Jumat, 25 Januari 2013

OMK Berbicara HIV/AIDS

OMK ST YOSEP BALAI BICARA TTG HIV/AIDS
Mengisi liburan Maulid Nabi Muhammad, 24 Januari 2013, OMK St. Yosep Tanjung Balai Karimun mengadakan acara bincang-bincang tentang HIV/AIDS. Acara diadakan di SMP St. Yusup, Bukit Tiung, dari jam 09.00 – 13.00. Ibu Theresia Sulastri, yang juga anggota tim pendamping OMK dan Kepala Sekolah SMP St. Yusup, dalam kata sambutan menyampaikan maksud kegiatan ini, yaitu agar kaum muda tahu soal HIV/AIDS sehingga dengan demikian muncul kesadaran untuk menghindari virus mematikan itu.

Kegiatan, yang mendapat dukungan dari CU Jembatan Kasih, ini diikuti oleh 46 peserta OMK. Dari 46 orang itu 34 orang adalah OMK pelajar. Jumlah peserta ini memang sengaja dibatasi dan dikhususkan untuk kaum muda dari wilayah Balai saja. Hadir juga beberapa pendamping OMK, seperti Ibu Sulastri, Ibu Valentine, Bapak Andreas Joko Eko. Acara ini merupakan bentuk kerja sama OMK Paroki St Yosep dengan LSM Sahabat Anak Indonesia (SADO).

Pembicara pada session pertama adalah Ibu Linda dari LSM SADO (Sahabat Anak Indonesia). Ibu Linda mengawali pertemuan dengan memperkenalkan LSM SADO. Kemudian pembicara menjelaskan seputar virus dan penyakit HIV/AIDS ini dan bagaimana penyebarannya. Ibu Linda, yang juga anggota tim pendamping OMK St. Yosep, menyampaikan materinya dengan santai diselingi dengan permainan. Dari hasil diskusi peserta dapat disimpulkan bahwa peserta sudah tahu banyak tentang materi ini.

Setelah menikmati snack dalam istirahat singkat, peserta masuk dalam session kedua. Dalam session kedua, pembicara, yaitu Rm. Adrian, membahas soal HIV/AIDS dari sisi Kitab Suci. Pertama-tama romo menjelaskan bahwa virus dan penyakit HIV/AIDS itu sendiri tidak ada dalam Kitab Suci, akan tetapi kita bisa menemukan apa kata Kitab Suci berkaitan masalah HIV/AIDS. Jadi, dalam pertemuan ini peserta diajak untuk mengetahui apa kehendak Tuhan pada kita soal masalah ini. Romo, yang bertugas sebagai pastor pembantu, memulai penjelasannya dari kisah penciptaan. Dikatakan bahwa semua ciptaan Allah, termasuk manusia, adalah baik. Namun dosa membuat semuanya rusak. Dosa mendatangkan sengsara dan derita. Karena itu, dalam alam Perjanjian Lama ada kaitan antara dosa dengan penderitaan, sakit dan bahkan kemiskinan.

Dalam kerangka inilah, menurut Rm Adrian, dapat dikatakan bahwa penyakit AIDS yang diderita merupakan akibat dosa yang dilakukan. Dosa itu tampak dalam free sex dan drugs. Akan tetapi, romo, yang pernah bertugas mendampingi anak jalanan di Jakarta, ini tidak hanya berhenti pada tinjauan Perjanjian Lama. Ia melanjutkan dengan Perjanjian Baru dengan menampilkan kisah penyembuhan orang buta sejak lahir (Yohanes 9: 1 – 3). Di sini dikatakan bahwa melalui penyakit yang diderita orang karya Allah dinyatakan. Demikian pula terhadap penderita HIV/AIDS (ODHA = Orang dengan HIV/AIDS).

Oleh karena itu, di akhir session ini ada tiga penegasan penting. Pertama, ajakan bertobat. Seruan bertobat ini mengutip Lukas 13: 3 dan Mazmur 69: 7. Kedua, membangun sikap belas kasih. Sikap belas kasih ini terlihat dari sikap menghindari virus HIV, bukan penderitanya; membenci dosanya, bukan orangnya. Ketiga, ajakan menjadi agen pewarta kebaikan dan kebenaran. Di sini romo mengajak kaum muda untuk berani tampil menjadi saksi dalam memberantas bahaya HIV/AIDS. Kesaksian itu bisa dengan lisan, bisa juga dengan perbuatan dan tingkah laku.


Foto-foto kegiatan

Lokasi Kegiatan



Kata Sambutan




Ibu Linda dari SADO mempresentasikan materinya pada session Pertama





Diskusi Kelompok untuk mengetahui sejauh mana peserta tahu tentang HIV/AIDS





Mempresentasikan hasil diskusi



Ice Breaking: Agar jangan pusing





















Rm. Adrian menyampaikan materinya dengan singkat dan padat





Sosialisasi CU: Daripada membuang, mending menabung



Saatnya memberi perhatian pada perut




Santai dikit akh...









by: adrian