Jumat, 30 November 2018

SATU KITAB DUA PESAN BERTENTANGAN


Islam dikenal sebagai agama dengan dua wajah. Di satu wajah islam dikenal sebagai agama rahmatan lil alamin, di wajah yang lain islam dikenal sebagai agama teroris (baca: fundamental-radikalis yang cenderung anarkis). Wajah islam yang penuh kasih ini sering kali dikumandangkan oleh tokoh-tokoh muslim. Dan biasanya untuk mengimbangi aksi-aksi kekerasan yang dilakukan umat islam dengan mengatas-namakan islam. Sedangkan wajah islam yang beringas merupakan gambaran kenyataan.
Baik wajah kasih maupun wajah beringas, kedua-duanya mendapatkan legitimasinya dari ajaran islam sendiri, baik itu dalam Al-Quran maupun Hadis. Umumnya orang islam yang islamnya berwajah kasih menolak bila dikatakan bahwa islam itu berwajah beringas. Padahal, keberingasan itu merupakan salah satu hakikat islam. Sebagai contoh, pasca kudeta Mekkah, ada pendapat yang mengatakan bahwa kelompok Juhaiman adalah orang-orang muslim sejati. Lawrence Wright, dalam bukunya “SejarahTeror” menilai kalau tokoh-tokoh sentral teroris, misalnya seperti Juhaiman, Azzam, Zawahiri, Syeikh Omar, Osama bin Laden, Mullah Omar, dll adalah orang yang teguh berpegang pada agamanya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Osama bin Laden adalah prototipe nabi Muhammad.

Kekerasan sebagai ajaran islam dibenarkan juga oleh Front Pembela Islam. Seperti yang ditulis Damar Iradat di Metrotv New dot com, bahwa tindakan anarkis yang biasa dilakukan oleh FPI sudah sesuai ajaran islam. Jika memang kekerasan yang dilakukan FPI tidak sesuai, tentulah otoritas islam Indonesia (MUI) akan mengambil sikap. Bukankah itu merupakan bentuk pelecehan terhadap islam? Namun faktanya, MUI diam.

Rabu, 28 November 2018

MENGHADAPI ANAK YANG REWEL


Setiap orangtua tentu menghendaki anak-anaknya hidup kalem, penurut dan tidak bawel. Adalah stress bila menghadapi anak yang rewel atau bawel. Satu anak saja yang rewel sudah membuat orangtua pusing tujuh keliling, apalagi bila semua anaknya demikian. Karena itu, tak heran akan muncul kekerasan dalam rumah tangga, dimana korbannya adalah anak-anak. Kekerasan sering ditempuh orangtua ketika dirinya menemui batasan untuk bersabar.
Ketika menghadapi anak yang bawel atau rewel ini, selalu fokus perhatian orangtua hanya tertuju kepada anak. Semua kesalahan ditimpahkan kepada anak. Padahal, jika mengikuti pepatah, “buah jatuh tak jauh dari pohonnya,” hendaknya para orangtua berefleksi diri atas perilaku bawel anaknya. Bisa saja akar kerewelan anak itu ada pada diri orangtua, baik berupa penurunan gen-gen dirinya yang memang suka rewel maupun teladan dirinya. Artinya, perilaku rewel anak tidak sepenuhnya merupakan kesalahan anak, tetapi orangtua punya andil juga.
Tulisan “Bagaimana Mengatasi Anak Rewel” mencoba membuka wawasan kita untuk mengetahui akar kerewelan anak dan juga bagaimana mengatasinya. Yang pasti metode kekerasan ditinggalkan alias tidak dipakai di sini. Sangat cocok bagi para orangtua atau juga para pengasuh anak. Untuk membaca tulisan ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca.

