Minggu, 09 Juni 2019

RENUNGAN HARI RAYA PENTAKOSTA, THN C

Renungan Hari Raya Pentakosta, Thn C
Bac I  Kis 2: 1 –11; Bac II        1Kor 12: 3 – 7, 12 – 13;
Hari ini adalah penutupan masa paskah. Masa paskah ditutup dengan merayakan hari raya Pentakosta, yaitu peristiwa turunnya Roh Kudus atas para murid Yesus. Dasar biblis hari raya Pentakosta ada pada bacaan pertama hari ini. Roh Kudus digambarkan seperti lidah-lidah api (ay. 3). Dan efek dari Roh Kudus adalah keterbukaan, yang dilukiskan dengan kemampuan berbahasa orang lain (ay. 8 – 11). Keterbukaan membuat orang saling mengerti dan akhirnya bersatu.
Roh Kudus yang turun pada pesta Pentakosta, dalam bacaan pertama merupakan Roh Kudus yang dijanjikan Yesus Kristus. Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus menjanjikan “seorang penolong yang lain” (ay. 16), yaitu Roh Kudus (ay. 26). Jadi, peristiwa Pentakosta merupakan penggenapan janji Tuhan Yesus. Akan tetapi, umat islam menggunakan janji Yesus ini sebagai penggenapan akan kedatangan Nabi Muhammad. Dasarnya ada pada kata Roh Kebenaran (ay. 17), yang dalam bahasa Ibrani Ruakh Ha Emed. Frase Ha Emed kedengaran mirip dengan kata Ahmad, yang merupakan nama lain dari Muhammad.
Benarkah janji Yesus akan kedatangan Roh Kudus merupakan ramalan akan kedatangan Muhammad? Jika umat islam menggunakan teks janji Yesus akan Roh Kudus ini dipakai, maka mereka harus menerima juga peran Roh Kudus yang dijelaskan Yesus, yaitu “mengingatkan kamu akan semua yang telah Ku-katakan kepadamu” (ay. 26). Rasul Paulus, dalam bacaan kedua, memaparkan lagi peran Roh Kudus, yaitu membuat kita dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan” (ay. 3b). Karena itu, pertanyaannya adalah apa benar Muhammad mengingatkan kita akan semua yang telah disampaikan Yesus?; apakah benar Muhammad membuat kita mengaku “Yesus adalah Tuhan”?
Jadi, Roh Kudus sama sekali tidak merujuk pada sosok manusia. Lantas bagaimana kita dapat merasakan kehadiran Roh Kudus? Pertama-tama, ketika yakin bahwa Yesus adalah Tuhan, di sana Roh Kudus sudah hadir dalam diri kita. Selain itu, seperti kata Yesus, yaitu bila kita ingat akan apa yang telah disampaikan-Nya. Misalnya, ketika kita hendak membalas kejahatan orang, kita ingat akan perintah Yesus untuk saling mengasihi, di sana Roh Kudus sudah berkarya. Atau, ketika seorang suami ingin menceraikan istrinya, lalu ingat akan kata-kata Yesus bahwa yang telah disatukan Allah jangan diceraikan manusia, dan dia tak jadi bercerai, di sana Roh Kudus sudah berkarya. Paulus, dalam suratnya yang pertama kepada umat di Korintus, mengatakan bahwa ketika kita yang berbeda-beda karena suku dan golongan dapat bersatu, hal itu disebabkan karena Roh Kudus (ay. 12 – 13).***