Selasa, 24 Maret 2015

(Pencerahan) Refleksi Diri

BERJALAN DI HUTAN CEMARA

Berjalan di hutan cemara
Langkahku terasa kecil dan lelah
Makin dalam lagi
Ku ditelan fatamorgana.

Tebing tanah basah di pinggir jalan setapak
Seperti garis wajahmu
Teduh dan kasih
Makin dalam lagi
Ku dicengkam kerinduan.

Kabut putih melintas di jalanku
Jarak pandangku dua langkah ke depan
Ada seberkas cahaya
Menembus rimbun dedaunan
Sanggupkah menerangi jalanku.

Dan aku berharap
Kapankah kiranya sampai di puncak sana
Aku kan bertanya siapa diriku
Aku kan bertanya siapakah Kamu
Aku kan bertanya siapa mereka
Aku kan bertanya siapa kita

by: Ebiet G Ade
Baca juga pencerahan lainnya:
1.      Senantiasa Sadar
3.      Kekuatan Jimat

Renungan Hari Selasa Prapaskah V - B

Renungan Hari Selasa Prapaskah V, Thn B/I
Bac I    Bil 21: 4 – 9; Injil                  Yoh 8: 21 – 30;

Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Bilangan, yang mengisahkan perjalanan Bangsa Israel di bawah pimpinan Musa. Mereka baru lepas dari penindasan Bangsa Mesir. Akan tetapi situasi kebebasan yang dirasakan tidak senikmat situasi penindasan. Karena itu, umat Israel memberontak terhadap Allah dan Musa. Tuhan Allah mengutus ular-ular tedung sebagai balasnya sehingga banyak umat Israel yang mati. Hal ini menimbulkan ketakutan dan penyesalan dalam diri orang Israel. Maka, dibuatkan kesepakatan antara Allah dan umat, melalui sebuah simbol ular tembaga yang diletakkan pada sebuah tiang. “Setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” (ay. 8).

Apa yang digambarkan dalam bacaan pertama tak jauh berbeda dengan Injil hari ini. Ada kemiripan antara ular tembaga dalam bacaan pertama dengan pernyataan Tuhan Yesus tentang Anak Manusia yang akan ditinggikan (ay. 28). Peninggian Anak Manusia ini mengarah pada peristiwa penyaliban Tuhan Yesus. Peristiwa itu mendatangkan keselamatan bagi umat manusia. Dengan kata lain, manusia sudah dipagut oleh dosa sehingga Allah turun ke dunia dalam diri Yesus Kristus untuk merelakan diri-Nya disalibkan. Setiap orang yang memandang salib (percaya) akan diselamatkan.

Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita bahwa Tuhan Yesus adalah pokok keselamatan. Dengan percaya kepada-Nya, kita akan selamat. Tuhan Yesus menyelamatkan kita dengan cara mengorbankan diri-Nya di kayu salib. Hal ini seperti cara Allah menyelamatkan umat Israel dari bahaya pagutan ular. Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki kita untuk percaya kepada-Nya. Namun, terlebih dahulu kita harus bersyukur karena Tuhan Yesus mau menyelamatkan kita. Penyelamatan ini menjadi bukti Allah mengasihi kita.

by: adrian