Renungan
Hari Jumat Biasa XXIV, Thn B/I
Dalam Injil hari ini diceritakan
bahwa Tuhan Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah dari kota ke kota, dan dari
desa ke desa bersama kedua belas murid-Nya. Hadir juga bersama mereka beberapa
perempuan, seperti Maria Magdalena, Yohana, Susana dan masih banyak lagi. Yang menarik
di sini adalah bahwa dikatakan bahwa perempuan-perempuan ini melayani rombongan
Tuhan Yesus dengan kekayaan mereka. Kekayaan yang mereka miliki, tidak hanya
dinikmati sendiri atau dipakai untuk kepentingan pribadi. Dengan sukarela
mereka memberikan semua itu demi karya pelayanan Tuhan Yesus.
Sepertinya sikap perempuan-perempuan
yang mengikuti rombongan Tuhan Yesus itu menginspirasi pengajaran Paulus dalam
suratnya yang pertama kepada Timotius. Dalam bacaan pertama, Paulus menasehati
supaya hidup penuh syukur, tidak berlebihan. Di samping itu, Paulus juga
menghimbau umat untuk bersikap hati-hati terhadap kekayaan, karena kekayaan
dapat menjerumuskan orang ke dalam pencobaan, keruntuhan dan kebinasaan (ay.
9). Paulus menyebut salah satu bentuk kekayaan adalah uang. Dan cinta akan uang
menjadi akar segala kejahatan (ay. 10).
Dewasa ini kasus korupsi
sudah merajalela. Korupsi bukan hanya terjadi dalam kehidupan negara (sekular),
melainkan juga dalam kehidupan Gereja. Kalau di negara pelakunya adalah pejabat
negara, maka di Gereja pelakunya adalah pejabat Gereja (uskup, imam, dll). Baik
di negara maupun Gereja, korupsi terjadi karena orang telalu mencintai uang.
Sekalipun bukan jatahnya, uang itu diambil demi kepentingan pribadi, keluarga
atau kelompok. Orang tidak memiliki sikap syukur. Sabda Tuhan hari ini mengajak
kita untuk menumbuhkan sikap syukur. Dengan sikap syukur, kita dapat dengan
sukarela memberi apa yang kita miliki.***
by:
adrian