Kamis, 02 April 2015

Sekilas tentang Telur Paskah

SEJARAH DAN MAKNA TELUR PASKAH
Merayakan paskah tak bisa dilepaskan dari keberadaan telur paskah. Di beberapa paroki ada tradisi mencari telur paskah setelah perayaan misa Paskah. Tradisi ini umumnya dikhususkan untuk anak-anak, meski para orangtua tak mau ketinggalan membantu anaknya dalam pencarian itu. Biasanya telur-telur yang dicari itu terlebih dahulu dihiasi. Ada juga paroki yang menyelenggarakan lomba menghiasi telur paskah.

Tentu kita akan bertanya apa kaitan antara telur dengan hari raya paskah? Sejak kapan tradisi telur paskah ini ada di Gereja?

Sejarah Telur Paskah
Tentang awal mula tradisi telur paskah ini tidak diketahui pasti. Kitab Suci sendiri tidak pernah menyinggung soal telur berkaitan dengan peristiwa kebangkitan Yesus Kristus. Namun tradisi telur ini bisa dilihat dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa dan Persia. Waktu itu orang biasa saling memberi telur sebagai hadiah. Telur dilihat sebagai simbol musim semi.

Bangsa Romawi mempunyai pepatah yang berbunyi, “Semua kehidupan berasal dari telur.” Mirip dengan pepatah ini, di kebanyakan budaya, telur dilihat sebagai lambang kelahiran dan kebangkitan. Melihat nilai-nilai yang terkandung dalam telur ini, pada abad kedua, Gereja mulai merayakan kebangkitan Kristus dengan menggunakan simbolisasi telur. Orang Kristen Mesopotamialah yang mempopulerkan pembagian telur kepada sesama pada perayaan paskah sebagai kenangan akan kebangkitan Kristus.

Pada abad-abad pertama kekristenan, tradisi telur ini sulit dihapus, karena kebetulan Paskah selalu jatuh pada awal musim semi. Karena itu, Paus Gregorius I (540 – 604 M) mengizinkan para misionaris untuk menggunakan simbol-simbol tradisi keagamaan lama untuk diterapkan pada perayaan-perayaan kekristenan. Gregorius I adalah Paus pertama yang memberi izin ini. Hal ini diyakini sebagai awal digunakannya telur sebagai simbol Paskah.

Karena musim semi selalu diidentikkan dengan keceriaan, yang tampak dari munculnya aneka warna warni bunga, maka telur-telur paskah pun mulai diberi aneka warna untuk menyongsong keceriaan kebangkitan Kristus. Keceriaan itu diperlihatkan lagi dengan lomba mencari telur yang sebelumnya disembunyikan.

Makna Telur Paskah
Di atas sudah dikatakan bahwa telur memiliki makna kehidupan dan kebangkitan. Telur memang tidak hidup, tapi di dalamnya ada kehidupan. Dari dalam telur akan keluar anak ayam. Demikian pula dengan kebangkitan Kristus. Paskah merupakan perayaan kebangkitan Yesus Kristus. Di sini telur disamakan dengan makam Yesus. Dengan menerima telur paskah, anak-anak disadarkan untuk menerima kehidupan baru dalam kebangkitan Kristus. Lewat telur Paskah kita diajak untuk meninggalkan manusia lama kita dan mengenakan manusia baru.

Selain itu, telur Paskah juga mempunyai makna pengorbanan. Telur-telur yang dibagikan atau dicari anak-anak adalah telur yang sudah dimasak. Siap dimakan. Telur yang seharusnya melahirkan kehidupan baru (anak ayam/itik), dikorbankan untuk kehidupan lain (anak-anak yang memakannya). Pengorbanan ini mengingatkan kita akan pengorbanan Yesus Kristus demi keselamatan manusia. Di sini anak-anak diajak untuk siap berkorban demi sesamanya.