Senin, 26 November 2018

URUSAN LANJUT SETELAH PEMBATALAN PERKAWINAN

Kewenangan pembatalan ada pada dewan tribunal keuskupan. Setelah menyidang satu kasus perkawinan, tribunal akan memberikan keputusan: afirmative atau negative. Afirmatif berarti perkawinan yang digugat memang tidak sah alias batal; negative berarti perkawinan tersebut sah. Jika putusan tribunal keuskupan negative, pemohon dapat mengajukan banding ke tribunal banding (untuk Keuskupan Pangkalpinang, tribunal bandingnya adalah Tribunal Keuskupan Agung Palembang).
Jika keputusan awal tribunal adalah affirmative, maka pemohon tidak perlu lagi harus banding. Paus Fransiskus, melalui motu proprio ”Mitis Iudex Dominus Iesus” memberikan kemudahan satu putusan pengadilan untuk mendukung pelaksanaan nulisitas. Karena itu, jika sudah ada keputusan affirmatif, maka perkawinan yang digugat dinyatakan batal.
Bagaimana jika perkawinan sudah dinyatakan batal? Yang pasti orang bisa menikah kembali dengan sah. Namun, harus diingat bahwa kita tidak hanya sebagai warga Gereja, tetapi juga warga negara. Karena itu, sebelum menikah kita harus juga mendapat legalisasi pembatalan perkawinannya secara sipil. UU no 1 thn 1974 tentang perkawinan, pasal 25 menyatakan permohonan pembatalan perkawinan diajukan ke pengadilan dalam daerah hukum dimana perkawinan diadakan atau tempat tinggal kedua suami isteri. Dengan surat keputusan pengadilan itu, kita langsung ke Dinas Pencatatan Sipil agar akta nikah sipil kita juga dibatalkan.
Setelah mendapatkan kebatalan dari pengadilan sipil dan pencatatan sipil, barulah kita bisa menikah. Dan ingat, sebagai warga negara yang baik, setelah menikah kita harus mengurus perkawinan kita ke dinas pencatatan sipil agar kita mendapatkan akta nikah sipil.
by: adrian

Jumat, 23 November 2018

ADA YANG ANEH DARI SURAH JILBAB


Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa setiap wanita islam identik dengan kerudung, atau biasa disebut jilbab. Bahkan jilbab menjadi suatu kewajiban bagi seorang muslimah. Karena itu, sejak anak-anak pun, perempuan mengenakan jilbab; dan polisi wanita yang beragama islam pun menanggalkan seragam lazimnya dan mulai memakai jilbab. Perintah mengenakan jilbab ini datang dari Allah dengan perantaraan Nabi Muhammad, sehingga wajib untuk diikuti.
Pendasaran kewajiban mengenakan jilbab ini dapat dijumpai dalam QS al-Ahzab: 59. Bunyi surah tersebut adalah demikian, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dalam islam, selalu ada peristiwa yang mendasarkan turunnya firman Allah kepada Nabi Muhammad. Dan ada ilmu yang khusus mempelajari asal usul ayat-ayat Al-Quran, yang dikenal dengan istilah Asbabun Nuzul. Terkait dengan kewajiban jilbab, ada dua peristiwa yang menjadi sebab turunnya surat ini.
Pertama, peristiwa yang dialami oleh seorang istri Muhammad bernama Siti Saudah. Dikisahkan bahwa pada suatu hari Saudah keluar rumah untuk keperluan. Pada waktu itu, Umar melihatnya dan berkata, “Hai Saudah. Demi Allah, bagaimana pun kamu akan dapat mengenalmu. Karenanya cobalah pikir mengapa engkau keluar?” Dengan tergesa-gesa ia pulang. Ketika bertemu dengan Muhammad, ia berkata, “Ya Rasulallah, aku keluar untuk sesuatu keperluan, dan Umar menegurku (karena ia masih mengenalku).” Karena peristiwa inilah maka turun surah al-Ahzab: 59.

MEMBACA BUKU “KERUDUNG YANG TERKOYAK”

Buku "Kerudung yang Terkoyak" merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, The Torn Veil. Kata “kerudung” di sini dapat mengacu pada jilbab atau hijab, dapat pula bermakna tradisi islam bagi kaum perempuan. Karena itu, buku ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang perempuan islam atau biasa disebut muslimah.
Buku “Kerudung yang Terkoyak” memaparkan kisah hidup Gulshan Fatima. Karena itu, buku ini lebih merupakan autobiografi. Gulshan merupakan putri bungsu dari sebuah keluarga islam yang adalah keturunan langsung dari Nabi Muhammad melalui putrinya Fatima. Nama “Fatima” didapat dari nama putri Muhammad. Kisah hidup yang disajikan dalam buku ini sangat dramatis dan menyentuh hati.
Dengan menggunakan terjemahan bahasa Indonesia yang cukup memadai, penulis kisah ini menyajikan alur cerita yang sangat menarik, mengharukan dan sedikit menegangkan. Konflik demi konflik dalam cerita benar-benar diramu dengan sangat bagus sehingga pembaca dibuat hanyut dalam kisah ini. Untuk dapat membaca (atau juga men-download) buku ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!
by: adrian

