Kamis, 12 Juni 2014

Orang Kudus 12 Juni: St. Aleydis

SANTA ALEYDIS
Aleydis lahir pada sekitar tahun 1204 di Shaerbeck, Belgia. Sejak kecil, ia dikirim ke biara Camera Sanctae Mariae, sebuah biara Sistersian, untuk memperoleh pendidikan. Aleydis kemudian memutuskan untuk menjadi seorang biarawati Sistersian. Pada suatu ketika, Aleydis menderita penyakit Lepra, sehingga ia harus hidup terpisah dari komunitasnya. Aleydis tidak diperkenankan untuk menerima Darah Kristus, karena ditakutkan akan menulari penyakitnya ke orang lain. Dalam kesedihan, Aleydis melihat sosok Kristus yang menghiburnya untuk tidak bersedih karena hanya menerima Tubuh Kristus saja, dan meyakinkan Aleydis, bahwa ia telah menerima Ekaristi secara utuh. Walaupun Aleydis tidak memperoleh kesembuhan dari penyakitnya, ia tetap menunjukan rasa syukur dengan selalu memuji Tuhan. Penyakit Aleydis semakin parah, ketika ia menjadi buta dan lumpuh. Tubuh Aleydis bahkan sangat rusak akibat penyakit yang ia derita. Aleydis, O.Cist., meninggal dunia pada 11 Juni 1250 di Belgia. Pada tahun 1907, kultusnya diakui oleh Paus Pius X

Liburan 2013: Gua Maria Tritis, Yogya

 
 
 

Renungan Hari Kamis Biasa X - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa X, Thn A/II
Bac I    1Raj 18: 41 – 46; Injil           Mat 5: 20 – 26;

Sabda Tuhan hari ini berbicara tentang public figure. Pada umumnya orang-orang yang termasuk dalam kategori ini selalu menjadi contoh teladan yang akan didengar dan diikuti. Dalam bacaan pertama, public figure itu tampak dalam sosok Nabi Elia. Ada tiga tokoh dalam bacaan pertama, yaitu Ahab, Elia dan pelayannya. Kedua tokoh (Ahab dan pelayan), setia mendengarkan perintah Elia. Mereka akan mengikuti setiap arahan Nabi Elia, karena mereka kenal benar sosok Elia yang baik dan benar di hadapan Tuhan.

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyinggung beberapa public figure yang ada saat itu, yaitu para ahli Taurat dan kaum Farisi. Ada kesan kalau gambaran tokoh ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi sedikit jauh dari gambaran ideal. Karena itulah, kepada umat biasa Tuhan Yesus meminta untuk tidak mengikuti teladan hidup mereka. Justru Yesus minta supaya umat bisa tampil lebih baik dari mereka. “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (ay. 20). Demikian kata Yesus.

Gambaran situasi zaman Yesus, dimana tokoh-tokoh keagamaan kehilangan daya panutannya, merupakan gambaran zaman sekarang ini. Ada banyak tokoh keagamaan dewasa ini juga sudah kehilangan daya panutannya. Karena itulah, Tuhan menghendaki agar umat bersikap kritis. Melalui sabda-Nya hari ini Tuhan meminta kita untuk kritis terhadap sosok yang dikenal sebagai public figure, khususnya dalam bidang keagamaan. Kita diminta untuk dapat menilai apa yang baik dan benar serta berguna bagi kita dan sesama. Jangan mengikuti saja apa yang dikatakan dan dilakukan oleh seseorang hanya karena dia adalah tokoh “panutan” tanpa ada pemfilteran. Di sini Tuhan menghendaki agar kita bisa tampil jauh lebih baik dari siapapun, bahkan dari tokoh panutan sekalipun.

by: adrian