Selasa, 06 Agustus 2013

(Pencerahan) Sahabat Sejati

Sahabat sejati

Tenggorokan yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Mudah-mudahan orang yang damai denganmu banyak adanya, tetapi hanya satu dari seribu hendaknya menjadi penasehatmu.

Jika engkau mau mendapat sahabat, kajilah dia dahulu, dan jangan segera percaya padanya. Sebab ada orang yang bersahabat hanya menurut ketikanya sendiri, tetapi pada hari kesukaranmu tidak bertahan.

Ada juga sahabat yang berubah menjadi musuh, lalu menceritakan persengketaan untuk menistakan dikau. Ada lagi sahabat yang ikut serta dalam perjamuan makan, tapi tidak bertahan pada hari kesukaranmu. Pada waktu engkau sejahtera ia adalah seperti engkau sendiri dan lancang berbicara dengan seisi rumahmu. Tetapi bila engkau mundur maka ia berbalik melawan dikau serta menyembunyikan diri terhadapmu.

Jauhkanlah diri dari para musuhmu, tetapi berhati-hatilah terhadap para sahabatmu.

Sahabat setiawan merupakan perlindungan yang kokoh, barangsiapa menemukan orang serupa itu sungguh mendapat harta. Sahabat setiawan tiada ternilai, dan harganya tidak ada tertimbang. Sahabat setiawan adalah obat kehidupan, orang yang takut akan Tuhan memperolehnya.

Orang yang takut akan Tuhan memelihara persahabatan dengan lurus hati, sebab seperti ia sendiri demikianpun temannya.

sumber: Kitab Putra Sirakh 6: 5 – 17
Baca juga refleksi lainnya:

Orang Kudus 6 Agustus: St. Herman

Santo herman, pengaku iman

Herman(us) yang lahir tahun 1110 adalah seorang berkebangsaan Yahudi. Ia dipermandikan pada usia 21 tahun di kota Koln, Jerman Barat. Kemudian ia menjadi biarawan dan pimpinan biara yang baik. Ia meninggal dunia pada tahun 1173

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya - C

Renungan Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan, Thn C/1
Bac I : Dan 7: 9 – 10, 13 – 14 ; Injil : Luk 9: 28 – 36

Bacaan pertama hari ini menampilkan kisah penglihatan Nabi Daniel. Di sana diungkapkan bahwa Daniel melihat kemuliaan Allah. “Pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar.” (ay. 9). Jadi, bacaan pertama merupakan penggambaran kemuliaan Allah yang dilihat oleh Daniel.

Gambaran kemuliaan Allah kembali terlihat dalam bacaan Injil, dalam diri Yesus. Penginjil Lukas mengungkapkan gambaran kemuliaan itu dengan kata-kata, “rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.” (ay. 29). Yang menarik dari Injil ini adalah ungkapan perasaan Petrus yang merasakan kemuliaan Yesus itu, yaitu bahagia. Kebahagiaan yang dirasakan Petrus membuat dia tak lagi memikirkan dirinya (dan kawan-kawannya), melainkan hanya sumber kebahagiaan itu (Yesus, Musa dan Elia). “Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”

Gambaran kemuliaan Allah dalam sabda Tuhan hari ini merupakan gambaran surga. Dalam surga hanya ada kebahagiaan. Dan kebahagiaan itu karena orang memperhatikan sesamanya, bukan dirinya sendiri. Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk menghadirkan “surga” kecil kita dengan membuat orang lain berbahagia karena kita.

by: adrian