Rabu, 21 November 2018

PAUS FRANSISKUS: PERDAMAIAN DIMULAI DARI RUMAH

Paus Fransiskus mengatakan bahwa perdamaian dunia harus dimulai dari hati setiap individu dan keluarga mereka dengan mengatakan “tidak” pada egoisme dan persaingan (konflik). “Jika kita membaca berita tentang perang – pikirkan tentang kelaparan yang dialami oleh anak-anak di Yaman, ini akibat dari perang – ini sangat mengerikan, kasihan bayi-bayi miskin; tetapi mengapa mereka tidak punya makanan untuk dimakan?” tanya Paus Fransiskus dalam homili yang disampaikan pada misi yang diadakan pada Senin (5/11) di kapel di kediamannya di Kota Vatikan.
Misa dirayakan selang beberapa hari setelah media melaporkan kematian Amal Hussain, seorang bocah perempuan berusia 7 tahun asal Yaman. Foto bocah perempuan tersebut yang diambil oleh Tyler Hicks dalam The New York Times pada pertengahan Oktober lalu memunculkan keprihatinan baru akan dampak kerusakan akibat perang di Yaman yang dirasakan oleh warga sipil yang tidak berdosa.
“Perang yang sama yang kita kobarkan di rumah, di lembaga-lembaga kita” karena persaingan dan gosip semakin banyak bermunculan dan mengarah pada perang yang sesungguhnya yang menewaskan umat manusia, ujar Paus Fransiskus. “Maka perdamaian harus dimulai dari sana: di dalam keluarga, di paroki, di lembaga, di tempat kerja dengan selalu mencari kesepahaman dan kesepakatan dan bukan kepentingan seseorang,” lanjut Paus Fransiskus.
Menurut bacaan Injil St. Lukas untuk hari itu, Yesus menceritakan tentang seorang farisi terkemuka yang ketika mengadakan perjamuan hendaknya ia tidak mengundang sahabat atau saudaranya yang merasa wajib membalas kepadanya melainkan mengundang orang miskin. “Berbahagialah engkau karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu,” kata Yesus kepada orang farisi itu.

MENGENAL KEGUNAAN CABE


Cabe adalah salah satu buah yang termasuk keluarga rempah-rempah atau bumbu masakan. Bagi para penikmat gorengan, seperti tahu isi, cabe merupakan pelengkap wajibnya. Ada banyak jenis cabe. Dari segi warna, ada cabe hijau, merah dan putih. Kalau ukuran ada panjang dan ada juga kecil, yang biasa disebut cabe rawit. Ada cabe keriting.
Pada umumnya orang hanya melihat cabe, yang memeiliki rasa pedas, hanya bermanfaat untuk menambah nafus makan. Dengan kata lain, sama seperti bumbu rempah lainnya, cabe hanya berfungsi untuk meningkatkan selera makan.
Tulisan berikut ini mencoba menampilkan aneka kegunaan dari mengkonsumsi cabe. Ternyata caba tidak hanya sebatas menambah selera makan, tetapi mengandung sejumlah manfaat. Apa saja manfaat cabe, langsung saja klik di sini untuk membacanya. Selamat membaca.

Senin, 19 November 2018

BAGAIMANA PROSEDUR PEMBATALAN PERKAWINAN


Pembatalan sebuah ikatan perkawinan tidaklah sama dengan perceraian. Pembatalan dilakukan karena ikatan perkawinan dari semula (sebelum ikatan itu disahkan di hadapan petugas resmi Gereja) tidak sah atau cacat secara hukum. Ini dilakukan karena Gereja memandang bahwa rumah tangga bahagia hanya bisa dibangun atas dasar ikatan yang sah. Bagaimana caranya untuk membatalkan perkawinan itu?
Pertama-tama perlu diketahui bahwa wewenang pembatalan ini ada pada dewan tribunal keuskupan. Karena itu, permohonan pembatalan itu dialamatkan ke sana. Yang bisa mengajukan permohonan ini adalah suami dan/atau isteri, dan promotor iustitiae (kan.1674).
Sebelum ke tribunal, ada baiknya pemohon/penggugat menghadap ke pastor yang ada di paroki untuk mengungkapkan niatnya. Pastor akan meminta pemohon untuk membuat libellus. Dalam libellus ini ada uraian riwayat perkawinan, yang dimulai dari masa pacaran hingga terjadinya perpisahan, yang tak mungkin disatukan lagi. Pastor akan membantu supaya dalam libellus tersebut akan terlihat caput yang menjadi dasar untuk pembatalan perkawinan. Tak lupa juga untuk melampirkan saksi-saksi yang dapat dimintai keterangan untuk meneguhkan pernyataan pemohon dalam libellus.
Setelah libellus selesai, maka berkas tersebut dikirim ke tribunal keuskupan. Selanjutnya menjadi tugas mereka untuk menyidangkannya. Suatu saat tribunal akan memanggil, baik pemohon, tergugat dan juga para saksi, untuk didengarkan keterangannya. Tribunal juga akan mendengarkan suara dari para ahli. Bila tiba waktunya, tribunal akan memberikan keputusan: afirmative atau negative. Afirmatif berarti perkawinan yang digugat memang tidak sah alias batal; negative berarti perkawinan tersebut sah.
by: adrian

