Jumat, 03 Agustus 2012

Cara Mengatasi Cegukan

TIPS mengatasi Cegukan

Setiap orang pasti pernah mengalami apa yang bisa disebut cegukan. Cegukan dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari balita hingga lanjut usia. Cegukan normal biasanya sering dialami oleh anak-anak. “Penyakit” ini memang terbilang sederhana dan tidak berbahaya, namun sungguh tak menyenangkan. Apalagi bila berada dalam situasi formal. Waduh, tak terbayangkan betapa malunya.

Istilah medis untuk cegukan adalah singultus (Inggris: hiccup, hiccough).  Cegukan adalah gangguan pada sistem pernafasan, di mana terjadi kontraksi otot-otot pernapasan (diapraghm spasms) yang tidak sengaja dan berulang-ulang setiap menitnya sehingga menyebabkan timbulnya gerakan menarik nafas tiba-tiba diikuti dengan menutupnya epiglottis (katup saluran pernafasan) secara tidak normal. Dari sinilah akhirnya muncul efek suara yang khas seperti “hik...hik...”

Cegukan normal terjadi 4-60 kali/menit dengan interval yang teratur, dan berlangsung selama 10-30 menit. Namun apabila cegukan tidak berhenti dalam beberapa jam hingga berhari-hari, sangat disarankan untuk konsultasi dengan dokter. Bisa saja hal tersebut merupakan gejala penyakit yang serius.

Ada begitu banyak faktor yang menyebabkan terjadinya cegukan itu. Dari sekian banyak penyebab, kita dapat menggolongkannya ke dalam tiga bagian. Pertama, pola makan. Beberapa penyebab cegukan yang disebabkan dari pola makan ini di antaranya adalah makan yang berlebihan (terlalu kenyang), makan pedas, minum air dingin setelah makan yang panas-panas, makan terlalu cepat, dan minum alkohol atau minuman berkarbonasi

Bagian kedua adalah faktor emosional. Yang termasuk faktor emosional penyebab cegukan adalah menangis dan histeria, tertawa berlebihan. Stress berat juga bisa menjadi penyebab terjadinya cegukan normal.

Ketiga, faktor lingkungan. Tanpa disadari lingkungan juga berpengaruh atas terjadinya cegukan. Lingkungan yang dapat memungkinkan timbulnya cegukan adalah adalah perubahan suhu lingkungan yang mendadak.

Tiga hal di atas adalah faktor penyebab munculnya cegukan normal. Cegukan normal harus dibedakan dari cegukan tidak normal. Untuk cegukan tidak normal yang berlangsung lama, terjadi karena pengaruh penyakit-penyakit tertentu seperti adanya gangguan pada sistem saraf pusat dan sistem metabolisme, dan pengaruh obat-obatan.

Bagaimana cara mengatasi cegukan ini? Berikut ini ada beberapa tips sederhana dan murah yang sering dilakukan banyak orang. 

1.    Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan hingga rongga dada terasa penuh, lalu tahan untuk beberapa detik (5-10 detik), dan kemudian lepaskan melalui mulut secara perlahan-lahan. Lakukanlah beberapa kali hingga efek cegukan berhenti.


2.    Bernafaslah di dalam kantong kertas beberapa menit sampai efek cegukan berkurang atau malah berhenti.
3.    Berkumur-kumur dengan air es.


4.    Minum air dingin.

5.    Makan satu sendok gula pasir.


6.    Membalikkan posisi tubuh: kepala di bawah dan kaki di atas


Inilah informasi sederhana soal menangani cegukan. Semoga informasi ini berguna dan bisa mengatasi cegukan yang mungkin sering dialami oleh kita sendiri dan keluarga, khususnya anak-anak.

editor: adrian

Orang Kudus 3 Agustus: St. Stefanus I

SANTO STEFANUS I, PAUS & MARTIR
Pria kelahiran Roma ini menjadi paus pada 12 Mei 254 hingga wafatnya pada 2 Agustus 257. Kepemimpinannya atas Gereja Kristus berlangsung antara masa pemerintahan Kaisar Decius dan Valerianus yang diwarnai dengan penganiayaan terhadap orang-orang kristen. Paus Stefanus terkenal luas karena membela sahnya permandian yang diberikan oleh seorang bidat. Pembelaan itu dilancarkannya sebagai perlawanan terhadap Siprianus, Uskup Kartago bersama uskup-uskup Afrika dan Asia Kecil lainnya yang mengajarkan bahwa permandian yang diberikan oleh seorang bidat tidaklah sah karena pribadi pelayannya berada dalam keadaan berdosa dan karena itu tidak pantas melayani sakramen. Dalam pembelaannya Paus Stefanus menekankan bahwa rahmat sakramen berasal dari Kristus sendiri, bukan dari pribadi pelayannya.

