Dalam salah satu pengajaran-Nya kepada orang Yahudi Yesus mengatakan bahwa
Dia adalah Roti hidup Yesus bersabda, "Akulah roti hidup;
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Hal ini kembali ditegaskan Yesus pada
waktu perjamuan malam terakhir bersama para murid-Nya. Pada waktu itu, Yesus
mengambil roti lalu mengucap berkat dan kemudian
memecah-mecahkab roti itu dan membaginya kepada para murid. Saat itu Dia
berkata bahwa roti yang dibagikan itu adalah tubuh-Nya, dan Dia
meminta para murid-Nya untuk memakannya karena memang itu makanan (bdk.
Mat 26: 26; 1 Kor 11: 24). Yesus meminta para murid untuk senantiasa melakukan
hal itu sebagai peringatan/kenangan akan diri-Nya.
Apa yang dilakukan Yesus bersama para murid-Nya di malam perjamuan terakhir
adalah sebuah bentuk ekaristi. Oleh karena itu, perjamuan terakhir dikenal
sebagai hari berdirinya sakramen ekaristi.
Sangat menarik kalau dicermati pernyataan di atas, secara khusus kata-kata
yang ditebalkan. Sentralnya adalah Yesus. Lalu ada roti, tubuh atau daging dan
makan serta makanan. Roti diidentikkan dengan daging atau tubuh dan itu adalah
makanan. Karena ia merupakan makanan, ya mesti dimakan. Dan
itulah yang terjadi dalam perayaan ekaristi. Umat diundang untuk menyambut
tubuh Kristus, yang dikenal dengan hosti.
Namun masih banyak manusia yang menyangsikan bahwa hosti itu adalah
benar-benar daging. Kalau dikatakan hosti itu benar-benar makanan: sudah pasti.
Tapi kalau dikatakan benar-benar daging: sabar dulu dech. Demikian
pemikiran banyak orang.
Berikut ini akan dikisahkan beberapa kisah mujizat ekaristi. Kami tidak tahu apakah ini dapat menghapus keraguan banyak orang. Bukan maksud kami untuk membuat Anda percaya. Karena soal percaya atau tidak adalah hak Anda. Kami hanya mau berbagi cerita. Berkaitan dengan percaya atau tidak, kami mengikuti apa yang pernah dikatakan Yesus, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yoh 20: 29).