernah terjadi kerusuhan lantaran seorang perempuan Tionghoa meminta agar pengurus masjid Al Maksum yang ada di lingkungannya mengecilkan volume TOA tersebut. Di daerah Sagulung, Batam, nyaris terjadi konflik lantaran seorang bapak tua meminta volume TOA dikecilkan.

MENGIKUTI TELADAN SANTO YOSEP


Hari ini umat katolik sedunia merayakan pesta Santo Yosep, suami dari Bunda Maria. Lima tahun lalu, persisnya 19 Maret 2014, blog budak-bangka menurunkan tulisan dengan judul “Belajar dari Teladan St. Yosep”. Tulisan tersebut masuk ke dalam kategori inspirasi hidup, karena dalam tulisan tersebut terkandung makna dan pesan yang bermanfaat bagi kehidupan.
Dikemas dalam bahasa Indonesia yang ringan dan sederhana sehingga dapat diniikmati oleh siapa saja. Sebagai inspirasi hidup, tulisan ini tidak hanya ditujukan bagi umat katolik saja, melainkan juga bagi siapa saja yang terbuka akan kebaikan hidup. Dengan menimba teladan hidup St. Yosep, orang dapat mengubah hidupnya sehingga bermakna bagi orang lain.
Siapa itu St. Yosep? Dan apa saja teladan hidupnya? Untuk menemukan jawaban atas dua pertanyaan itu, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

Minggu, 17 Maret 2019

MENGHADAPI SITUASI POST POWER SYNDROME

Hari ini, dua tahun lalu, persisnya 17 Maret 2017, blog budak-bangka menurunkan sebuah tulisan dengan judul “Post Power Syndrome”. Tulisan tersebut masuk dalam label bilik psikologi, karena berbicara mengenai persoalan kejiwaan seseorang. Tulisan dua tahun lalu itu diambil dari tulisan di Harian Kompas, 11 Februari 2017, hlm 13.
Hampir setiap orang akan mengalami situasi Post power syndrome (PPS). PPS merupakan suatu gejala “penyakit” yang dialami kebanyakan orang setelah tidak lagi punya aktivitas tetap. Karena itu, tulisan dua tahun lalu itu berangkat dari kisah pengalaman seorang mantan direktur di perusahaan multinasional. Dari kisah tersebut mengalirlah ulasan dan telaah psikologis mengenai orang-orang yang “tidak menjabat lagi” di suatu jabatan.
Tulisan tersebut dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan sehingga dapat dengan mudah dinikmati pembaca mana pun. Di dalam tulisan tersebut ada banyak tawaran berguna atau petunjuk praktis bagi mereka-mereka yang akan menghadapi situasi “tidak lagi menjabat”. Apa saja tawaran tersebut? Dan bagaimana orang dapat menghadapi situasi “tak menjabat lagi” dengan hati sukacita? Langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

PAUS FRANSISKUS: TEKNOLOGI MENCIPTAKAN PESONA BERBAHAYA


Teknologi memiliki potensi yang memberi manfaat bagi semua umat manusia, tetapi juga menimbulkan hal yang beresiko akan akibat-akibat tak terduga, demikian kata Paus Fransiskus. Evolusi yang cepat dari peningkatan kapasitas teknologi, misalnya dengan kecerdasan buatan dan robot, menciptakan “pesona berbahaya; alih-alih memperlakukan kehidupan manusia dengan peralatan yang meningkatkan kepedulian, ada resiko menyerahkan kehidupan ke logika instrumen,” jelas Paus Fransiskus pada 25 Februari lalu.
“Perubahan itu diarahkan untuk menciptakan hasil yang naas – mesin tidak terbatas bisa berjalan sendiri, tetapi akhirnya mengontrol umat manusia,” jelas Paus Fransiskus. Pernyataan Paus Fransiskus ini disampaikan dalam audensi dengan anggota Akademi Kepausan untuk Kehidupan dan mereka berpartisipasi dalam siding ppleno pada 25 – 27 Februari, yang mencakup lokakarya dua hari tentang “Etika Robot: Manusia, Mesin dan Kesehatan.”
Dalam pidatonya itu, Paus Fransiskus mencatat “paradoks dramatis” yang sedang bekerja saat ini: tepat ketika umat manusia telah mengembangkan kemampuan ilmiah dan teknologi untuk membawa kesejahteraan yang lebih baik dan lebih luas bagi semua orang, sebaliknya ada peningkatan ketidak-setaraan dan konflik yang semakin memburuk.
Sementara bersyukur atas penelitian yang telah memecahkan masalah yang dulu dianggap tidak dapat diatasi, komplikasi dan ancaman baru dan lebih berbahaya telah muncul, jelas Paus Fransiskus. Masalahnya adalah ketika teknologi dikejar semata-mata untuk menguasai kemampuan yang sama sekali baru sambil mengabaikan tujuan sebenarnya dari teknologi dan untuk siapa itu ditujukan.