Jumat, 16 November 2018

NILAI SEORANG KAFIR DI MATA MUSLIM

Sebuah Kisah
Seorang pemuda datang menghadap pastor di sakristi usai perayaan ekaristi. Dia meminta waktu untuk bincang-bincang. Sang gembala segera mempersilahkannya duduk di kursi yang ada. Kemudian dimulailah pembicaraan.
Ketika merantau di Jakarta, dia bertemu dengan seorang gadis Sunda. Dia tertarik dan lalu melamarnya. Tuntutan dari si gadis dan juga pihak keluarga gadis adalah agar dia masuk islam dulu. Hal ini wajar, karena islam tidak mengenal perkawinan campur. Karena didorong keinginan untuk mendapatkan gadis itu, dia pun akhirnya mengucapkan kalimat syahadatin. Dan dia menjadi mualaf.
Setelah sekian lama hidup di Jakarta, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Hingga lahir anak keempat, hatinya selalu diliputi kegelisahan. Dia tidak pernah shalat. Puasa di bulan ramadhan juga tidak (tak jauh beda dengan istrinya). Setiap kali melihat umat katolik berdoa atau misa di samping rumahnya, hatinya seakan bergejolak; seolah-olah ada yang menarik-narik dirinya. Peristiwa ini terus menerus terjadi, membuat dia berpikir “Mungkin saya harus kembali.”

MEMBACA BUKU “THE UNFINISHED BATTLE ISLAM AND THE JEWS”

Pertikaian, permusuhan dan peperangan antara Palestina dan Israel selalu dikaitkan dengan agama, yaitu antara islam dan Yahudi. Sekalipun konflik tersebut lebih bernuansakan politik, tapi tidak bagi mayoritas umat islam. Karena itu, tak heran jika terjadi aksi tentara Israel terhadap warga Palestina yang menyerang, banyak umat islam di belahan dunia lain, termasuk Indonesia, akan bangkit berdemo. Benarlah apa yang dikatakan Sayyid Mahmoud al-Qimni bahwa umat islam lebih peduli pada sesama umat islam di belahan bumi lain, daripada pada sesama warga negaranya sendiri karena berbeda agama.
Namun ternyata kebencian terhadap Yahudi ini bukan lantaran konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel saja. Ketika terjadi aksi pemboman rumah-rumah ibadah di Indonesia, ada tokoh muslim mengatakan bahwa itu tindakan orang-orang Yahudi. Segala peristiwa buruk yang menimpa kehidupan banyak orang, apalagi umat islam selalu dicurigai terkait dengan Yahudi. Tragedi World Center (11 September) juga disinyalir bagian dari konspirasi Yahudi.
Menjadi pertanyaan, ada apa sebenarnya antara islam dan Yahudi ini. Buku “THE UNFINISHED BATTLE ISLAM AND THE JEWS” mencoba menggali akar permasalahan yang terjadi antara Yahudi dan islam. Penulisnya adalah mantan professor Sejarah Islam di Universitas Al-Azhar, Kairo. Bagian pertama buku ini (bab 1 – 5) sedikit mengulas riwayat hidup penulis, yang ternyata juga tak jauh dari rasa benci dan curiga pada umat lain, khususnya Yahudi. Pada bagian prolog dia menulis, “Tiga puluh empat tahun pertama hidup saya, saya memperlakukan orang lain sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Quran dan nabi Islam.”
Buku ini terdiri dari 7 bagian dengan 26 bab, ditambah dengan 3 lampiran. Dapat dikatakan terjemahan bahasa Indonesianya lumayan bagus, dan uraiannya pun singkat dan sangat sederhana sehingga tidak bosan membacanya. Malah sangat sayang bila tidak membacanya hingga tuntas. Dengan membaca buku ini kita dapat mengetahui mengapa umat islam memiliki kebencian yang dalam terhadap orang Yahudi; dari sini kita dapat mengambil peranan bagi perdamaian mereka.
Untuk dapat membaca (atau juga men-download) buku ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!
by: adrian

