Rabu, 13 Mei 2015

Penghambat Perkembangan Masa Dewasa Dini

RINTANGAN YANG MENGHAMBAT PENGUASAAN TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA DINI
Dasar yang Kurang Memadai
Makin banyak masalah yang belum terselesaikan berupa tugas perkembangan sebelumnya yang belum dikuasai yang dibawa seseorang saat memasuki masa dewasa, maka makin terasa lama dan sulit proses penyesuaian diri pada masa dewasa tersebut.

Hambatan Fisik
Kesehatan yang buruk atau hambatan fisik yang menghalangi seseorang mengerjakan apa yang dilakukan oleh orang lain pada usia yang sama dapat menggagalkan penguasaan tugas-tugas perkembangan untuk sebagian atau secara total.

Latihan yang Tidak Runtut
Apabila latihan yang diterima di sekolah atau di rumah tidak mempunyai kaitan atau bahkan tidak berkaitan sama sekali dengan pola hidup masa dewasa, maka orang bersangkutan tidak akan siap menghadapi tuntutan masa kedewasaan.

Perlindungan yang Berlebihan
Seseorang dewasa yang memperoleh perlindungan yang berlebihan pada masa kanak-kanaknya dan masa remajanya, biasanya mengalami banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri pada kehidupan orang dewasa. Banyak orang tua yang tetap melindungi anaknya yang telah dewasa secara berlebihan sehingga dengan demikian proses penyesuaian akan semakin sulit.

Pengaruh Kelompok Teman Sebaya yang Berkepanjangan
Makin lama orang dewasa muda melanjutkan studi di perguruan tinggi atau akademi, maka makin panjang periode pengaruh teman sebaya dan makin lama mereka berperilaku sesuai dengan standar teman kelompok sebaya itu. Oleh sebab mereka menjadi terbiasa bersikap sebagai remaja, belajar berperilaku sebagai orang dewasa adalah lebih sulit daripada biasanya.

Aspirasi yang Tidak Realistik
Orang dewasa yang sangat berhasil dalam studi, sosialisasi dan olahraga di sekolah, sangat besar kemungkinan mengembangkan konsep yang tidak realistik tentang kemampuan mereka. Sebagai akibatnya mereka berharap mencapai sukses yang sama dalam dunia orang dewasa. Aspirasi orang tua selama masa remaja sering memperbesar masalah dalam penyesuaian diri pada masa dewasa.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 269

Baca juga tulisan lainnya:





Orang Kudus 13 Mei: St. Imelda Lambertini

SANTA IMELDA LAMBERTINI, PERAWAN
Imelda, putri seorang jenderal, lahir di Bologna, Italia, pada tahun 1321. Ketika berusia 5 tahun, ia meminta kepada ayahnya agar mengizinkan dia menerima komuni pertama. Permintaannya ini tidak dapat dikabulkan ayahnya karena peraturan Gereja belum mengizinkan anak-anak seumur itu untuk menerima sakramen mahakudus. Pada masa itu, anak-anak baru diperbolehkan menyambut komuni suci bila mereka sudah menginjak usia 14 tahun.
Imelda mempunyai suatu minat besar terhadap hal-hal kerohanian. Ia rajin berdoa dan mengikuti kurban misa. Menjelang usia 9 tahun, Imelda diizinkan ayahnya memasuki biara sebagai calon suster. Ia bisa secepatnya menyambut Tubuh Kristus seperti suster-suster lainnya. Namun Moeder Everste tidak mengizinkan dia. Pada waktu umur 11 tahun, Imelda mengalami suatu peristiwa ajaib. Ketika sedang merayakan misa kudus bersama suster-suster lain, tiba-tiba sebuah Hosti Kudus keluar dari tabernakel dan melayang-layang di atas kepadanya. Semua suster yang ada di dalam gereja terheran-heran karena peristiwa itu.
Mujizat ini menunjukkan bahwa kerinduan hati Imelda untuk menerima sakramen mahakudus benar-benar merupakan suatu karya Roh dalam dirinya. Menyadari hal ini, imam yang memimpin perayaan itu segera memberinya izin untuk menerima Komuni Kudus. Ketika menerima komuni itu, ia langsung meninggal dunia. Peristiwa atas diri Imelda ini terjadi pada tahun 1333. Gereja mengangkat Imelda sebagai pelindung anak-anak yang mempersiapkan diri untuk menerima Komuni Pertama.
sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 13 Mei:

Renungan Hari Rabu Paskah VI - B

Renungan Hari Rabu Paskah VI, Thn B/I
Bac I  Kis 17: 15, 22 – 18: 1; Injil       Yoh 16: 12– 15;
Hari ini Injil mengisahkan Tuhan Yesus yang memberikan peneguhan kepada para murid. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia menjanjikan Roh Kebenaran yang akan memimpin para murid ke dalam seluruh kebenaran (ay. 13). Roh Kebenaran, istilah lain dari Roh Kudus, akan memuliakan Tuhan Yesus, “sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya daripada-Ku.” (ay. 14). Peran Roh Kudus ini adalah menuntun para murid untuk menyampaikan kebenaran.
Peran Roh Kudus itu, secara implisit, terlihat dalam bacaan pertama hari ini. Dikisahkan bahwa Paulus pergi ke Athena, yang dikenal juga sebagai kota filsafat. Di sana Paulus tampil di atas Areopagus dan mewartakan kebenaran. Yang menarik adalah Paulus berangkat dari kebenaran yang sudah ada di sana, yaitu “Kepada Allah yang tidak dikenal.” (ay. 23). Dengan argumen filosofis, Paulus mencoba untuk menerangkan kebenaran di atas kebenaran itu. Namun ternyata banyak orang belum siap menerima kebenaran baru. Mereka masih terikat pada kebenaran lama. Hanya sedikit yang menerimanya.
Melalui sabda-Nya, Tuhan mau berbicara tentang Roh Kudus, khususnya Roh Kebenaran dan perannya. Roh Kudus bukan saja akan menuntun kita kepada kebenaran, melainkan juga mengajak kita untuk mewartakan kebenaran, seperti yang dilakukan Paulus. Sebagai murid Tuhan Yesus, karena baptisan yang kita terima, kita terpanggil untuk senantiasa menyatakan kebenaran dalam kehidupan kita. Salah satu kebenaran adalah tentang kasih Yesus kepada umat manusia. Jadi, sabda Tuhan hari ini menghendaki kita untuk menjadi bentara kebenaran-Nya.
by: adrian