KEBENARAN BUKAN SOAL PERASAAN


Hari ini, empat tahun lalu, persisnya 17 Maret 2015, blog budak-bangka menurunkan sebuah tulisan dengan judul “Antara Kesenangan dan Kebenaran”.  Tulisan tersebut masuk dalam kategori sebagai inspirasi hidup. Sebagaimana diketahui, ada begitu banyak sumber yang dapat dijadikan inspirasi hidup. Salah satunya adalah Kitab Suci. Bagi orang Kristen, kitab suci sudah menjadi pedoman hidup bagi umat manusia.
Inspirasi hidup dalam tulisan empat tahun lalu itu diambil dari Kitab Nabi Yeremia. Salah satu hal yang hendak disampaikan adalah bahwa tak selamanya yang menyenangkan itu benar. Tentulah hal ini sangat bertentangan dengan pendapat umum, yang lebih suka pada hal-hal yang menyenangkan. Kebenaran selalu ditentukan dari perasaan senang.
Tulisan tersebut dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan sehingga dapat dengan mudah dinikmati pembaca mana pun. Ada begitu banyak pesan yang terkandung di dalamnya, yang berguna bagi kita. Mau membaca tulisan tersebut? Langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

Jumat, 15 Maret 2019

PAUS FRANSISKUS: JANGAN BIARKAN SETAN MENGAMBIL KEPUTUSAN UNTUK KITA


Kekudusan Allah adalah kekuatan yang terus berkembang dan akan mengalahkan semua kejahatan bagi semua orang untuk selamanya, kata Paus Fransiskus. “Hari-hari hidup setan sudah ditentukan,” ujar Paus Fransiskus saat audensi umum mingguan, 27 Februari. “Satu hal yang pasti, setan harus takut dan ini bagus.”
Melanjutkan ceramah tentang doa Bapa Kami, Paus Fransiskus mengatakan doa itu dibagi menjadi tiga permintaan: agar nama Tuhan disucikan, kerajaan-Nya datang dan kehendak-Nya terjadi; empat permintaan tentang kebutuhan dasar manusia akan rejeki setiap hari, pengampunan dosa, membantu dalam melawan godaan, dan pembebasan dari kejahatan.
Doa Bapa kami mempunyai segala aspek penting untuk doa kristen: perenungan akan Tuhan dalam misteri dan kebaikannya, dan permintaan yang tulus dan berani untuk apa yang kita butuhkan untuk hidup dan hidup dengan baik.

PASTOR DAN SAHABAT LAMANYA


Pengetahuan adalah pencerahan budi. Dari budi turun ke hati, dan dari sana lahirlah kehendak dan aksi. Budi yang tercerahkan dapat mendatangkan tindakan-tindakan jernih. Dan pencerahan tidak melulu datang hanya dari buku-buku saja atau dari ruang kelas. Pencerahan itu bisa datang dari apa dan siapa saja serta dari mana saja, tergantung adanya keterbukaan hati dan budi. Salah satunya adalah pengalaman.
Hal inilah yang hendak diangkat blog budak-bangka lima tahun lalu. Pada 15 Maret 2014, budak-bangka menurunkan tulisan dengan judul: “Pastor dan Sopir Mikrolet”. Tulisan tersebut mau mengisahkan cerita perjumpaan seorang pastor dengan sahabat lamanya, yang berprofesi sopir angkot. Sekilas cerita itu biasa-biasa saja. Akan tetapi, setelah mengikuti cerita tersebut dengan hati dan budi yang terbuka, kita akan menemukan sejumlah pesan bernilai yang berguna.
Dikemas dengan bahasa yang sederhana dan alur cerita yang ringan membuat pembaca dapat dengan mudah menikmatinya. Tulisan tersebut tidak terlalu panjang. Dapat dikatakan relatif singkat, sehingga pembaca dapat dengan cepat menyelesaikan bacaannya dan langsung menemukan pesannya. Bagaimana kisah perjumpaan dua manusia beda profesi itu? Dan apa pesan cerita tersebut bagi kita? Langsung saja membacanya di sini. Selamat membaca!!!