Paus Stefanus juga menghadapi masalah-masalah gerejawi di Spanyol dan Perancis. Di Spanyol, ketika Kaisar Decius melancarkan penganiayaan terhadap umat kristen, dua orang Uskup Spanyol, yaitu Martial dan Basilides, meninggalkan Gereja. Keduanya melakukan beberapa kesalahan serius yang merugikan Gereja dan mencemarkan iman kristiani. Peristiwa itu terjadi sewaktu Paus Lucius I (253 – 254) yang digantikan Stefanus, memangku jabatan sebagai paus. Ia mendukung pemecatan yang dilakukan uskup-uskup Spanyol lainnya terhadap Martial dan Basilides. Tatkala Stefanus memangku jabatan paus, Basilides dengan tipu daya yang licik berhasil memenangkan dukungan banyak orang untuk kembali memangku jabatannya sebagai uskup. Uskup-uskup Spanyol memprotes dan meminta bantuan Siprianus untuk mencegah hal itu.

Siprianus segera mengadakan rapat bersama Uskup Afrika lainnya untuk mempertahankan keputusan terdahulu, bahwa meskipun Martial dan Basilides sudah bertobat, namun mereka tidak boleh lagi memangku jabatan sebagai uskup. Hal ini didukung oleh Paus Stefanus, meskipun ditolak oleh Basilides.

Di Perancis, uskup-uskup Perancis memohon kepada Paus Stefanus agar memberhentikan Uskup Marsianus dari Arles, yang tidak mau menerima kembali orang-orang murtad yang sudah bertobat. Karena paus tidak segera menanggapi permohonan itu, uskup-uskup Perancis meminta bantuan Siprianus untuk menangani masalah ini. Tapi kemudian Paus Stefanus memecat Marsianus yang terus berpegang pada ajaran Novatian dan menggantikannya dengan uskup lain.

Paus Stefanus dengan setia mendampingi umat dalam masa penganiayaan itu. Ia dihormati sebagai martir, meskipun bukti-bukti tentang kemartirannya tidak jelas diketahui. Beliau dikuburkan di pekuburan Santo Kallistus di Roma.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Jumat Biasa XVII - Thn II

Renungan Hari Jumat Pekan Biasa XVII B/II
Bac I   Yer 26: 1 – 9 ; Injil          Mat 13: 54 – 58

Injil hari ini menampilkan dua sikap umat terhadap pengajaran Yesus. Pada awal mulanya mereka takjub dan kagum dengan pengajaran-pengajaran Yesus. Bagi mereka apa yang disampaikan Yesus sungguh luar biasa. Inilah sikap umat yang pertama. Logikanya adalah rasa kagum itu berlanjut pada sikap penerimaan akan pribadi dan diri Yesus. Seharusnya orang-orang akan nge-fans berat pada Yesus.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Orang-orang malah tidak menghargai dan bahkan menolak Yesus. Inilah sikap umat yang kedua. Penolakan terhadap Yesus berarti juga penolakan terhadap kebenaran dan kebaikan, karena Yesus adalah sumber kebaikan dan kebenaran itu sendiri. Sikap awal umat itu terjadi karena kebaikan dan kebenaran itu.

Yang menarik adalah kisah Injil hari ini sama seperti kisah bacaan pertama tadi. Artinya, kalau Yesus ditolak oleh umat-Nya karena warta-Nya, demikian pula Yeremia ditolak, bahkan mau dibunuh, juga karena wartanya. Yeremia mewartakan pesan Allah buat umat Israel, bukan pesan nabi Yeremia. Pesan Yeremia itu demi kebaikan bangsa Israel sendiri, agar mereka bebas dari murka Allah. Dan warta Yeremia adalah sebuah kebenaran, karena Allah sendiri menjadi sumbernya.

Hari ini sabda Tuhan mau mengatakan kepada kita bahwa Allah dan juga Yesus adalah sumber kebaikan dan kebenaran. Kebaikan dan kebenaran ini berguna untuk hidup kita, bukan untuk Allah atau Yesus. Kebaikan dan kebenaran itu sekarang ada di dalam Injil atau Kitab Suci. Dan kebaikan serta kebenaran itu ditawarkan kepada kita. Persoalannya, maukah kita?? Ataukah kita sudah puas dengan kebaikan dan kebenaran kita sendiri, sehingga merasa tidak butuh kebaikan dan kebanaran dari Yesus (Allah)?

by: adrian