Menurut ilmu psikologi, sindrom Napoleon digambarkan sebagai orang yang menderita kecenderungan ‘kompleksitas rasa rendah diri’ yang kuat dan sangat rentan untuk mengompensasi berlebihan badan mereka yang pendek dengan perilaku yang sombong dan tidak bertanggung-jawab, untuk mendapatkan hormat dan penerimaan dari ‘kawan-kawan mereka yang besar’. Orang dengan kompleks ini mempunyai karakter sosial yang terlalu agresif dan mendominasi. Sebelum menjelaskan kerumitan dari gangguan ini, pertama-tama perlu diketahui berapa sesungguhnya tinggi tubuh Muhammad. Memang umat islam selalu menggambarkan Muhammad dengan perawakan sempurna: tinggi, tegap, atletis dan macho. Namun beberapa sumber islam menyebut Muhammad sebenarnya termasuk cebol, dan juga gendut.
Telah menceritakan kepada kami muslim bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Abdussalam bin Abu Hazim Abu Thalut ia berkata; Aku melihat Abu Barzah masuk menemui Ubaidullah bin Ziyad, lalu ada seseorang dalam sebuah rombongan bernama muslim bercerita kepadaku. Ketika Ubaidullah melihatnya, ia berkata, "Sesungguhnya salah satu dari kelompok Muhammad adalah orang yang gemuk dan pendek." (Abu Dawud 4124, cetak tebal dari kami sebagai penekanan).
Dari kutipan hadis tersebut, perkataan Ubaidullah menjelaskan bahwa postur Muhammad adalah gemuk dan pendek. Akan tetapi, ada juga terjemahan lain yang berdampak pada beda tafsiran: "Sesungguhnya salah satu dari kelompok Muhammad ada orang yang gemuk dan pendek." Pada kalimat ini, postur tubuh gemuk dan pendek ada dalam kelompok Muhammad, entah siapa itu. Terjemahan mana yang benar, tak ada ada yang tahu persis.
Namun untuk mendukung pernyataan pertama, kisah “testing roh” dapat memberi gambaran soal postur Muhammad. Dikisahkan suatu hari Khadijah, istri Muhammad, ingin mengetes apakah kerasukan Muhammad disebabkan oleh iblis atau roh ilahi. Khadijah mau meyakinkan Muhammad bahwa dia ‘waras’.