Selasa, 12 Maret 2019

PAUS DENGAN CACATAN KONTROVERSIAL

Tidak dapat dipungkiri bahwa memang sejarah mencatat kehidupan beberapa Paus yang hidupnya tidak memberikan kesaksian yang baik tentang imannya. Beberapa contohnya terlampirkan di bawah ini (diambil sumber dari New Advent Encyclopedia dan New Catholic Encyclopedia):

1. Paus Clement VII (1523 – 1534)

Paus Clement VII, yang memiliki nama asli Giulio de’Medici, naik menjadi Paus menggantikan Paus Adrian VI. Di masa kepemimpinannya memang terjadi banyak masalah, yaitu berkembangnya revolusi Protestan, pertentangan politik antara Raja Francis I dan Kaisar Romawi Charles V, dan masalah permohonan pembatalan perkawinan Raja Henry VIII (Raja Inggris) dan kebutuhan untuk mengadakan reformasi Gereja.
a. Paus memihak reformer Protestan?
Setelah menjadi Paus, Clement VII memang menyampaikan keinginannya kepada Kaisar Charles V untuk mengadakan rekonsiliasi dengan para pengikut Luther. Kaisar Charles V menginginkan agar Paus mengadakan konsili, namun Paus menolak. Dua kali Paus bertemu dengan kaisar, namun mereka tidak mencapai kata sepakat, sehingga akhirnya di akhir pontifikat, masalah ini tidak terselesaikan, dan malah semakin parah. Karena sikapnya inilah, kemungkinan ada orang yang mencatatnya sebagai Paus yang kurang tegas, dan seolah membela pihak reformer Protestan. [Kita tidak pernah mengetahui alasan persisnya, namun mungkin saja justru ia ingin mengusahakan rekonsiliasi, tanpa perlu mengeluarkan pernyataan "anathema", seperti umumnya yang dinyatakan dalam konsili. Namun kemudian sejarah mencatat, bahwa akhirnya konsili tetap diadakan (Konsili Trent 1545 – 1563) setelah masa pontifikat Clement VII, karena biar bagaimanapun Gereja perlu menyatakan kembali ajaran benar, dan menolak ajaran yang salah.
b. Paus memihak Perancis?
Terhadap persaingan politik Francis I dan Charles V, Paus berusaha tetap menjaga kondisi status quo, tidak memihak keduanya, namun ternyata tidak semudah itu. Pertikaian antara kedua Raja antara lain disebabkan oleh membelotnya panglima perang Raja Francis I yang bernama Duc de Bourbon, yang kemudian menjadi panglima perang Kaisar Charles V, dengan nama Constable Bourbon. Namun kemudian Kaisar Charles V kekurangan dana untuk membayar tentara di bawah pimpinan Constable tersebut, sehingga para serdadu mengancam akan memberontak. Dalam situasi ini Paus terombang- ambing akan kekuasaan kedua Kaisar. Akhirnya Raja Francis I ditangkap oleh tentara Spanyol dan diasingkan ke Madrid (14 Januari 1526). Raja Francis I lalu menyerahkan klaimnya di Italia. Pada bulan Mei 1526, Paus Clement VII membuat perjanjian dengan Perancis yang bersekutu dengan Venice dan Florence (tempat kelahiran Paus), untuk memeriksa perkembangan kekuasaan Charles V yang menciptakan suasana kegelisahan di Italia, terutama di Florence. Hal ini membuat Raja Charles V marah, dan kemudian menekan Paus untuk membayar tentara perang pimpinan Constable Bourbon. Demi keamanan, Paus setuju untuk membayar 60,000 ducats, dan bahkan tentara kaisar Charles kemudian memaksa pembayaran sebanyak 100,000 ducats. Namun pengorbanan ini ternyata masih dianggap kurang. Tentara bayaran tersebut yang banyak di antaranya adalah Lutheran memaksa Constable Bourbon untuk mengadakan perampokan/penjarahan kota Roma. Terjadilah the Sack of Rome selama delapan hari, dimana terjadi penjarahan gedung-gedung gereja Katolik, para wanita termasuk para biarawati diperkosa, kedutaan dijarah, para kardinal diculik, dan upacara keagamaan diobrak-abrik dan para tentara berkelahi untuk memperebutkan hasil jarahan. Kerusuhan dan penjarahan ini mengakibatkan pemenjaraan Paus di Castel Sant'Angelo selama sekitar 7-8 bulan. Namun kemudian Paus bebas dan kembali ke Roma tahun 1528, dan akhirnya mengadakan perjanjian damai dengan Raja Charles V. Paus bahkan memahkotai Raja Charles di tahun 1530, dan perjanjian ini setidaknya menjadikan kondisi yang damai di Italia.
c. Paus tidak memihak Inggris?

Minggu, 10 Maret 2019

PAUS FRANSISKUS: STOP GOSIP DAN HANYA MENCARI KESALAHAN ORANG LAIN


Pra-paskah adalah saat yang tepat untuk berkonsentrasi melawan godaan untuk bergosip tentang orang lain, dan juga saat yang tepat memperbaiki kesalahan dan kekurangan diri sendiri, demikian pesan Paus Fransiskus dalam kesempatan kunjungannya ke Paroki St. Krispianus di Labaro, 3 Maret lalu. Labaro merupakan sebuah pinggiran kota di tepi Utara Roma.
“Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui,” demikian kata Paus Fransiskus mengutip ayat Injil hari itu. “Kita semua tahu biasanya lebih mudah atau lebih nyaman untuk memperhatikan dan mengecam kekurangan dan dosa orang lain daripada melihat cacat dan dosa kita sendiri dengan jelas.”
Paus Fransiskus kembali ke perikop itu selama kunjungannya ke paroki dan mengatakan kepada umat paroki bahwa Yesus “ingin mengajar kita untuk tidak berkeliling mengkritik orang lain, tidak pergi mencari cacat orang lain, tetapi pertama-tama melihat ke dalam diri sendiri.”
Jika seseorang berkata ‘tetapi Bapa, saya tidak punya cacat,’ “Saya meyakinkan Anda bahwa jika Anda tidak melihat cacat dan dosa itu di sini, Anda akan menemukannya nanti di Api Pencucian! Lebih baik menemukan itu di sini,” jelas Paus Fransiskus. Sayangnya, orang jarang berhenti memperhatikan cacat orang lain, dan itu ‘sudah menjadi keahlian kita’.

PAUS FRANSISKUS: JANGAN SERAKAH


Masa pra-paskah mengingatkan umat katolik bahwa mengikuti kesenangan pribadi yang berlebihan merusak persekutuan dengan Allah, dengan orang lain dan dengan ciptaan. Demikian ucap Paus Fransiskus dalam pesannya untuk prapaskah 2019 ini. Kegagalan untuk hidup sebagai anak-anak Allah dapat memberi jalan kepada dosa, yang “mengambil bentuk keserakahan dan pengejaran akan kenyamanan yang tidak terkontrol, kurangnya perhatian untuk kebaikan orang lain dan bahkan diri sendiri.”
“Jika kita tidak secara terus menerus mengarah menuju Paskah, menuju cakrawala Kebangkitan, mentalitas yang dinyatakan dalam slogan-slogan ‘Aku menginginkan semuanya dan aku menginginkannya sekarang!’ dan ‘Terlalu banyak tidak pernah cukup’, akan berada di atas angin,” kata Paus Fransiskus. Pesan pra-paskah Paus, yang dirilis di Vatikan 26 Februari, berpusat pada satu ayat dari Surat Santo Paulus kepada jemaat di Roma, dimana rasul mengungkapkan kerinduan ciptaan untuk menyatakan anak-anak Allah.
Kerinduan itu, menurut Paus Fransiskus, adalah “perjalanan dari Paskah ke Paskah menuju pemenuhan keselamatan” yang telah diterima semua orang kroisten melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Merefleksikan pada “perjalanan pertobatan”, pra-paskah, Paus Fransiskus menjelaskan bahwa ketika orang kristen hidup sebagai anak-anak Allah, semua ciptaan mendapat manfaat dari rahmat penebusan.
Namun Paus Fransiskus mengingatkan bahwa keharmonisan yang dihasilkan oleh penebusan terus-menerus terancam oleh kuasa dosa dan kematian. Dosa, yang merupakan akar dari semua kejahatan, mengganggu persekutuan manusia dengan Tuhan dan “merusak hubungan kita yang harmonis dengan lingkungan” dan membuat “manusia menganggap dirinya dewa pencitaan,” jelas Paus Fransiskus.

