Selasa, 20 November 2012

Notulensi Pertemuan Tim Pendamping OMK

Notulensi Pertemuan
Tim Pendamping OMK, 19 November 2012


Tempat       : Aula Pastoran
Waktu         : 17.20 – 18.26
Peserta       : Ibu Sulastri, Bapak Pontius, Bapak Inno, Ibu Monoarfa, Ibu Lie Hua,  Bapak Niko, Bapak Bura, Ibu Linda dan Rm Adrian.

Agenda      :
1.     Membuat Program Kegiatan OMK di Tahun Iman
2.     Membuat Uraian Tugas Pengurus OMK

Uraian        :
Pertemuan dimulai pada jam 17.20 dengan doa pembukaan oleh Ibu Monoarfa. Setelah doa, moderator mengucapkan terima kasih atas kesediaan tim pendamping yang mau meluangkan waktunya untuk datang.  Moderator menyampaikan ada beberapa anggota yang tak hadir, yaitu Pak Sagala, Pak Wawan, Pak Eko dan Pak Petrus. Akan tetapi, hingga sore itu tidak ada informasi soal ketidakhadiran mereka.

Kemudian moderator menyampaikan bahwa ada dua agenda pertemuan berdasarkan kesepakatan pertemuan 8 November lalu. Namun moderator memastikan bahwa pertemuan selesai jam 18.30. Agenda pertama dipandu oleh Ibu Sulastri. Moderator menegaskan bahwa “program kegiatan OMK” yang dirancang sore ini bersifat tawaran. Nanti akan disosialisasikan ke OMK dan OMK sendiri akan menyesuaikan dengan kebutuhan mereka. Dari sanalah nantinya akan lahir program final yang akan disampaikan ke paroki.

1.       Program Kegiatan OMK di Tahun Iman dari Cermin Pastoral
Ibu Sulastri mengajak peserta untuk melihat lembar cermin pastoral dan mempersilahkan peserta untuk mengusulkan kegiatan apa yang dapat dilakukan OMK di tahun iman ini dengan menjawab pertanyaan tuntunan.

Pada kata kunci “Berpusat pada Kristus,” untuk indikator “menjadikan sabda Tuhan sebagai pedoman hidup” jenis kegiatannya:
a)     Seminar tentang kitab suci
b)    Pembekalan sharing 7 langkah untuk fasilitator
c)     Sharing 7 langkah dalam kegiatan OMK

Untuk indikator “menghayati doa dan devosi”, jenis kegiatannya:
a)     Mendoakan ujud yang diminta pada waktu yang ditentukan
b)    Terlibat dalam novena Roh Kudus dan novena Kerahiman Ilahi

Untuk indikator “menghayati sakramen dan sakramentali”, jenis kegiatan:
a)     Ikut terlibat dalam adorasi Jumat pertama
b)    Hadir dalam kebersamaan OMK untuk menghibur keluarga duka lewat doa
c)     Seminar tentang sakramentali
d)    Misa OMK setahun dua kali (momen Valentine Day dan Sumpah Pemuda)
Rm. Adrian mengingatkan bahwa misa OMK itu bersifat tematis, artinya dari, oleh dan untuk OMK. Jika momen tersebut jatuh pada hari Minggu, maka tidak ada misa OMK tersebut.

Pada kata kunci “Komunio”, untuk indikator “ada kebersamaan dalam komunitas OMK” jenis kegiatannya: pendataan dan pengelompokan OMK serta pertemuan rutin bulanan.

Untuk dua indikator lainnya, yaitu “saling mengenal lebih mendalam dan saling mengukuhkan,” jenis kegiatan: rekoleksi.

Pada kata kunci “Misi”, untuk semua indikator, jenis kegiatannya: bakti sosial, dan kunjungan ke penjara, kunjungan kepada OMK yang orang sakit, duka cita, musibah dan suka cita.

Setelah selesai menentukan jenis kegiatan, moderator membacakan kembali hasil pembicaraan sebelumnya

2.       Tugas Pengurus OMK
Mengingat waktunya sudah menunjukkan jam 18.24, moderator meminta kesepakatan anggota soal agenda kedua. Moderator mengusulkan agar setiap anggota mencoba menyusun gambaran tentang apa saja tugas dari pengurus inti OMK (ketua, sekretaris dan bendahara). Hari Minggu, 25 November 2012, diserahkan ke moderator. Untuk anggota yang di Balai serahkan waktu misa di paroki. Demikian pula untuk anggota yang dari Bati, karena hari Minggu nanti moderator akan misa di sana. Forum menerima usulan tersebut. Karena itu acara ditutup.

Acara selesai jam 18.26. Moderator mengucapkan banyak terima kasih atas peran serta anggota tim pendamping. Pertemuaan ditutup dengan doa dan berkat oleh Rm. Adrian pada 18.26.

(Pencerahan) Susahnya Ikut Kehendak Tuhan

Jalan sempit
Sekali peristiwa, Tuhan memperingatkan rakyat mengenai datangnya gemba bumi, yang akan menghabiskan seluruh air yang ada di negeri ini.

Air yang kemudian datang mengganti akan membuat setiap orang menjadi gila.

Hanya nabi yang menanggapi Tuhan dengan serius. Ia mengusung air banyak-banyak ke dalam guanya di gunung sehingga cukup kiranya sampai hari kematiannya.

