Kamis, 28 Agustus 2014

Orang Kudus 28 Agustus: St. Hermes

SANTO HERMES, MARTIR

Hermes adalah prefek kota Roma yang kemudian bertobat dan menjadi Kristen. Ia dibunuh bersama Paus Aleksander I pada tahun 116 pada masa pemerintahan Kaisar Hadrianus. Jenazahnya dimakamkan di Jalan Salasia, Roma.


Baca juga riwayat orang kudus 28 Agustus
St. Agustinus

Senggarang, Tanjung Pinang

 

 

 

 
  

 

Renungan Hari Kamis Biasa XXI - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa XXI, Thn A/II
Bac I    1Kor 1: 1 – 9; Injil                 Mat 24: 42 – 52;

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal kesetiaan. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari surat Rasul Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus, kesetiaan itu ada pada Allah dan Paulus meminta umat untuk ikut setia. Dalam suratnya Paulus mengatakan bahwa dalam Yesus Kristus umat menjadi kaya dalam segala hal dan tidak berkekurangan. Paulus lantas meminta mereka untuk menjaga segala karunia Tuhan itu sehingga pada waktunya mereka didapat tidak bercacat. Artinya, umat diminta untuk setia. Dasar kesetiaan itu adalah Allah yang memanggil mereka adalah setia.

Kesetiaan juga ditekankan dalam Injil hari ini. Dalam pengajaran-Nya, Tuhan Yesus mengajak para pendengar-Nya untuk siap sedia dan berjaga-jaga pada hari kedatangan Tuhan. Dalam kesiapsediaan dan berjaga-jaga itu, sikap yang diminta adalah setia pada ajaran Tuhan. Tuhan Yesus memberikan contoh tentang hamba jahat, yang tidak setia. Ketidaksetiaannya membuat dia hidup sesuai kemauannya yang bertentangan dengan kehendak tuannya. Akibatnya, dia dihukum. Di sini mau dikatakan bahwa kesetiaan dalam berjaga-jaga dan siap sedia menuntut orang untuk tetap hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Hari ini, melalui sabda-Nya, Tuhan mengajari kita untuk hidup setia kepada Tuhan. Dasar kesetiaan kita itu ada pada Tuhan sendiri. Dia telah setia dalam kasih kepada kita. Karena itu, kita juga musti menunjukkan kesetiaan kepada Tuhan. Salah satu wujud kesetiaan kita adalah hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Kesetiaan ini bukan semata-mata persiapan kita menyambut kedatangan Tuhan saja, melainkan menjadi kebutuhan hidup kita. Tuhan menghendaki supaya kita tetap setia pada-Nya.

by: adrian