Senin, 10 Juni 2013

(Sharing Iman) Rahmat Tuhan Lepaskan Aku dari Kegelapan

BERSAMA TUHAN HADAPI KEGELAPAN
Apa yang akan Anda lakukan kalau Anda berada dalam situasi kegelapan dan dosa? Anda akan berjuang sendiri untuk melepaskan diri Anda dari situasi itu? Atau Anda akan mengandalkan rahmat Tuhan?
Suatu ketika saya menyusuri suatu lorong yang gelap. Namun saya berjalan dengan lancar saja di lorong itu. Pasalnya, sudah beberapa kali saya melintasi lorong itu di siang hari. Jadi saya sudah agak hafal hal-hal yang ada di sepanjang lorong itu. Namun saat malam itu saya melewati lorong itu, dahi saya terbentur sesuatu. Butir-butir darah segar mengucur membasahi wajah saya. Saya agak panik. Namun saya mampu menguasai diri.
Setelah berhenti sesaat, saya meneruskan perjalanan saya. Di ujung orong itu ada seberkas cahaya. Saya merasa aman. Saya merasa ada sesuatu yang memberi harapan. Meski darah masih mengalir perlahan-lahan, saya terus mengarahkan pandangan saya ke ujung lorong itu. Seberkas cahaya itu mampu meyakinkan saya bahwa saya mampu menembus lorong yang gelap itu. Saya merasa yakin, ada sesuatu yang memberi kekuatan untuk terus maju.
Benar. Kaki-kaki saya terus melangkah hingga di ujung lorong itu. Anehnya, cahaya yang saya lihat itu ternyata tidak ada di ujung lorong itu. Cahaya itu masih jauh dari ujung lorong itu. Cahayanya berpendar-pendar hingga di ujung lorong itu. Saya merasa, cahaya itu hanyalah fatamorgana. Namun cahaya itu telah menguatkan saya untuk terus berjalan, meski darah masih mengalir dari dahi saya. Ada optimisme. Ada kekuatan untuk meraih tujuan.
Sahabat, setiap kita tentu pernah mengalami kegelapan dalam hidup. Kita merasa takut di saat kegelapan melingkupi diri kita. Kita merasa cemas. Kita merasa ada sesuatu yang mesti kita hindari, namun ternyata kita tidak mampu. Ada yang mengancam diri kita. Yang kemudian sering kita buat adalah kita lari menghindari kegelapan itu. Kita berusaha untuk menemukan terang.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa kita mesti tetap tenang saat kegelapan menghadang kita dalam perjalanan hidup. Kita tidak perlu merasa takut atau panik. Yang mesti kita lakukan adalah tetap memusatkan perhatian pada apa yang semestinya kita lakukan. Dengan demikian, kita mampu melawan kegelapan itu. Kita mampu menemukan cahaya.
Dalam hidup rohani, kegelapan itu juga sering kita alami. Hal ini kita alami saat dosa menguasai hidup kita. Saat kita jatuh ke dalam dosa. Banyak orang tidak mampu menghadapi godaan-godaan dalam hidupnya.
Akibatnya, mereka tidak mampu bertahan dalam kebaikan. Mereka jatuh ke dalam dosa. Mereka kemudian dikuasai oleh kegelapan hidup. Mereka merasa cemas, kalau-kalau sukacita batiniah hilang dari diri mereka.
Mereka berusaha untuk keluar dari kegelapan dosa itu. Namun mereka tidak mampu berjuang sendirian. Setiap kali mereka mau keluar dari kegelapan itu, mereka jatuh kembali ke dalam dosa. Lantas apa yang mesti dilakukan?

Tentu saja sebagai orang beriman, kita butuh rahmat Tuhan untuk dapat melepaskan diri dari dosa dan kegelapan itu. Untuk itu, orang mesti membuka hatinya bagi rahmat Tuhan. Orang mesti membiarkan diri dikuasai oleh Tuhan. Dengan demikian, dosa dan kegelapan itu lenyap dari dirinya. Tuhan memberkati.

copas: sesawi.net
Baca juga sharing lainnya:

(Inspirasi Hidup) Jadilah Berguna bagi Sesama

JADILAH BERGUNA BAGI SESAMA
Dunia ini panggung sandiwara adalah frasa yang diutarakan oleh karakter Jaques dalam karya William Shakespeare (1564 – 1616) berjudul As You Like It, sebuah sandiwara komedi yang ditulis tahun 1599 – 1600. Itulah yang akhirnya menginspirasikan God Bless melahirkan lagu “Panggung Sandiwara.” Ya, kehidupan adalah panggung sandiwara dan sandiwara itu sepenuhnya menceritakan tentang kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, sepanjang jalan kehidupan kita, janganlah pernah melakukan perbuatan jahat atau melakoni peran yang konyol!

"Kesuksesan hidup tidak ada hubungannya dengan apa yang Anda dapatkan atau raih demi diri sendiri. Kesuksesan hidup berhubungan dengan apa yang Anda lakukan pada sesama (untuk orang lain)" - Danny Thomas.

Dalam hidup, orang tak akan peduli berapa banyak yang kita tahu, hingga mereka tahu berapa banyak kita peduli kepada mereka. Oleh sebab itu kita sering mendengar bahwa manusia terindah adalah manusia yang bermanfaat untuk saudaranya dan orang lain. 

Seorang ulama mengatakan: "Janganlah engkau menunggu kaya untuk bersedekah, tapi bersedekahlah sekarang juga, maka engkau akan semakin kaya. Sumbangkanlah setiap kebaikan, berikanlah setiap kasih sayang, tunjukkanlah keakraban, bantulah mereka yang memerlukan"

by: adrian, diolah dari email Anne Ahira
Baca juga refleksi lainnya:

Orang Kudus 10 Juni: St. Henrikus Balzano

Santo Henrikus Balzano, pengaku iman
Sangat sedikit informasi mengenai orang kudus ini. Yang pasti Henrikus lahir pada tahun 1250. Ia tinggal di Balzano, Italia, dan sehari-harinya bekerja sebagai buruh. Hidupnya amat saleh dan ditandai dengan ketekunan doa dan banyak matiraga. Beliau meninggal dunia pada tahun 1315.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Senin Biasa X-C

Renungan Hari Senin Biasa X, Thn C/I
Bac I   : 2Kor 1: 1 – 7; Injil            : Mat 5: 1 – 12

Tema sabda Tuhan hari ini adalah jangan takut dianiaya karena kebenaran, dicela, disiksa juga difitnah karena Yesus; berbahagialah! Hal ini ditekankan dalam Injil. Yesus mengajak para murid-Nya untuk selalu mengusahakan kebaikan, damai, kasih dan kebenaran, meski untuk itu dibutuhkan pengorbanan. Untuk menghibur, Yesus berkata, “Berbahagialah!”

Apa yang diminta Yesus, itulah yang dilaksanakan Paulus. Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus, Paulus menasehati jemaat untuk tidak takut menderita demi pengajaran Kristus. Dia sendiri sudah mengalaminya. Dan di tengah penderitaan dan kesusahan itu, Paulus masih sempat menghibur. Paulus menghendaki agar umat juga saling menghibur satu sama lain.

Karena itu, pesan Tuhan dalam sabda-Nya hari ini adalah agar kita senantiasa berbahagia sekalipun tantangan selalu menghadang. Tuhan menghendaki agar kita mau ambil bagian dalam penderitaan Kristus dalam menegakkan kebaikan, keadilan, damai, kasih dan kebenaran. Untuk itu, kita tak peru takut menghadapi aniaya, celaan, hinaan dan fitnah. Agar kita tetap kuat, maka hendaklah kita saling menghibur, sebagaimana yang pernah dicontohkan Paulus kepada jemaat di Korintus.

by: adrian