Selasa, 17 Juli 2012

(Pencerahan) Mencari di Tempat yang Salah


MENCARI DI TEMPAT YANG SALAH
Seorang tetangga melihat Nasrudin
berjongkok sambil mencari sesuatu.

“Apa yang sedang Anda cari, Mullah?”

“Kunciku yang hilang.”

Dua-duanya terus berjongkok mencari
kunci yang hilang itu.
Sebentar kemudian tetangga itu bertanya,
“Di mana kuncimu yang hilang?”

“Di rumah.”

“Astaga! Lantas mengapa Anda
mencarinya di sini?”

“Karena di sini lebih terang.”

ð  Apa gunanya mencari Tuhan di tempat-tempat suci
kalau Ia sudah tidak bersemayam lagi
di dalam hatiku?

by: Anthony de Mello, Burung Berkicau
Baca juga refleksi lainnya:

Orang Kudus 17 Juli: St. Alexis



SANTO ALEXIS, PENGAKU IMAN
Putera bangsawan kelahiran Roma ini menghabiskan 17 tahun hidupnya di Edessa, negeri Syria. Diceritakan bahwa Alexis kabur dari rumah orang tuanya pada hari-hari menjelang pernikahannya, karena dipaksa menikahi gadis pilihan orang tuanya. Tetapi sesungguhnya ia menghilang dari rumah karena dorongan keinginannya untuk mengabdikan dirinya semata-mata pada Tuhan

Ayahnya, seorang bangsawan kaya, mempunyai banyak hamba dan pelayan. Namun bagi Alexis, semua harta kekayaan itu tidak memberikan kebahagiaan yang lestari. Karena itu ia meninggalkan rumah orang tuanya dan mencari kebahagiaan yang langgeng dengan menjadi seorang petapa dan pengemis di Edessa. Sebagai pengemis, Alexis biasanya meminta-minta di gerbang gereja Santa Maria di Edessa. Sebagai petapa ia tekun berdoa dan bermati raga. Tubuhnya yang dahulu kekar, kini tinggal tulang terbungkus kulit. Salah satu doa yang biasa diucapkannya ialah, 
        "Aku bersyukur kepada-Mu ya Allah, karena Engkau telah memanggil aku
        dan meluluhkan hati banyak orang untuk memberikan aku sedekah,
        karena nama-Mu.
        Selesaikanlah dalam diriku pekerjaan luhur yang telah Kau mulai."

Setelah lama tinggal di Edessa, Alexis kembali ke Roma. Ia kembali ke rumah orang tuanya sebagai pengemis di istana bapaknya. Namun semua anggota keluarganya sudah tidak mengenalnya lagi karena kondisi tubuhnya yang kurus kering. Setelah Alexis meninggal dunia, barulah saudara-saudarinya mengetahui dia dari sepucuk surat yang ditinggalkannya kepada mereka.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Selasa Biasa XV - Thn II

Renungan Hari Selasa Pekan Biasa XV B/II
Bac I    Yes 7: 1 – 9 ; Injil    Mat 11: 22 – 24

Dalam Injil hari ini terlihat jelas kemarahan Yesus. Kemarahan Yesus ditujukan ke kota-kota seperti Khorazim, Betsaida dan Kapernaum. Kota-kota ini dipertentangkan dengan Tirus dan Sidon juga Sodom.

Tiga kota pertama, yang menjadi sasaran kemarahan Yesus adalah kota-kota yang sering dikunjungi Yesus. Di sana Yesus sering mewartakan Injil dan menyembuhkan banyak orang sakit serta melakukan mujizat. Di Kapernaum Yesus sering datang memberi pengajaran dan melakukan banyak mujizat. Demikian pula dengan Betsaida. Tapi bagaimana dengan Khorazim?
Khorazim adalah kota di tepi danau Galilea. Kini disamakan dengan Kerazeh, 4 km sebelah utara Kapernaum. Kota itu sudah lama hancur. Puing-puing batu dasar yang hitam dari rumah sembahyang masih dapat dilihat.
Tiga kota yang terakhir jarang dikunjungi Yesus, malah mungkin tidak pernah. Lalu apa kaitannya dengan kota-kota yang dikecam Yesus?

Tirus dan Sidon serta Sodom adalah tiga kota dari jaman Perjanjian Lama. Ketika Yesus menyebut mereka, Yesus mengaitkannya dengan masa lalu. Tirus dan Sidon sudah menjadi lambang kedurhakaan. Pada masa lalu dua kota ini sering dikecam para nabi.

Kota Sodom adalah lambang kehancuran total. Hal yang sama dengan dua kota sebelumnya, di kota ini juga sudah banyak peringatan dari para nabi, namun tidak diindahkan.

Jadi, Yesus menggunakan gambaran tiga kota yang terakhir untuk menyadarkan tiga kota pertama. Intinya adalah pertobatan. Tobat dapat meredakan murka Allah, sehingga kehancuran yang lebih parah seperti Sodom dapat dihindari. Tobat di sini dikaitkan dengan kepercayaan. Umat, yang biasanya tidak percaya pada Allah, kini harus percaya kepada Allah.

Hal ini juga yang diwartakan Yesaya dalam bacaan pertama. Yesaya mewartakan sabda Allah bahwa kota Efraim akan hancur karena ketidakpercayaan mereka. Karena itulah, Yesaya mengajak umatnya untuk bertobat dan kembali percaya kepada Allah. Jika tidak percaya, tentulah akan binasa (tidak akan jaya).

Tobat dan percaya adalah warta Tuhan hari ini melalui sabda-Nya. Tobat bisa diartikan berubah dari kebiasaan lama. Sering terjadi bahwa kebiasaan lama ini, disadari atau tidak, berdampak pada "kehancuran" diri kita. Namun tak jarang kita lebih suka pada kebiasaan lama ini. Kita takut akan hal yang baru, meski kita tahu bahwa hal yang baru itu berguna dan baik buat kita.

Untuk itulah kita harus percaya kepada Tuhan. Percaya kepada-Nya berarti kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada penyelenggaraan ilahi-Nya. Hanya dalam Dia saja kita akan aman dan selamat.

by: adrian