Kamis, 15 November 2018

JANGAN UBAH IRAMA PERMAINANNYA


Masa kampanye pemilihan presiden 2019 sudah berlangsung sejak September lalu. Hingga kini sudah dua bulan berlalu. Selama dua bulan ini dua kubu calon presiden belum juga menawarkan program atau gagasan untuk memperbaiki kondisi bangsa dewasa ini. Hal inilah yang menjadi bahan kritik para pengamat politik dan juga aktivis media, baik cetak maupun elektronik.
Para pengamat menilai bahwa selama dua bulan masa kampanye ini dua kubu calon presiden, baik Capres Jokowi maupun Capres Prabowo, lebih banyak perang diksi. Kubu Probowo menyerang kubu Jokowi terkait soal kebijakan pemerintah selama ini, yang di mata mereka gagal, sedangkan kubu Jokowi balas balik menyerang kubu Prabowo. Selama ini publik lebih disajikan soal isu ingkar janji, politik kebohongan, tempe setipis ATM dan lain sebagainya. Intinya, dua bulan ini rakyat hanya menyaksikan dua kubu ini saling serang menyerang, bukan dalam konteks program atau gagasan, melainnya soal yang remeh temeh.
Karena itu, para pengamat mengkritik kedua kubu ini. Mereka menilai bahwa pola kampanye selama dua bulan ini bukannya mencerdaskan warga, tetapi justru membuat warga bingung. Ada juga pengamat yang menilai bahwa pola kampanye selama ini bersifat kekanak-kanakan. Maka kebanyakan pengamat meminta supaya kedua kubu calon presiden menampilkan gagasan dan program yang akan mereka terapkan ketika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.
Satu pertanyaan kecil adalah benarkah rakyat bingung dengan pola kampanye selama ini, atau jangan-jangan itu hanya kebingungan para pengamat politik yang hasrat nalarnya tak terpuaskan.

Selasa, 13 November 2018

PAUS FRANSISKUS: KEMISKINAN DISEBABKAN OLEH KESERAKAHAN DAN KETIDAK-ADILAN

Bagaimana mungkin Allah mau mendengar jeritan orang miskin, di saat bersamaan begitu banyak orang di dekatnya tidak mau peduli, tanya Paus Fransiskus. Orang harus melakukan “hening kembali ke hati nurani yang dalam untuk memahami apakah kita benar-benar mampu mendengarkan jeritan orang miskin,” ungkap Paus Fransiskus dalam pesan untuk Hari Orang Miskin Sedunia.
Peringatan Paus Fransiskus ini menjadi momen refleksi disertai tindakan konkret memberi orang Kristen kesempatan untuk mengikuti teladan Kristus dan secara konkret pula berbagi momen cinta, harapan dan rasa hormat bersama dengan orang-orang yang membutuhkan di tengah masyarakat, ujar Paus Fransiskus pada perayaan pesta St. Antonius Padua, pelindung orang miskin.
Hari Orang Miskin Sedunia diperingati setiap tahun pada Minggu Biasa XXXIII yang akan dirayakan pada 18 November tahun ini dan berfokus pada Mazmur 34, “Orang miskin ini berseru dan Tuhan mendengar.”
“Kita bisa bertanya pada diri sendiri, bagaimana tangisan ini, yang menjangkau sampai ke Tuhan, tidak mampu menembus telinga kita dan membuat kita tidak peduli dan tidak tergerak hati?” Paus Fransiskus bertanya lebih lanjut dalam pesannya. Untuk menyadari penderitaan sesama dan tahu cara terbaik untuk menanggapi dengan cinta, orang harus belajar untuk diam dan mendengarkan, jelas Paus Fransiskus.
“Jika kita banyak berbicara sendiri, kita tidak akan dapat mendengarnya,” urai Paus Fransiskus. Itulah yang sering terjadi ketika inisiatif yang penting dan dibutuhkan dilakukan lebih sebagai cara untuk menyenangkan diri sendiri “daripada benar-benar mengakui jeritan orang miskin,” ungkapnya.

