Selasa, 10 November 2020

YESUS MENURUT AL-QUR’AN


Sosok Yesus mendapat penghormatan dari dua agama, yaitu islam dan kristen (baik protestan maupun katolik). Umat kristen menyapa-Nya dengan Yesus Kristus, sedangkan umat islam mengenal Yesus sebagai Isa Almasih. Sekalipun sama-sama menghormati, namun terdapat perbedaan rasa hormat di antara kedua agama ini. Jika umat kristiani menghormati Yesus sebagai Allah, umat islam menghormati Yesus sebagai nabi.
Perbedaan penghormatan terhadap Yesus ini didasarkan pada perbedaan dalam menyikapi kitab suci masing-masing agama. Umat islam menganggap Yesus (Isa Almasih) sebagai nabi karena 2 hal, yaitu karena demikianlah dikatakan dalam Al-Qur’an dan karena konsep tauhid.
Akan tetapi, apakah menurut Al-Qur’an Yesus atau Isa Almasih itu hanya sebatas nabi? Berikut ini penjelasannya:


Jika video di atas tidak bisa dibuka, silahkan klik di sini.

INILAH PARA BIDA'AH PADA MASA PAUS LEO AGUNG

 


Tidak ada kehidupan tanpa persoalan. Demikian halnya dengan Gereja. Sejak berdirinya, Gereja selalu diterjang permasalahan. Masalah itu bisa datang dari dalam, bisa juga dari luar. Setiap jaman masalahnya selalu berbeda. Misalnya, awal-awal abad keberadaan Gereja, jemaat mengalami tekanan dan penindasan. Namun ketika Gereja merasakan kebebasan, masalah yang dihadapi lainnya. Pada beberapa masa, selalu ada kemunculan aliran-aliran sesat yang mengacaukan doktrin Gereja. Aliran sesat tersebut lebih dikenal dengan sebutan bida’ah.

Pada masa kepemimpinan Paus Leo I atau dikenal juga sebagai Leo Agung, ada banyak bida’ah yang menyebarkan ajaran sesat yang menyimpang dari ajaran iman resmi Gereja. Paus Leo Agung berjuang keras melawan mereka dibantu beberapa tokoh-tokoh lainnya. Berikut ini adalah para bida’ah itu dengan ajarannya.

Pelagianisme

Pelagianisme dikembangkan oleh Pelagius. Sedikit sekali informasi yang dapat diketahui mengenai kehidupan Pelagius. Meskipun dia kerap disebut sebagai seorang rahib, namun hal itu tidak memberi kepastian bahwa dia memang adalah seorang rahib. Agustinus mengatakan bahwa dia hidup di Roma "dalam waktu yang sangat lama," dan bahwa dia berasal dari kepulauan Inggris. (Santo Heronimus menduga dia adalah seorang warga Skotlandia atau mungkin saja dari Irlandia). Yang pasti, dia terkenal di provinsi Romawi, baik karena kehidupan publiknya yang dijalaninya dengan matiraga-keras, maupun karena kekuatan dan persuasivitas dari khotbahnya. Sampai saat gagasan-gagasannya yang lebih radikal tercuat ke depan publik, bahkan tokoh-tokoh yang disebut sebagai sokoguru Gereja seperti Agustinus pun menyebutnya sebagai “orang suci.”

Pelagius mengajarkan bahwa kehendak manusia, dibarengi perbuatan-perbuatan baik dan kehidupan bermatiraga secara ketat, cukup untuk menjalani suatu kehidupan tanpa dosa. Dia mengatakan kepada para pengikutnya bahwa tindakan yang benar dari pihak manusia adalah segala-galanya yang diperlukan untuk mencapai keselamatan. Bagi dia, rahmat Allah hanyalah keuntungan tambahan; berguna, namun tidak esensial. Pelagius tidak percaya akan dosa asal, namun mengatakan bahwa Adam telah mengutuk umat manusia dengan teladan yang buruk, dan bahwa teladan baik Kristus menawarkan bagi kita suatu jalan menuju keselamatan, bukan melalui pengorbanan, melainkan melalui pengarahan kehendak. Heronimus bangkit sebagai salah seorang kritikus utama terhadap Pelagianisme, karena, menurut Heronimus, pandangan Pelagius secara mendasar mendustai karya Sang Mesias; dia secara pribadi lebih menyukai kata “pengajar” atau “guru” sebagai ganti sebutan apapun untuk kuasa ilahi.

Pelagianisme adalah faham yang meyakini bahwa dosa asal tidak merusak hakikat manusia (yakni hakikat ilahi, karena manusia diciptakan dari Allah) dan bahwa dengan kehendaknya yang fana manusia masih sanggup untuk memilih yang baik atau yang buruk tanpa pertolongan ilahi. Dengan demikian, dosa Adam "memberikan teladan yang buruk" bagi keturunannya, namun tindakan-tindakan Adam tidak mengandung konsekuensi-konsekuensi lain yang dihubung-hubungkan dengan dosa asal. Dari sudut pandang Pelagianisme, peran Yesus adalah "memberikan suatu teladan yang baik" bagi seluruh umat manusia (dengan demikian adalah kebalikan dari teladan buruk Adam).