Kamis, 15 Januari 2015

Bahaya Kehamilan Dekat

BAHAYA JARAK KEHAMILAN TERLALU DEKAT
Kesamaan aktris Hollywood seperti Jessica Simpson, Megan Fox, atau Kristen Bell, bukan hanya sukses di karier tapi juga mereka hamil kurang dari dua tahun sejak kelahiran anak pertamanya. Kita mungkin juga banyak menjumpai saudara, teman, atau tetangga, yang kehamilannya berjarak dekat dari kehamilan sebelumnya.

Jarak kehamilan yang terlalu dekat sebenarnya bisa berbahaya karena bisa menyebabkan komplikasi. Dalam sebuah studi meta-analisis tahun 2006 ditemukan, jarak kehamilan yang kurang dari 18 bulan terkait erat dengan berat badan bayi rendah, persalinan kurang bulan, dan ukuran bayi tidak sesuai dengan usia kehamilan.

Bukan hanya itu, wanita yang hamil kurang dari 6 bulan setelah kelahiran sebelumnya memiliki risiko 40 persen melahirkan prematur dan 61 persen risiko berat bayi lahir rendah, jika dibandingkan dengan wanita yang hamil minimal 18 bulan kemudian. 


Resiko lain dari kehamilan yang terlalu dekat adalah anemia pada kehamilan berikutnya. Resiko ini tidak bisa diremehkan karena bisa berdampak pada kesehatan ibu dan bayi. ini karena tubuh ibu belum cuku untuk mengumpulkan cadangan nutrisi setelah kehamilan pertama.

Karena berbagai alasan medis tersebut, organisasi kesehatan dunia (WHO) saat menganjurkan untuk mengatur jarak antara kehamilan sekitar 2 sampai 5 tahun. "Kehamilan kedua juga akan menyulitkan proses pemberian ASI pada bayi," kata Marielena Guerra, dokter kandungan di Florida.

Saat menyusui, tubuh akan melepaskan hormon oksitosin yang juga bisa memicu kontraksi. Jadi jika Anda sedang hamil dan masih menyusui, kemungkinan mengalami kontraksi akan lebih sering dan lebih kuat.

Selain alasan medis, kehamilan yang terlalu dekat juga bisa membuat si kecil jadi kurang diperhatikan oleh ibu yang sedang mengandung. Padahal, si kecil yang belum berusia satu atau dua tahun, sedang membutuhkan belaian ibu.

Tentu terkadang kita tidak bisa menentukan sendiri kehamilan. Oleh karena itu, bicarakan pada dokter untuk mengetahui metode kontrasepsi yang terbaik setelah melahirkan. Semua demi kesehatan ibu dan si buah hati.

Sumber: Kompas Health

Orang Kudus 15 Januari: St. Paulus

SANTO PAULUS, PETAPA
Paulus berasal dari Mesir. Semenjak berusia 15 tahun, ia menjadi anak piatu. Meskipun demikian, ia memperoleh pendidikan agama yang baik dan benar. Ketika terjadi penganiayaan terhadap umat Kristen pada tahun 250, ia menyembunyikan diri di rumah seorang kawannya. Tetapi ia pun akhirnya ditangkap dan dihadapkan ke depan pengadilan karena laporan dari seorang kawannya.

Ia berhasil melarikan diri ke padang gurun. Di sana ia terus menerus berdoa agar penganiayaan itu segera berakhir, dan dia boleh pulang ke kampung halamannya. Namun kiranya Tuhan mempunyai rencana lain atas dirinya. Hidup dalam kesunyian padang gurun dalam doa dan tapa membuatnya semakin dekat dan mesra bersatu dengan Tuhan. Ia lalu memutuskan menetap di padang gurun.

Setelah berkelana ke sana kemari, ia akhirnya menemukan sebuah sumber air. Di tempat inilah ia mulai berdoa dan bertapa. Atas suruhan Allah, Santo Antonius menemuinya. Keduanya bersama-sama memulai hidup baru dalam persatuan erat dengan Allah. Saat ajalnya yang sudah dekat diberitahukannya kepada Antonius dengan pasti. Ia meminta Antonius untuk membungkus tubuhnya dengan pakaian yang dipakai Antonius. Ketika meninggal dunia, ia genap berumur 113 tahun.

sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 15 Januari:

Renungan Hari Kamis Biasa I - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa I, Thn B/I
Bac I    Ibr 3: 7 – 14; Injil                  Mrk 1: 40 – 45;

Bacaan pertama hari ini diambil dari Surat kepada Orang Ibrani. Dalam suratnya itu penulis menasehati pembacanya supaya percaya kepada kuasa Allah dan tidak berhati jahat. Selain itu penulis juga mengajak agar para pembacanya saling mengingatkan satu sama lainnya. Penulis tidak mau ada anggotanya yang sesat oleh karena tipu daya dosa. Menurut penulis hal ini bisa saja terjadi kapan dan dimana saja. Penulis mengungkapkan pengalaman bangsa Israel zaman Perjanjian Lama, dimana umat pilihan Allah itu bertegar hati sehingga akhirnya jatuh ke dalam dosa.

Pesan penulis Surat kepada Orang Ibrani, agar tidak berhati jahat dan percaya kepada Tuhan, terlihat pada diri orang yang sakit kusta dalam Injil hari ini. Dikatakan bahwa ia datang kepada Tuhan Yesus dan memohon, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” (ay. 40). Di sini terlihat sikap rendah hati si penderita kusta itu. Selain itu, ia juga percaya bahwa Tuhan Yesus dapat menyembuhkan dia dari penyakit kustanya. Dan itulah yang terjadi. Sikapnya yang rendah hati dan kepercayaannya menggugah hati Tuhan Yesus. Maka sembuhlah orang itu.

Hari ini kita mendapat ajakan yang baik dari sabda Tuhan. Melalui sabda-Nya Tuhan mengajak kita untuk berhati jahat dan tidak percaya kepada Tuhan. Secara sederhana Tuhan menghendaki supaya kita tidak jatuh ke dalam dosa. Akan tetapi, bukan berarti kita hanya berjuang sendirian saja. Kita diminta untuk berusaha bersama dengan sesama kita. Dengan saling mengingat, menegur dan meneguhkan, kita bersama-sama dapat menghindari dari dosa. Hal inilah yang akan mendatangkan keselamatan.

by: adrian