Minggu, 24 Agustus 2014

Orang Kudus 24 Agustus: St. Emilia de Vialar

SANTA EMILIA DE VIALAR, PENGAKU IMAN
Anna Marguerite Adelaide Emilia de Vialar lahir di Gaillac, Perancis, pada tahun 1797. Pada masa mudanya, Emilia belajar di Paris. Setelah menyelesaikan studinya, ia memilih berkarya di antara orang-orang sakit dan miskin. Karyanya ini didukung oleh keuangan dan dorongan moril dari kakeknya Baron de Portal, seorang dokter yang mengabdi Raja Perancis, Louis XVIII dan Charles X. Sebaliknya ia mendapat tantangan yang cukup hebat dari orang tuanya. Ayahnya memaksa dia menikah dengan seorang pemuda pilihan yang disukai keluarganya. Emilia yang memilih hidup tak menikah, menjauhkan diri dari orang tuanya.

Sepeninggal kakeknya, Baron de Portal, Emilia membeli sebuah rumah dengan uang warisan yang diterima dari kakeknya. Di rumah itu ia mulai merintis pendirian Kongregasi Suster-suster Santo Yusuf bersama 10 orang calon. Tarekat religius baru ini mengabdikan diri di bidang pewartaan orang-orang sakit dan pelayanan orang miskin, pendidikan kaum muda dan karya misi. Pendirian kongregasi ini direstui Takhta Suci dan disahkan pada tahun 1835. Tarekat ini berkarya di Balkan, Afrika, Timur Dekat, Burma dan Australia. Emilia meninggal dunia pada tanggal 24 Agustus 1856 dan dinyatakan ‘kudus’ pada tahun 1951.

Baca juga riwayat orang kudus 24 Agustus
St. Bartolomeus

Renungan Hari Minggu Biasa XXI - A

Renungan Hari Minggu Biasa XXI, Thn A/II
Bac I    Yes 22: 19 – 23; Bac II                     Rom11: 33 – 36;
Injil      Mat 16: 13 – 20;

Sabda Tuhan dalam bacaan pertama dan kedua hari ini mau mengatakan kepada kita tentang Allah yang mahakuasa. Kemahakuasaan Allah dalam Kitab Nabi Yesaya, yang menjadi bacaan pertama, terlihat pada pergantian jabatan dari Sebna ke Elyakim bin Hilkia. Allah memiliki kuasa untuk menurunkan dan mengangkat seseorang pada jabatan manusiawi. Bahkan untuk Elyakim, yang akan diangkat-Nya, Allah sendiri yang akan melindungi dan memperkuat kedudukannya.

Paulus dalam bacaan kedua juga menyatakan kemahakuasaan Allah. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus mengungkapkan kemahakuasaan Allah dalam sebuah kidung. Dalam kidung itu Paulus menyatakan bahwa Allah sungguh mahakuasa sehingga manusia tak sanggup untuk menggapai-Nya. Kemahakuasaan Allah membuat manusia tak dapat mengatur-atur Allah sesuai kehendaknya. Justru manusia harus mengikuti kehendak Allah.

Dalam Injil hari ini, Allah yang mahakuasa itu ada dalam diri Yesus Kristus. Hal itu terlihat pada pengakuan dan jawaban Petrus atas pertanyaan Yesus, “Siapakah Aku ini?” Dari jawaban Petrus nyatalah bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup. Ini seperti mau mengatakan bahwa Yesus adalah Allah yang nyata dalam kehidupan manusia. Karena Dia adalah Allah, pastilah Dia memiliki kuasa sebagaimana Allah. Namun kuasa itu, seperti yang diungkapkan Paulus, sungguh tak terselidiki dan tak terselami.

Sabda Tuhan hari ini pertama-tama mau menyadarkan kita bahwa Allah itu mahakuasa. Akan tetapi, kita tak bisa memaksakan konsep kemahakuasaan kita pada Allah. Sebagai manusia kita memiliki keterbatasan untuk memahaminya. Karena itu, kitalah yang harus mengikuti jalan dan kehendak Allah. Dan inilah yang dikehendaki Tuhan melalui sabda-Nya hari ini. Tuhan menghendaki supaya kita memahami kemahakuasaan Allah sesuai kehendak-Nya; dan sebagai manusia, kita diminta untuk senantiasa mengikuti kehendak-Nya.

by: adrian