Jumat, 18 September 2015

Muntah di Tempat yang Salah

Ketika sedang mengikuti perayaan ekaristi, Susi mengeluh kepada mamanya tentang kondisi fisiknya. Ia mengungkapkan kalau dirinya seperti mau muntah.
Namun karena asyik mendengarkan kotbah pastornya, sang ibu enggan beranjak dari tenpat duduknya. Karena itu, ia menyarankan agar putrinya pergi sendiri ke toilet yang ada di belakang gereja.
Tak sampai semenit, Susi sudah duduk kembali di samping ibunya.
Ibu              : (kaget dan bingung). Kamu jadi muntah?
Susi            : Iya.
Ibu              : Koq cepat banget ke toiletnya?
Susi            : Saya tak perlu pergi ke toilet. Tadi, ketika sampai di pintu masuk, ada kotak dengan tulisan: ‘Untuk Orang Sakit”
Ibu              : #$@%^&%$@???
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 18 September: St. Yohanes Makias

SANTO YOHANES MAKIAS, PENGAKU IMAN
Juan de Arcas Sanchez lahir pada 2 Maret 1585 di Ribera del Fresno, Estramadura, Spanyol. Ia adalah putra dari Pedro Arcas dan Juana Sanchez. Sejak kecil ia sudah yatim-piatu dan diasuh oleh pamannya sebagai penggembala. Sebuah tawaran untuk pergi ke Amerika Selatan diterimanya ketika Yohanes sudah dewasa. Ia pergi ke Cartagena sampai pada akhirnya menetap di Lima, Peru.
Melihat karya para Dominikan, Yohanes kemudian tertarik untuk melayani Allah dengan bergabung bersama para Dominikan. Yohanes diterima pada 23 Januari 1622, dan ia mengikrarkan kaul kekalnya pada 25 Januari 1623. Yohanes ditugaskan sebagai penjaga pintu, dan dalam pekerjaannya ia bertemu dengan banyak orang.
Yohanes merawat orang miskin dan sakit yang selalu menunggu di depan pintu biara. Doa-doa yang dilakukannya dipersembahkan untuk jiwa-jiwa di Api Pencucian. Yohanes juga merupakan sahabat dari Santo Martin de Porres.
Yohanes Makias meninggal dunia pada 16 September 1645 di Lima, Peru. Pada tahun 1837 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius VII, dan ada tahun 1975 ia dikanonisasi oleh Paus Paulus VI.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Jumat Biasa XXIV - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XXIV, Thn B/I
Bac I  1Tim 6: 2c – 12; Injil                Luk 8: 1 – 3;

Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa Tuhan Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah dari kota ke kota, dan dari desa ke desa bersama kedua belas murid-Nya. Hadir juga bersama mereka beberapa perempuan, seperti Maria Magdalena, Yohana, Susana dan masih banyak lagi. Yang menarik di sini adalah bahwa dikatakan bahwa perempuan-perempuan ini melayani rombongan Tuhan Yesus dengan kekayaan mereka. Kekayaan yang mereka miliki, tidak hanya dinikmati sendiri atau dipakai untuk kepentingan pribadi. Dengan sukarela mereka memberikan semua itu demi karya pelayanan Tuhan Yesus.
Sepertinya sikap perempuan-perempuan yang mengikuti rombongan Tuhan Yesus itu menginspirasi pengajaran Paulus dalam suratnya yang pertama kepada Timotius. Dalam bacaan pertama, Paulus menasehati supaya hidup penuh syukur, tidak berlebihan. Di samping itu, Paulus juga menghimbau umat untuk bersikap hati-hati terhadap kekayaan, karena kekayaan dapat menjerumuskan orang ke dalam pencobaan, keruntuhan dan kebinasaan (ay. 9). Paulus menyebut salah satu bentuk kekayaan adalah uang. Dan cinta akan uang menjadi akar segala kejahatan (ay. 10).
Dewasa ini kasus korupsi sudah merajalela. Korupsi bukan hanya terjadi dalam kehidupan negara (sekular), melainkan juga dalam kehidupan Gereja. Kalau di negara pelakunya adalah pejabat negara, maka di Gereja pelakunya adalah pejabat Gereja (uskup, imam, dll). Baik di negara maupun Gereja, korupsi terjadi karena orang telalu mencintai uang. Sekalipun bukan jatahnya, uang itu diambil demi kepentingan pribadi, keluarga atau kelompok. Orang tidak memiliki sikap syukur. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk menumbuhkan sikap syukur. Dengan sikap syukur, kita dapat dengan sukarela memberi apa yang kita miliki.***
by: adrian