Senin, 12 November 2018

KAUL KEMISKINAN DARI MASA KE MASA

Para imam, suster dan bruder terikat pada janji atau kaul kemiskinan. Ketika hendak ditahbiskan atau mengucapkan kaul kekal, orang-orang ini akan mengikrarkan kaul kemiskinan. Kaul kemiskinan ini dihayati sebagai bentuk penghayatan akan nilai-nilai Injili; atau dengan kata lain, ingin menyamai Kristus Yesus. Sebab Yesus yang diikuti adalah Yesus yang miskin. Karena itu, mengikuti Kristus berarti juga ambil bagian dalam kemiskinan-Nya.
Akan tetapi, sangat jamak ditemui dewasa ini kaum religius dan juga biarawan-biarawati yang bergelimpangan harta kekayaan duniawi. Ada imam dengan tunggangan motor pribadi yang mahal. Ada imam memiliki mobil. Ada suster atau bruder dengan HP android mahal di tangan kiri dan laptop di tangan kanan serta kamera DSLR tergantung di lehernya. Di beberapa tempat ada imam punya rumah atau tanah pribadi. Apakah ini bertentangan dengan janji atau kaul kemiskinannya?
Tulisan “Perjalanan Kaul Kemiskinan” mencoba menjawab pertanyaan di atas. Tulisan ini merupakan sebuah refleksi atas kaul kemiskinan dalam perjalanan waktu. Dari sana kita akan dapat memahami situasi penghayatan kaul kemiskinan dewasa kini, yang jelas berbeda dengan penghayatannya di masa lampau. Setiap sejarah punya kisahnya.
Akan tetapi, tulisan ini juga, karena merupakan sebuah refleksi, menyajikan satu pertanyaan refleksi untuk kaum muda dewasa kini yang hendak menjawab panggilan Tuhan. Lebih lanjut mengenai isi tulisan ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!

MENGENAL DISPENSASI DALAM PERKAWINAN


Dispensasi dapat dipahami sebagai pelonggaran dari daya ikat undang-undang yang semata-mata bersifat gerejawi dalam kasus tertentu. Dengan dispensasi umat dapat melangsungkan pernikahan sesuai dengan harapannya. Dispensasi dapat diberikan oleh mereka yang memiliki kuasa eksekutif dalam batas-batas kompetensinya, dan juga orang mereka yang secara eksplisit atau implisit memiliki kuasa memberikan dispensasi, baik atas dasar hukum maupun atas dasar delegasi yang legitim (bdk. Kan. 85).
Secara sederhana, wewenang dispensasi dalam perkawinan ada pada Ordinaris Wilayah. Yang termasuk Ordinaris Wilayah adalah Paus, Uskup, Vikjen, Vikep (bdk. Kan. 134). Pastor Paroki memiliki kewenangan tersebut atas dasar delegasi yang diberikan Uskup. Namun, ada dispensasi yang hanya dikhususkan bagi Takhta Apostolik, seperti halangan yang timbul dari tahbisan atau kaul kekal publik kemurnian dalam tarekat religius bertingkat kepausan, serta halangan kejahatan yang disebut kan. 1090 (bdk. Kan. 1078 §2).
Beberapa dispensasi dalam perkawinan adalah sebagai berikut:
1.   Dispensasi dari Halangan Nikah Beda Agama (kan. 1086). Dispensasi diberikan setelah dipenuhi syarat yang disebut dalam kan. 1125 dan 1126.
2.   Dispensasi dari Forma Kanonik (kan. 1127). Dengan dispensasi ini orang katolik dapat menikah di gereja protestan tanpa kena sanksi Gereja.
3.   Dispensasi dari tata peneguhan dan halangan nikah gerejawi (kan. 1079). Dipensasi ini diberikan bila calon mempelai dalam bahaya mati mendesak.
4.   Dispensasi dari Pengumuman Publik (kan. 1067). Dengan dispensasi ini, orang tidak perlu harus menunggu hingga 3 kali pengumuman hari Minggu.
5.   Dispensasi Menikah di luar Gereja (kan. 1118). Dengan dispensasi ini orang bisa menikah di tempat yang diinginkan asalkan pantas.
by: adrian