Jumat, 08 Maret 2019

UMAT ISLAM HARAM DIPIMPIN KAFIR

Tak sengaja saya menemukan postingan di akun facebook, yang berisi gambar demo penolakan atas pemimpin kafir (lihat gambar di atas). Melihat gambar tersebut terlihat jelas bahwa foto gambar itu ditujukan kepada Ahok, atau bernama lengkapnya Basuki Tjahaya Purnama. Dengan kata lain, gambar foto yang dimuat di laman facebook tersebut mau menggambarkan demo menentang Ahok tampil sebagai pemimpin. Dan postingan tersebut merupakan kenangan 4 tahun lalu.
Namun yang menarik bagi kami sebenarnya adalah komentar atas postingan tersebut. Adalah Muriasnal Hasan, pada hari dan tanggal yang sama dengan postingan kenangan tersebut, mengomentari isi tulisan yang ada pada gambar foto postingan. Muriasnal menulis, “Benar loh. Emang Haram”. Komentar Muriasnal ini mau menunjukkan kebenaran dari isi tulisan pada gambar foto postingan, yang berbunyi “Haram Umat Islam Dipimpin Orang Kafir”. Dapat juga dikatakan bahwa Muriasnal kembali menegaskan bahwa umat islam haram dipimpin oleh orang kafir.
Siapa itu orang kafir? Dari penjelasan seorang muslim, yang dapat dibaca pada blog ini, “Memahami Kata Kafir Menurut Islam”, orang kafir itu adalah orang yang tidak memeluk islam. Namun dalam sumber suci umat islam, yakni Alquran, orang kafir itu adalah orang Kristen, sekalipun di bagian lain dari Alquran orang Kristen disebut juga sebagai ahlul kitab.
Terlepas dari pertentangan dalam Alquran itu, fokus tulisan ini hanya pada komentar Muriasnal tadi. “Benar loh. Emang Haram”. Kami tak tahu apakah Muriasnal menyadari konsekuensi dari tulisannya tersebut. Ini bukan soal kebenaran, karena kebenarannya sudah pasti. Ini persoalan efek dari kebenaran tersebut.

CARA MENUMBUHKAN KASIH SAYANG DALAM KELUARGA


Dua tahun lalu, persisnya 8 Maret 2017, blog budak-bangka menurunkan tulisan dengan judul “Memupuk Kasih Sayang dalam Keluarga”. Tulisan tersebut merupakan olahan dari sebuah tulisan yang ada di harian Kompas tanggal 12 Februari 2017, halaman 11. Lewat tulisan tersebut penulis hendak mengajak para orangtua untuk membina dan menghidupkan kasih sayang dalam rumah tangganya. Ada begitu banyak manfaat yang akan diperoleh dengan tumbuhnya kasih sayang dalam keluarga.
Penulis menyajikan tulisannya dengan menggunakan bahasa yang sederhana, dan menguraikannya dengan ringan sehingga siapa pun dapat dengan mudah menikmatinya. Tulisan tersebut lebih mirip seperti petunjuk praktis bagaimana menumbuhkan kasih sayang dalam rumah tangga, antar anggota keluarga. Dan dengan bahasa yang ringan dan sederhana, tulisan tersebut menjadi sangat menarik.
Nah, bagaimana menghidupkan kasih sayang dalam keluarga? Kenapa harus ada kasih sayang dalam keluarga? Apa saja yang harus dilakukan ayah dan bunda sehingga kasih sayang itu ada dalam rumah tangganya? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu dapat ditemukan dengan membaca tulisan tersebut di sini. Selamat membaca!!!

SIKAP GEREJA TERHADAP HUKUMAN MATI


Terhadap kasus-kasus kejahatan berat, banyak orang punya keinginan supaya para pelakunya dihukum seberat-beratnya, tak terkecuali hukuman mati. Misalnya, kasus narkoba atau pembunuhan sadis berencana. Orang seakan mendapatkan kepuasan bila melihat terhukum tersebut mati. Akan tetapi, tak sedikit juga orang menolak hukuman mati. Salah satunya adalah Gereja.
Tulisan empat tahun lalu, persisnya 8 Maret 2015, di blog budak-bangka, mengangkat topik ini. Judul tulisannya adalah “Gereja Tolak Hukuman Mati”. Yang dimaksud “Gereja” di sini adalah jemaat kristiani dari Katolik (yang diwakili KWI) dan Protestan (diwakili PGI). Tulisan tersebut menampilkan pernyataan sikap dua lembaga tinggi Gereja Indonesia terhadap hukuman mati.
Kenapa Gereja menolak hukuman mati? Apa dasar penolakannya? Dan bagaimana tanggapan pemerintah atas pernyataan itu? Temukan jawabannya dengan membaca tulisan itu di sini. Selamat membaca!!!

Kamis, 07 Maret 2019

BAGAIMANA MENYIKAPI PERSELISIHAN


Menjelang PEMILU serentak 17 April mendatang, suhu politik di Indonesia sangat panas. Yang terjadi bukan hanya persaingan, melainkan sudah mengarah kepada perselisihan. Hal ini sangat diprihatinkan oleh banyak pengamat politik, karena ada bahaya bangsa ini akan terjerumus ke arah kehancuran. Masa kampanye yang seharusnya diisi dengan menawarkan gagasan sehingga masyarakat mendapatkan pencerahan, malah disajikan hoax, fitnah dan saling serang antar kandidat.
Menghadapi situasi sekarang ini, kiranya tulisan blog budak-bangka tahun lalu, persisnya pada 7 Maret 2018, menjadi sangat relevan. Tulisan tersebut berjudul “Nasehat Paulus Soal Perselisihan”. Tulisan tahun lalu itu merupakan refleksi atas tulisan-tulisan Rasul Paulus terkait dengan masalah perselisihan yang terjadi dalam kehidupan jemaat. Sekalipun nasehat Rasul Paulus itu ditujukan kepada jemaat tertentu dalam masa lalu, namun pesannya masih relevan hingga kini.
Tulisan tersebut disajikan dengan bahasa yang cukup sederhana dan narasi yang menarik sehingga dapat dinikmati siapa saja. Di samping itu, tulisan itu sendiri cukup singkat, sehingga pembaca dapat langsung menemukan pesan dan pendasarannya.
Nah, apa dan bagaimana nasehat Rasul Paulus terkait masalah perselisihan? Bagaimana pesan tulisan tersebut diterapkan dalam situasi kita saat ini? Langsung saja temukan jawabannya dengan membaca tulisan tersebut di sini. Selamat membaca!!!

SELALU BERSYUKUR MESKI KUDUNG


Umumnya orang bersyukur ketika mengalami situasi atau keadaan yang baik. Sangat sulit orang bersyukur ketika menghadapi situasi sulit atau suasana hati lagi suram. Tema inilah yang diangkat budak-bangka.blogspot.com dalam tulisannya tiga tahun lalu, persisnya pada 7 Maret 2016. Tulisan tersebut diambil dari salah satu situs Gereja Katolik, yaitu Hidup Katolik.
Tulisan tiga tahun lalu itu merupakan kesaksian hidup seorang perempuan tua. Jadi, bukan merupakan uraian teoretis, melainkan praktis. Disajikan dengan bahasa yang cukup sederhana dan narasi yang menarik sehingga dapat dinikmati siapa saja. Tentulah maksud penulis menampilkan tulisan tersebut bertujuan supaya pembaca juga dapat bersyukur dalam hidupnya, tidak hanya dalam suasana suka melainkan juga duka.
Siapakah perempuan tua yang mampu bersyukur dalam suasana derita itu? Apa saja yang dilakukannya? Bagaimana dia dapat bersyukur sekalipun menghadapi situasi yang tidak menyenangkan? Kalau mau tahu jawaban-jawabannya, langsung saja baca tulisan tersebut di sini. Selamat membaca!!!

INILAH CIRI KARYAWAN BANDEL


Blog budak-bangka, pada hari ini empat tahun lalu, persisnya 7 Maret 2015, menurunkan sebuah tulisan yang membahas seputar kantor atau dunia usaha. Judul tulisannya adalah “Ciri Karyawan Bandel”. Tulisan tersebut merupakan kutipan dari tulisan yang ada di harian Kompas, 2 Februari 2015, yang ada pada halaman 37. Ditilik dari judulnya, sangat jelas bahwa tulisan tersebut berguna bagi para atasan supaya dapat mengenal apakah karyawannya masuk kategori bandel atau tidak. Di sampaing itu, tulisan tersebut bermanfaat juga bagi para karyawan sendiri, sebagai bahan refleksi diri sehingga dapat mawas diri.
Disajikan dengan bahasa yang cukup sederhana dan narasi yang menarik sehingga dapat dinikmati siapa saja. Tulisan tersebut sendiri sangat singkat. Mungkin penulisnya ingin langsung to the point ke sasaran atau maksud tulisan sehingga penulis tidak memakai alur berpikir yang berputar-putar. Singkatnya tulisan tersebut tidak hanya memudahkan pembaca untuk cepat membacanya, tetapi juga memudahkan pembaca untuk mengingat pesannya.
Nah, bagaimana ciri karyawan yang bandel? Apakah sebagai karyawan, saya masuk dalam ketegori bandel? Temukan jawabannya dengan membaca tulisan tersebut di sini. Selamat membaca!!!

Selasa, 05 Maret 2019

TULISAN-TULISAN TENTANG RABU ABU


BESOK, 6 Maret 2019, dalam kalender Gereja Katolik dikenal sebagai hari Rabu Abu. Bagi umat katolik seluruh dunia Rabu Abu berarti awal memasuki masa pra-paskah dan masa puasa, dimana umat akan ditandai dengan abu di dahinya. Dua masa ini dilihat sebagai masa persiapan untuk menyambut Hari Raya Paskah. Secara rohani, masa persiapan ini dikenal juga sebagai kesempatan retret agung bagi umat katolik.
Sejak tahun 2013 budak-bangka.blogspot banyak menurunkan tulisan seputar masa pra-paskah atau masa puasa ini. Tulisan-tulisan itu adalah:
DEMIKIANLAH tujuh tulisan dalam blog budak-bangka. Kalau mau membaca, langsung saja klik pada judul tulisannya. Selamat membaca!!!

MISA MINGGU PADA SABTU SORE


Mengikuti perayaan ekaristi pada hari Minggu merupakan suatu kewajiban bagi umat katolik. Kewajiban ini tertuang dalam sepuluh perintah Allah (kuduskanlah hari Tuhan) dan lima perintah Gereja (ikutilah misa pada hari Minggu dan hari raya wajib lainnya). Memang sebenarnya kata “wajib” kurang tepat dikenakan pada mengikuti aktivitas ini, karena ekaristi sebenarnya adalah kebutuhan.
Di kebanyakan gereja di Indonesia, perayaan ekaristi hari Minggu diselenggarakan pada Sabtu sore. Pelaksanaan misa pada Sabtu sore ini terjadi karena beberapa faktor seperti keterbatasan tenaga pastoral (imam) dimana jumlah gereja yang dilayani cukup banyak atau umatnya sangat banyak sehingga gereja tak mampu menampung sekali untuk satu misa.
Akan tetapi pelaksanaan misa pada Sabtu sore sering menimbulkan pro – kontra di tengah umat. Masih ada umat yang berpikir bahwa perayaan ekaristi yang diadakan pada Sabtu sore tidak sama nilainya dengan ekaristi hari Minggu. Dengan kata lain, umat yang ikut perayaan ekaristi hari Sabtu sore belum melaksanakan kewajibannya untuk menguduskan hari Tuhan dan mengindahkan perintah Gereja. Karena itu, umat yang ikut misa pada Sabtu sore harus mengikuti juga misa atau ibadat pada Minggu pagi.
Pendasaran Ekaristi Sabtu Sore
Pertama-tama harus disadari bahwa Gereja Katolik tidak hanya memakai perhitungan penanggalan berdasarkan pergerakan matahari (solar system) saja, melainkan juga bulan (lunar system). Jika solar system menghitung hari dimulai dari pukul 24.00 atau pukul 00.00, hitungan hari berdasarkan sistem pergerakan bulan dimulai dari sore hari ketika matahari mulai terbenam.
Adakah dokumen-dokumen Gereja yang menunjang pendasaran ekaristi pada Sabtu sore ini?