Senin, 28 April 2014

Proses Pembuatan Coklat

PROSES PEMBUATAN COKLAT
Coklat berasal dari biji kakao matang yang dikeringkan. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil kakao. Namun sayang, coklat lebih terkenal di luar negeri. Hingga era reformasi, belum ada produk coklat lokal yang mumpuni, padahal cara membuatnya tidaklah terlalu susah.
Untuk membuat coklat dibutuhkan beberapa proses. Sementara untuk menghasilkan coklat yang berkualitas, tergantung ramuannya. Ada beberapa tahapan pembuatan coklat. Awalnya, biji kako dibersihkan untuk menghilangkan semua bahan asing. Perlu diperhatikan, hendaklah mendapatkan biji kako yang benar-benar matang.
Setelah bersih, biji kakao dipanggang untuk mengeluarkan rasa coklat dan warna biji. Dalam proses ini perlu diperhatikan tingkat suhu, waktu dan tingkat kelembaban. Hal ini dikaitkan juga dengan jenis biji kakao dan jenis produk yang hendak dihasilkan.
Biji kakao yang sudah dipanggang dimasukkan ke dalam winnowing machine untuk memisahkan kulit ari biji dari biji kakao. Biji kakao kemudian masuk dalam proses alkalisasi.
Setelah proses alkalisasi, biji kakao digiling untuk menghasilkan cocoa liquor. Di sini perlu diperhatikan suhu dan tingkat penggilingan, karena berpengaruh pada jenis produk yang mau dihasilkan.
Sesudah biji kakao menjadi cocoa liquor, bahan mentah tersebut dapat ditambah dengan beberapa bahan pencampur untuk menambah citra rasa coklat. Beberapa bahan campuran yang biasa digunakan adalah: vanila, kacang, biji mente, susu, dll. Campuran ini perlu memperhatikan formulanya.
Langkah selanjutnya adalah mengekstrak the cocoa liquor dengan cara dipress untuk mendapatkan cocoa butter dan kakao dengan massa padat yang disebut cocoa presscake. Persentasi lemak kakao yang dipress disesuaikan dengan keinginan kita sehingga komposisi cocoa butter dan cocoa presscake tidak sama. Cocoa butter, dengan penambahan cocoa liquor,  akan dipakai dalam pembuatan coklat. Di sini akan dimasukkan bahan-bahan lain seperti gula, susu, pengemulsi agen. Takaran bahan akan berbeda sesuai jenis coklat yang diproduksi. Sementara cocoa presscake dihaluskan menjadi bubuk coklat.
Tahap berikutnya adalah refining dan conching. Tahap ini bertujuan untuk meningkatkan lebih lanjut soal rasa dan tekstur coklat. Hasil conching kemudian melewati proses pemanasan, pendinginan dan pemanasan kembali. ini berfungsi untuk mencegah perubahan warna dan lemak coklat.
Setelah selesai proses di atas, campuran coklat kemudian dimasukkan ke dalam cetakan dan didinginkan dalam ruang pendingin. Dibutuhkan waktu yang pas sehingga coklat benar-benar padat. Lalu coklat siap dikemas dan didistribusikan.

Jakarta, 27 April 2014
by: adrian, dari berbagai sumber

(Inspirasi Hidup) Jangan Menunda Kebaikan & Kebenaran


JIKA TAHU ITU BAIK DAN BENAR, LAKUKANLAH!
Suatu hari Sang Guru bercerita.

Ada seorang kaya raya. Setiap hari ia selalu bersukaria dalam kemewahan. Ada pula seorang miskin. Badannya penuh dengan borok. Hari-hari ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu berharap mendapatkan sisa makanan dari orang kaya itu. Kerap anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.

Suatu ketika matilah orang miskin itu. Oleh para malaikat, ia dibawa ke pangkuan Allah. Tak lama kemudian orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Ia dibawa ke alam siksa. Sementara si kaya  menderita sengsara di alam siksa, ia memandang ke atas dan dilihatnya Tuhan Allah bersama si miskin duduk di pangkuannya.

Ia berseru, ”Tuhan, kasihanilah aku! Suruhlah dia, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.”

Akan tetapi Tuhan Allah berkata, “Anakku, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang enak sewaktu hidupmu, sedangkan dia segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan. Selain itu di antara kita ada jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.”

Kata si kaya itu, “Kalau demikian, aku minta kepadamu, ya Tuhan, supaya Engkau menyuruh dia ke rumah keluargaku. Masih ada lima orang saudaraku. Aku mau supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.”

Namun kata Tuhan, “Ada pada mereka kesaksian orang-orang bijak. Ada pada mereka Kitab Suci. Baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.”

Jawab orang itu, “Tidak, ya Tuhan! Mereka tidak akan percaya. Namun jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.”