Sabtu, 10 November 2018

RENUNGAN UNTUK HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS


Sabda Allah mau mengatakan bahwa Gereja itu merupakan kumpulan umat beriman yang sedang berziarah menuju keselamatan. Sejarah keselamatan adalah medan pertempuran antara kebaikan dan kejahatan; antara kerajaan Allah dan kerajaan setan. Setiap orang diberi kesempatan untuk membuktikan diri bahwa ia memihak Allah.
Memihak kepada Allah merupakan harapan Allah yang diungkapkan Yohanes dalam suratnya yang pertama. Dalam suratnya itu, Yohanes menyatakan bahwa kita ini adalah anak-anak Allah. Akan tetapi kita diharapkan hidup dengan memihak kepada Allah sehingga kelak, saat Kristus menyatakan diri, kita akan menjadi serupa dengan Dia.
Dalam Injil Yesus memberikan contoh hidup memihak Allah; atau dengan perkataan lain, hidup sesuai dengan kehendak Allah. Sabda Bahagia merupakan wujud hidup memihak Allah. Di saat manusia dewasa ini sering dan suka membangun hidupnya atas uang, relasi dan kemewahan, Yesus menghimbau untuk memandang dunia dan kebahagiaan dari sudut yang lain sama sekali. Berbahagialah mereka yang miskin, sedih dan menderita demi Tuhan.
Setiap tanggal 1 November Gereja Katolik merayakan pesta semua orang kudus. Orang kudus adalah mereka yang berbahagia, yang berhasil memenangkan pertempuran antara kebaikan dan kejahatan dengan memihak Tuhan. Mereka inilah yang berbahagia. Mereka memihak kepada Tuhan atau hidup menurut kehendak Allah dengan melaksanakan Sabda Bahagia Yesus.
Pesta semua orang kudus mengajak kita untuk mengikuti teladan para kudus dalam pertempuran kerajaan Allah melawan kerajaan setan. Kita juga diajak untuk memihak pada para kaum miskin, sedih, pengungsi, orang kecil, penderita dan memenuhi harapan mereka yang lapar. Semuanya itu mengarahkan kita kelak bersekutu bersama para kudus dalam kemuliaan Tuhan dan dalam kerajaan Kristus.
by: adrian

Jumat, 09 November 2018

MEMBACA BUKU “REKAM JEJAK RADIKALISME SALAFI WAHABI”

Umat islam sering mengagung-agungkan agama islam sebagai agama damai, rahmatan lil alamin. Dengan konsep ini mereka selalu mengatakan bahwa terorisme bukanlah bagian dari islam. Dengan kata lain, tidak ada tempat bagi teorisme dalam islam, karena bertentangan dengan ajaran islam yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW. Pernyataan ini memang masuk akal dan dapat dibenarkan. Dasar dari pernyataan islam agama damai ada pada surah-surah yang turun di Mekah, atau biasa dikenal surah Makkiyah. Surah-surah ini benar-benar menampilkan wajah islam yang damai dan toleran.
Akan tetapi, harus juga diakui adanya radikalisme dalam islam. Radikalisme inilah yang membuat islam itu sebagai agama intoleran dan juga teroris yang menakutkan. Dengan kata lain, ada wajah terror dan intoleran pada islam. Hal ini memang masuk akal dan dapat dibenarkan, karena didasarkan pada surah Madaniyah (surah-surah yang turun di Madinah). Perbandingan surah Mekkah dan surah Madinah dapat dibaca di "Perbandingan Wahyu Mekkah dan Madinah".
Jadi, islam itu mempunyai dua wajah: wajah damai dan wajah terror. Umat islam yang mengatakan islam sebagai agama damai dan cinta kasih berarti mereka melupakan wajah mereka yang lain. Malah patut diakui bahwa wajah terror itu jauh lebih dominan.
Buku “Rekan Jejak Radikalisme Salafi Wahabi: Sejarah, Doktrin dan Akidah” mencoba memaparkan wajah islam yang penuh terror dan intoleran. Penulisnya, Achmad Imron R, memfokuskan akar kekerasan dalam islam itu pada satu kelompok islam, yaitu Wahabi. Karena penulisnya adalah orang Indonesia, maka buku ini benar-benar menarik, bukan hanya soal bahasanya melainkan juga uraiannya. Dengan sumber-sumber yang cukup luas, Imron membuka wawasan pembaca akan keberadaan Wahabi ini. Karena itu, buku ini dapat menjadi pelengkap sejarah islam.
Seluruh rangkaian dan ulasan tentang jejak radikalisme ini dipapar ke dalam 5 bab. Untuk dapat membaca (atau juga men-download) buku ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!
by: adrian

PAUS FRANSISKUS: ORANG KRISTEN HARUS JALANKAN ‘SABDA BAHAGIA’