Telur Paskah juga memiliki makna pemulihan. Hal ini dikaitkan dengan tradisi telur sebagai simbol peralihan dari musim dingin ke musim semi. Dengan telur Paskah orang diajak untuk mencairkan hatinya yang beku atau kedukaan. Kasih dapat menghangatkan hati sehingga kehidupan menjadi indah. Telur Paskah menyadarkan kita akan kasih Tuhan yang memulihkan hidup kita. Kesadaran ini akan mengundang senyum.
Pangkalpinang, 9 Januari 2015

by: adrian
sumber:

Orang Kudus 2 April: St. Maria dari Mesir

SANTA MARIA DARI MESIR, PENGAKU IMAN

Kehidupan masa kecil dan latar belakang keluarga Santa Maria tidak diketahui dengan pasti. Maria lahir kira-kira pada abad kelima. Sebelum berbalik ke hidup yang baru, Maria menghabiskan hidupnya di istana. Ia dikenal sebagai seorang pegawai istana dan seorang aktris istana yang terkenal. Selain sebagai artis, ia juga dikenal luas sebagai seorang wanita penghibur di istana.

Awal kehidupannya sebagai manusia baru terjadi sewaktu ia berziarah ke Yerusalem untuk menyaksikan Salib Suci Tuhan Yesus yang ditemukan oleh Santa Helena, ibunda Kaisara Konstantinus Agung. Ia bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus. Selanjutnya ia bertama selama 47 tahun di gurun pasir, tepi sungai Yordan.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Kamis Putih, Thn B

Renungan Hari Kamis Putih, Thn B/I
Bac I    Kel 12: 1 – 8, 11 – 14; Bac II       1Kor 11: 23 – 26;
Injil      Yoh 13: 1 – 15;

Hari ini umat katolik memasuki tri hari suci, yang diawali dengan Kamis Putih. Perayaan Kamis Putih mengingatkan kita akan peristiwa perjamuan malam terakhir antara Yesus dan para murid-Nya. Bacaan kedua, yang diambil dari Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus, menyentil sedikit peristiwa malam perjamuan itu. Dalam suratnya, Paulus mengatakan bahwa Tuhan Yesus mengambil roti dan berkata inilah Tubuh-Ku; kemudian Dia mengambil piala yang adalah darah-Nya. Tuhan Yesus menghendaki agar para murid-Nya senantiasa mengingatkan Dia lewat peristiwa tersebut. Itulah ekaristi.

Perjamuan malam terakhir yang dilakukan Tuhan Yesus bersama para murid-Nya merupakan perjamuan paskah dalam tradisi Yahudi. Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Keluaran, mengisahkan tentang makan paskah. Dalam perjamuan itu, anak domba dikorbankan demi keselamatan orang Israel. Darah anak domba itu menyelamatkan orang Israel, karena pada malam itu Allah akan menurunkan tulah di Mesir (ay. 13). Hal ini mengingatkan kita akan Tuhan Yesus, di mana darah-Nya yang tertumpahkan di kayu salib, menyelamatkan kita dari dosa.

Injil hari ini mengungkapkan cerita lain dari perjamuan malam itu. Dalam perjamuan itu Tuhan Yesus tampil sebagai pelayan. Ia, yang adalah Tuhan dan Guru, merendahkan diri dan melayani para murid-Nya dengan cara membasuh kaki mereka. Upacara pembasuhan kaki bukan hanya menunjukkan sisi pelayanan Tuhan Yesus, melainkan juga upaya Tuhan Yesus membersihkan murid-murid dari dosa. Ini merujuk pada peristiwa salib, di mana Tuhan Yesus sendiri memanggul salib-Nya dan disalibkan. Di sini ditunjukkan dua sisi tadi, yaitu pelayanan dan penebusan.

Sabda Tuhan hari ini mau mengingatkan kita bahwa dalam peristiwa perjamuan malam terakhir Tuhan Yesus menyelenggarakan ekaristi dan meminta kita selalu mengingat-Nya dalam ekaristi. Sabda Tuhan juga mau mengingatkan bahwa dalam ekaristi itu Tuhan Yesus melayani kita dan menebus dosa kita. Karena itu, Tuhan menghendaki agar kita juga menunjukkan semangat Tuhan Yesus itu dalam kehidupan kita.

by: adrian