Kata Tuhan kepadanya, “Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian orang-orang bijak dan Kitab Suci, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
Jakarta, 20 Maret 2014
disadur oleh adrian; kisah aslinya dilihat di sini.

Orang Kudus 28 April: St. Louis Marie Grignon de Monfort

SANTO LOUIS MARIE  GRIGNON DE MONFORT, PENGAKU IMAN
Louis Grignon lahir di Monfort, Perancis, dari sebuah keluarga miskin pada tahun 1673. Di masa mudanya, ia dikenal lekas marah bila ada sesuatu yang tidak memuaskan hatinya. Namun ketika ia meningkat dewasa, ia mampu mengendalikan sifatnya itu dan berubah menjadi seorang yang penuh pengertian dan rendah hati. Perubahan ini menjadi suatu persiapan yang baik baginya untuk memasuki perjalanan hidup yang panjang sebagai seorang imam.

Pendidikannya yang berlangsung di Paris dirintangi oleh banyak kesulitan, terutama karena kekurangan uang, baik untuk biaya pendidikannya maupun untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hidupnya sungguh memprihatinkan. Biliknya sangat sempit, tanpa pemanas ruangan di musim dingin. Untuk memperoleh sedikit uang, ia berusaha bekerja malam di sebuah rumah sakit sebagai penjaga jenazah-jenazah. Namun semua penderitaan yang menimpanya dihadapinya dengan penuh ketabahan demi mencapai cita-citanya yang luhur.

Setelah beberapa tahun berkarya sebagai imam misionaris di dalam negeri dan menjadi pembimbing rohani di sebuah rumah sakit, ia berziarah ke Roma untuk bertemu dengan Paus Klemens XI (1700-1721). Di Roma ia diterima oleh Paus. Melihat karya dan kepribadiannya, Paus memberi gelar "Misionaris Apostolik" kepadanya. Oleh Paus, ia ditugaskan untuk menobatkan para penganut Yansenisme yang sudah merambat di seluruh Perancis. Tugas suci itu diterimanya dengan senang hati dan dilaksanakannya dengan sangat berhasil.

Di Poiters, ia meletakkan dasar bagi Kongregasi Suster-suster Putri Sapientia, sedangkan di Paris ia menyiapkan Anggaran Dasar bagi tarekat imam-imamnya. Ia menghayati kaul kemiskinan dengan sungguh-sungguh dengan menggantungkan seluruh hidupnya kepada kemurahan hati umatnya. Dua kali ia lepas dari usaha pembunuhan oleh para penganut Yansenisme. Di Indonesia ia dikenal sebagai salah satu pelindung Legio Maria. Ia mendirikan Tarekat Monfortan, yang anggota-anggotanya berkarya juga di Kalimantan Barat. Bertahun-tahun terakhir hidupnya dihabiskannya dengan berdiam di sebuah gua yang sunyi untuk berdoa dan berpuasa hingga menghembuskan nafasnya pada tahun 1716 dalam usia 43 tahun.

Renungan Hari Senin Paskah II - A

Renungan Hari Senin Paskah II, Thn A/II
Bac I   : Kis 4: 23 – 31; Injil          : Yoh 3: 1 – 8;

Injil hari ini mengisahkan diskusi antara Yesus dengan Nikodemus, seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi. Peristiwa ini jelas tidak ada kaitan langsung dengan peristiwa kebangkitan, karena diskusi itu terjadi jauh sebelum Yesus wafat di kayu salib. Akan tetapi, tema diskusinya menyinggung soal kebangkitan, yaitu pembaharuan. Ini terlihat dalam pernyataan Yesus, “Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” (ay. 3). Kelahiran kembali dapat dilihat sebagai menjadi manusia baru dan kerajaan Allah merupakan wujud keselamatan atau kemuliaan. Ini sama seperti Yesus yang bangkit untuk mencapai kemuliaan-Nya.

Salah bentuk kelahiran kembali dapat dilihat dalam diri para murid. Sebelumnya mereka dikenal sebagai orang-orang yang sederhana, pengetahuan terbatas, kurang percaya dan penakut. Namun setelah mengalami kebangkitan Yesus, mereka seakan dilahirkan kembali. mereka menjadi manusia baru yang beriman teguh dan berani. Ini terlihat dalam bacaan pertama. Sekalipun mendapat tekanan dari penguasa, mereka terus “memberitakan firman Allah dengan berani.” (ay. 31).

Sabda Tuhan hari ini mau mengingatkan kita sebagai murid-murid Yesus Kristus. Kita sudah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Kristus, secara khusus lewat sakramen-sakramen (baptis dan krisma). Oleh karena itu, kita adalah manusia baru. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk tetap mempertahankan kebaruan-kemanusiaan kita. Kebaruan itu dapat diperlihatkan dalam sikap hidup keseharian kita sebagai wujud kesaksian akan kasih Allah.

by: adrian