Senin, 23 September 2013

(Inspirasi Hidup) Sosialitas Masalah

Perangkap tikus

Sepasang suami istri pulang ke rumah setelah berbelanja. Ada seekor tikus sedang memperhtaikan apa saja yang dibawa mereka dari pasar. Ternyata yang dibeli oleh pasangan tersebut salah satunya adalah perangkap tikus. Si tikus kaget bukan kepalang.

Ia segera berlari menuju kandang ayam. Dia bercerita mengenai kegelisahannya tentang perangkap tikus yang baru dibeli sepasang suami istri tadi. Namun si Ayam hanya menjawab. “Aku bersimpati, aku turut berduka cita. Tapi tidak ada yang dapat ku lakukan.”

Tikus kemudian menemui sapi. Ia mengadu hal serupa dan si sapi hanya menjawab, “Tuan tikus, saya turut bersedih dengan kekhawatiranmu. Tetapi hal tersebut tidak akan berpengaruh kepadaku.” Tikus pun kembali berlalu dan menemui si Kambing dan ular. Mereka pun menjawab dengan nada yang sama seperti ayam dan sapi. Akhirnya si tikus kembali ke rumah dengan pasrah. Mengetahui bahaya yang akan menimpanya.

Suatu malam si istri pemilik rumah tersebut mendengar suara dari ribut dari belakang rumahnya. Rupanya si ular yang terperangkp di dalamnya. Buntut ular yang terjepit menambah ganas reaksi ular tersebut. Hingga akhirnya si ular mematok istri pemilik rumah tersebut. Walaupun si suami sempat membunuh ular tersebut, tetapi sang istri tetap saja harus dibawa ke rumah sakit.

Beberapa hari kemudian sang istri demam. Ia meminta suaminya untuk memasakkan sop ceker ayam. Dan segeralah si suami menyembelih ayam kemudian memasaknya. Ternyata sakit sang istri tak kunjung reda. Seorang sahabat menyarankannya memasak hati kambing. Tetapi tetap saja sang istri tak kunjung sembuh. Hingga akhirnya dia meninggal dunia. Banyak sekali tetangga yang melayat dan si suami akhirnya menyembelih sapi sebagai jamuan kepada para pelayatnya.

Dari kejauhan si tikus hanya bisa memandang penuh kesedihan.  Beberapa hari kemudia dia melihat perangkap tikus tersebut sudah tidak dipergunakan kembali. SUATU SAAT KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA, MAKA PIKIRKANLAH SEKALI LAGI. (^^,)


Orang Kudus 23 September: St. Linus

Santo linus, Paus & martir
Linus adalah paus kedua yang menggantikan Santo Petrus Rasul sebagai paus pertama. Ia memimpin Gereja Kristus dari tahun 67 sampai tahun 76. Sangat sedikit berita yang diketahui tentang kisah hidupnya. Menurut Buku Para Paus (Liber Pontificalis), Linus lahir di Tuscany, Italia.

Kemungkinan juga Linus ini adalah orang yang sama dengan yang dikatakan Santo Paulus dalam suratnya yang kedua kepada Timotius, “Salam dari Ebulus dan Pudes dan Linus dan Klaudia dan dari semua saudara.” (2Tim 4: 21).

Umumnya Linus dihormati sebagai martir, namun tentang hal ini tidak ada informasi terpercaya yang mendukungnya. Namanya tercantum juga di dalam Kanon Misa.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Senin Biasa XXV-C

Renungan Hari Senin Biasa XXV, Thn C/I
Bac I   : Ezr 1: 16; Injil   : Luk 8: 16 18

Sangat menarik kisah dalam bacaan pertama hari ini. Raja Koresh, yang bukan orang Yahudi, mempersilahkan orang Yahudi untuk kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Allah yang hancur. Ia juga meminta orang lain untuk mendukung hal ini dengan menyumbangkan kekayaan mereka. Sumbangkan tersebut hendaknya diberikan dengan sukarela. Di sini tampak pesannya, yaitu agar kebaikan itu dirasakan orang lain juga.

Pesan itu sejalan dengan pesan Yesus dalam Injil. Yesus meminta para murid-Nya untuk tidak menikmati kebaikan dan juga rahmat hanya untuk diri sendiri. Yesus mengumpamakannya dengan pelita di bawah tempat tidur atau ditutupi tempayan. Pelita hendaknya diletakkan di atas kaki dian, “supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.” (ay. 16).

Sabda Tuhan hari ini menghendaki agar kita mau berbagi kebaikan dengan sesama kita. Sesama di sini tidak hanya dibatasi pada kelompok tertentu saja, melainkan ke luar dari kelompok. Hal ini dicontohkan oleh Raja Koresh dan warganya dalam Kitab Ezra.

by: adrian