Sabtu, 14 Februari 2015

Orang Kudus 14 Februari: St. Syrilius & Metodius

SANTO SYRILIUS DAN METODIUS, USKUP & RAHIB
Kedua kakak beradik ini lahir di Saloniki, Yunani. Mereka menjalani pendidikan di Konstantinopel dengan hasil yang gilang gemilang. Syrilius kemudian menjadi seorang filsuf termasyur. Oleh Theodora, permaisuri Kaisar Konstantinopel, Syriius ditugaskan untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa yang mendiami tepi sungai Donau. Sedangkan Matodius, adiknya, mengasingkan diri dari dunia ramai dan menjadi seorang rahib. Setelah meletakkan dasar iman yang kokoh bagi umat di tepi sungai Donau, Syrikius kembali ke Konstantinopel. Untuk memperkuat iman dan semangat kerasulannya, ia pergi ke biara adiknya, Metodius. Sementara berada di sana, Raja Radislaus dari Moravia mengundang para misionaris ke negerinya yang belum beragama Kristen. Metodius bersama Syrilius diutus ke sana untuk mewartakan Injil.

Di sana Syrilius dan Metodius merayakan liturgi dengan menggunakan bahasa Slavia dalam suasana yang semarak dan indah. Hasil kerasulannya sangat gemilang sehingga nama mereka tersebar hingga ke Roma. Mendengar berita tentang Syrilius dan Metodius, Paus Nikolas I (858 – 867) memanggil mereka ke Vatikan. Mereka disambut dengan meriah oleh Bapa Paus.

Tetapi beberapa orang, yang iri hati terhadap keberhasilan kedua kakak beradik itu, mengajukan mereka ke pengadilan Paus. Orang-orang itu menilai Syrilius dan Metodius sebagai pengkhianat karena merayakan liturgi suci dengan menggunakan bahasa Slavia. Namun setelah mendengarkan keterangan mereka berdua perihal karya kerasulannya, Paus tidak saja menyetujui tindakan dan kebijakan mereka, tetapi juga menahbiskan mereka menjadi uskup. Sayang, tidak lama kemudian Syrilius meninggal dunia di Roma.

Renungan Hari Sabtu Biasa V - Thn I

Renungan Hari Sabtu Biasa V, Thn B/I
Bac I    Kej 3: 9 – 24; Injil                 Mrk 8: 1 – 10;

Hari ini bacaan pertama masih diambil dari Kitab Kejadian, yang melanjutkan kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Mereka jatuh ke dalam dosa karena tidak taat pada perintah Allah. Dampak keterjatuhan manusia ke dalam dosa adalah diusir dari taman Eden. Mereka tidak lagi dapat menikmati apa yang sudah diberikan ALLAH dalam taman itu. Satu hal yang menarik dari kisah ini adalah bahwa sebelum mengusir mereka, Allah membuat pakaian dan mengenakannya kepada mereka (ay. 21). Sekalipun manusia telah melanggar perintah Allah, namun Allah tetap menunjukkan perhatian-Nya kepada mereka.

Soal perhatian ini juga terlihat dalam Injil hari ini. Hari ini Injil menceritakan kisah Tuhan Yesus memberi makan empat ribu orang. Mereka itu selalu mengikuti Tuhan Yesus untuk mendengarkan pengajaran-Nya. Namun ketika tiba waktunya bagi mereka untuk pulang, Tuhan Yesus tidak tega membiarkan mereka pulang dalam keadaan lapar. Apalagi Yesus tahu di antara orang banyak itu ada yang datang dari jauh. Prihatin akan situasi ini, maka Yesus memberi mereka makan, hanya bermodalkan tujuh roti dan beberapa ekor ikan.

Hari ini Tuhan mengajari kita untuk membangun sikap prihatin akan situasi sekitar kita. Sikap prihatin menunjukkan adanya perhatian kita pada situasi sekitar kita. Sekalipun kita menghukum orang karena ia berbuat salah, hendaklah kita jangan sampai menyiksanya. Kita tetap diajak untuk membantu dia mengatasi kesalahannya. Kita harus tetap menunjukkan perhatian dan keprihatinan kita kepada mereka. Dan terhadap orang yang butuh bantuan, kita hendaknya membantu mereka. Jangan biarkan mereka berjuang sendiri dengan kelemahan dan kekurangan, padahal kita ada dan bisa membantunya. Inilah yang dikehendaki Tuhan melalui sabda-Nya. Tuhan mau supaya kita mempunyai HATI akan situasi dan keadaan sesama kita.

by: adrian