Ternyata benar. Gempa bumi sungguh terjadi. Air menghilang dan air yang baru mengisi parit, sungai, danau dan kolam. Beberapa bulan kemudian sang nabi turun ke lembah untuk melihat apa yang telah terjadi. Memang, semua orang telah menjadi gila. Mereka menyerang dan tidak memperdulikannya. Mereka semua yakin justru dirinyalah yang sudah menjadi gila.

Maka nabi pulang ke guanya di gunung. Ia senang bahwa ia masih menyimpan banyak air. Tetapi lama-kelamaan ia merasakan kesepian yang tak tertahankan lagi. Ia ingin sekali bergaul dengan sesama manusia. maka ia turun ke bawah lagi. Sekali lagi ia diusir oleh penduduk karena ia begitu berbeda dari mereka semua.

Nabi akhirnya mengambil keputusan. Ia membuang seluruh air yang disimpannya, minum air baru dan bergabung dengan orang-orang lainnya sehingga sama-sama menjadi gila.

Jika engkau mencari kebenaran, engkau berjalan sendirian. Jalan ini terlalu sempit untuk kawan seperjalanan. Siapakah yang dapat tahan dalam kesendirian itu?

by: Anthony de Mello, Burung Berkicau

Renungan Hari Selasa Biasa XXXIII - Thn II

Renungan Hari Selasa Pekan Biasa XXXIII B/II
Bac I  Why 3: 1 – 6, 14 – 22; Injil        Luk 19: 1 – 10

Injil hari ini menampilkan kisah Zakheus yang bertobat. Cerita tersebut merupakan salah satu cerita yang sangat menarik yang ada dalam Injil. Melalui kisah tersebut penginjil mau menunjukkan maksud kedatangan Yesus: "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (ay. 10).

Yang menarik untuk kita renungkan adalah sosok Zakheus itu sendiri. Awalnya dia adalah seorang pendosa. Hal itu dapat dilihat dari pekerjaannya: Kepala Pemungut Cukai. Akar keberdosaannya adalah egoisme. Ia hanya mementingkan dirinya sendiri dan keluarganya. Ia memeras untuk kepentingan dirinya. Ia korupsi juga untuk dirinya sendiri. Pekerjaannya itu juga membuat dia disingkirkan dari lingkungan sosial Yahudi. 

Akan tetapi, sekalipun dia seorang yang sangat berdosa (posisi jabatannya sebagai kepala), ada kerinduannya untuk bertemu dengan Yesus. Dan Injil menceritakan bahwa ia sangat berjuang untuk berjumpa dengan Yesus. Perjuangannya tidaklah sia-sia. Ia akhirnya berjumpa dengan Yesus. Malahan Yesus datang ke rumahnya.

Apa yang membuat kisah ini menjadi menarik? Akhir ceritanya. Dikatakan bahwa setelah berjumpa dengan Yesus dan "mengundang" Yesus datang ke dalam rumahnya, Zakheus mengalami perubahan. Dari yang sebelumnya ia egois, hanya mementingkan diri dan keluarganya saja, berubah menjadi sosial. "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." (ay. 8).

Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk melihat diri kita. Tentulah kita mengaku sudah dekat dengan Yesus. Dan mungkin seminggu sekali kita mengundang Yesus masuk ke dalam hati kita lewat perjamuan ekaristi yang kita sambut. Pertanyaannya: sudahkah kita juga menunjukkan perubahan dalam hidup?

by: adrian

Orang Kudus 20 November: St. Feliks Valois

Santo Feliks Valois, pengaku iman
Feliks lahir di Valois, Perancis, pada tahun 1126 dari sebuah keluarga bangsawan Perancis, dan meninggal di Soissons, Perancis, pada 4 November 1212. Ia bersama muridnya Santo Yohanes dari Malta dikenal sebagai pendiri Ordo Tri Tunggal Mahakudus yang mengabdikan diri dalam karya penebusan para tawanan kristen dari tangan kaum muslim.

Konon, semasa mudanya ia suka menolong orang-orang miskin dan sakit. Pakaiannya yang masih bagus sering dihadiahkan kepada para pengemis. Ia kemudian menjadi rahib di hutan Gandelu di Soissons, Perancis. Salah satu muridnya ialah Santo Yohanes dari Malta. Bersama Yohanes, Feliks mendirikan sebuah ordo religius: Ordo Tri Tunggal Mahakudus atau Ordo Trinitarian yang mengabdikan diri pada karya penebusan orang-orang kristen yang ditawan oleh orang-orang muslin. Pada tahun 1198, Paus Innosensius III (1198 – 1216) secara resmi mengakui pendirian ordo religius ini.

Feliks berkarya di Perancis dan Italia. Ia kemudian mendirikan biara Maturinus, atau Maturin di Paris. Rumah induk dari ordo itu adalah biara Cerfroid di Soissons, tempat Feliks menghembuskan nafasnya terakhir pada 4 November 1212. Menurut dugaan banyak orang, Feliks dinyatakan ‘kudus’ oleh Paus Urbanus IV (1261 – 1264) pada tahun 1262, namun kebenaran dugaan tentang kanonosasi itu diragukan. Secara resmi ia dinyatakan sebagai seorang ‘santo’ oleh Paus Aleksander VII (1655 – 1667)

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun