Jumat, 03 April 2015

Orang Kudus 3 April: St. Sixtus I

SANTO SIXTUS I, PAUS & MARTIR
Data diri Sixtus ini tidak terlalu banyak. Namun, pria berdarah Romawi ini dipilih menjadi paus menggantikan Paus Aleksander II (105 – 115) pada tahun 115. Ia memimpin Gereja Kristus selama 10 tahun hingga pada tahun 125. Namanya tercantum di dalam buku Para Martir Roma.
Beberapa peraturan, konon dihubungkan dengan beliau sebagai pembuatnya. Di antaranya adalah, hanya para imam pelayan sakramen saja yang diperbolehkan menyentuh bejana-bejana kudus; para imam hendaknya mendaraskan Sanctus dalam perayaan misa kudus bersama-sama dengan umat, dan uskup-uskup yang dipanggil ke Roma hendaknya memperkenalkan dan menyebarluaskan surat-surat apostolik yang diterimanya di Roma setelah mereka kembali ke keuskupan masing-masing.
sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 3 April:

Renungan Hari Jumat Agung, Thn B

Renungan Hari Jumat Agung, Thn B/I
Bac I    Yes 52: 13 – 53: 12; Bac II              Ibr 4: 14 – 16, 5: 7 – 9;
Injil      Yoh 18: 1 – 19: 42;

Hari ini dikenal sebagai hari wafatnya Tuhan Yesus Kristus. Hari ini dikenal sebagai Jumat Agung. Mungkin ada yang bertanya, kenapa hari Jumat ini, di mana Tuhan Yesus wafat di kayu salib, disebut Agung? Di mana letak keagungannya, jika wafat di kayu salib merupakan bentuk penghinaan? Memang letak keagungan hari ini ada pada kematian Yesus Kristus, karena lewat kematian itu kuasa maut, yaitu dosa dikalahkan. Kematian Yesus membawa penebusan dan keselamatan bagi umat manusia.

Injil hari ini mengisahkan kisah sengsara Tuhan Yesus hingga wafat-Nya dan dimakamkan. Bacaan kedua, yang diambil dari Kitab Kepada Orang Ibrani, merefleksikan kisah sengsara Tuhan Yesus ini. Penulis melihat ada kesamaan sekaligus perbedaan antara Tuhan Yesus dan Imam Besar. Karena itu, bagi penulis Tuhan Yesus adalah Imam Besar Agung (ay. 14 – 15). Selain itu, dari kisah sengsara Tuhan Yesus, seperti yang tertulis dalam Injil, penulis melihat ketaatan Tuhan Yesus pada kehendak Allah. Ketaatan itu dilihat sebagai “pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.” (ay. 9). Hal ini sudah dinubuatkan Nabi Yesaya dalam bacaan pertama (ay. 3 – 4).

Beberapa kisah sengsara Tuhan Yesus dalam Injil terlihat seperti pemenuhan nubuat Nabi Yesaya dalam bacaan pertama. Peristiwa kematian Tuhan Yesus di kayu salib, yang merupakan kemenangan-Nya atas maut, seakan memenuhi apa yang dinubuatkan Nabi Yesaya, “Hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.” (ay. 13). Peristiwa sengsara Tuhan Yesus juga telah digambarkan Nabi Yesaya dalam kitabnya. Gambaran Nabi Yesaya tentang hamba Allah yang “begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi,” (ay. 14) mengacu pada pernyataan Pilatus, “Lihatlah manusia itu!” Wajah Tuhan Yesus sudah babak belur sehingga tidak kelihatan lagi wujudnya. Dengan menunjukkan wajah Tuhan Yesus kepada orang banyak, Pilatus ingin mendapat simpati sehingga Tuhan Yesus bisa dibebaskan. Namun orang banyak tetap ngotot untuk menyalibkan Dia.

Sabda Tuhan hari ini mau mengingatkan kita bahwa kematian Tuhan Yesus di kayu salib adalah penebusan bagi umat manusia. Lewat kematian-Nya kita mendapat keselamatan. Karena itu, memperingati kematian Tuhan Yesus pada hari ini kita tidak perlu merasa sedih. Hari ini bukanlah merupakan masa perkabungan. Hari ini merupakan saat bersyukur karena kita memiliki Imam Agung yang “turut merasakan kelemahan-kelemahan kita” (Ibr 4: 15), dan yang menanggung penyakit kita serta memikul kesengsaraan kita (Yes 53: 4).

by: adrian