Dengan nyanyian, puisi dan tarian – termasuk hip-hop – anak-anak muda berbagi dengan Paus Fransiskus dan anggota Sinode Para Uskup tentang kisah hidup mereka, harapan, mimpi dan terutama pertanyaan. Pertemuan pada sore, 6 Oktober, dihadiri oleh lebih dari 5.000 anak muda, kebanyakan siswa sekolah menengah dan mahasiswa Italia, di balai pertemuan Vatikan.
Orang-orang muda dari beberapa Negara menceritakan kisah pribadi mereka tentang pengalaman iman. Seorang remaja putera menceritakan tentang masa remajanya dimana ia terlibat dalam kejahatan, ditahan dan akhirnya dipenjara; sedangkan seorang yang lain bercerita tentang kesembuhannya dari kecanduan.
Seorang wanita muda Italia bercerita tentang pekerjaan sukarela yang dilakukannya. Ia tinggal dan bekerja di sebuah kamp pengungsi Suriah di Lebanon. Seorang wanita muda lainnya bertutur tentang pilihan hidupnya sebagai seorang novis dalam sebuah ordo religius.
Lalu pertanyaan bermunculan: apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah bunuh diri pada remaja? Bagaimana kita menemukan makna dalam hidup? Bagaimana kita bisa melawan diskriminasi dan ketidaksetaraan? Bagaimana kita bisa melawan rasa takut pada orang asing? Apa yang dapat Gereja lakukan untuk membantu kaum muda kristen di Negara dimana mereka adalah minoritas? Bagaimana orang-orang muda seharusnya menanggapi teman-teman mereka yang bertanya tentang skandal pelecehan seks dan beranggapan Gereja adalah “sarang dari orang-orang yang lebih tertarik pada uang dan kekuasaan daripada kebaikan”?

Rabu, 07 November 2018

ORANG KUDUS BULAN NOVEMBER


JANGAN ALERGI DENGAN KEBOHONGAN


Dewasa ini kebohongan begitu menjamur di negeri ini, baik dalam kehidupan social kemasyarakatan maupun dalam dunia politik. Tentu masih segar dalam ingatan kita kasus Ratna Sarumpaet, yang termasuk tim pemenangan pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno dalam perhelatan Pilpres 2019. Ratna mengaku dirinya dianiaya oleh orang-orang tak dikenal di sebuah wilayah di Bandung.
Kebohongan Ratna menyeret beberapa tokoh politik, termasuk calon Presiden Prabowo, juga turut menyebarkan kebohongan. Banyaknya kebohongan yang bertebaran, membuat Presiden Jokowi menyerukan untuk menghentikan politik kebohongan. Akan tetapi, seruan beliau justru ditanggapi sinis oleh tokoh-tokoh politik dari kubu Prabowo.
Kebohongan sebenarnya bukan baru ada saat ini. Kebohongan sudah ada sejak adanya manusia, dan akan tetap ada selagi masih ada manusia di muka bumi ini. Kebohongan bersumber dari iblis. Karena itu, tidaklah mungkin untuk menghilangkan kebohongan saat ini.
Tulisan “Berita Bohong Dipersoalkan, Tapi…” mengajak kita untuk melihat dan menyikapi kebohongan dengan lebih bijak. Penulis tidak mengajak pembaca untuk menghindari kebohongan ataupun berita bohong, tetapi justru mengajak pembaca bagaimana menghadapi kebohongan. Terbersit dalam tulisan ini bahwa kebohongan tak perlu dikutuk, tapi disyukuri. Lebih lanjut mengenai tulisan tersebut, silahkan baca di sini. Selamat membaca

Senin, 05 November 2018

MEMBACA BUKU “PUTERA HAMAS”

Putera Hamas merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, Son of Hamas. Kata “Hamas” di sini dapat mengacu kelompok garis keras di Palestina yang lahir dari pertemuan rahasia di Hebron pada tahun 1986. Kelompok ini hadir untuk menyatukan masyarakat Palestina dan menuntut kemerdekaan bagi Palestina, di bawah bendera Allah dan islam. Karena itu, buku ini sangat membantu pembaca untuk mengenal tentang kelompok Hamas, situasi Palestina waktu itu dan juga soal konflik Palestina – Israel.
Buku “Putera Hamas” memaparkan kisah hidup Mosab Hassan Yousef. Karena itu, buku ini lebih merupakan autobiografi, namun Yousef banyak juga membagikan pengetahuan sejarah. Yousef merupakan putra sulung dari keluarga muslim yang cukup terpandang di Palestina. Ayahnya bernama Syeikh Hassan Yousef, salah satu dari tujuh pendiri organisasi Hamas. Kisah hidup yang disajikan dalam buku ini sangat dramatis dan menyentuh hati.
Kisah perjalanan dan perjuangan hidup Yousef ini diramu dalam 27 bab. Dengan menggunakan terjemahan bahasa Indonesia yang cukup memadai, penulis kisah ini menyajikan alur cerita yang sangat menarik, mengharukan dan sedikit menegangkan, karena bercerita juga tentang perang. Konflik demi konflik dalam cerita benar-benar diramu dengan sangat bagus sehingga pembaca dibuat hanyut dalam kisah ini.
Buku ini sangat bagus bagi siapa saja yang ingin mengetahui permasalahan di Timur Tengah, khususnya konflik Israel dan Palestina. Untuk dapat membaca (atau juga men-download) buku ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!
by: adrian