Selasa, 01 September 2015

Orang Kudus 1 September: St. Ruth

SANTA RUTH, TELADAN IMAN
Ruth adalah salah satu tokoh wanita dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Ia berasal dari suku Moab, sebuah suku yang tidak termasuk bagian dari Israel. Ruth dikenal dalam kaitannya dengan keluarga Elimelekh, sebuah keluarga Israel dari Betlehem, daerah Yehuda. Konon pada zaman pemerintahan hakim-hakim, terjadilah kelaparan hebat di tanah Israel. Elimelekh bersama Naomi, istrinya, dan kedua anaknya, Mahlon dan Kilyon, mengungsi ke Moab sebagai orang asing.
Sepeninggal Elimelekh, Mahlon dan Kilyon menikah dengan perempuan-perempuan Moab. Mahlon menikah dengan Opra, sedangkan Kilyon mendapatkan Ruth. Sayang sekali bahwa Mahlon dan Kilyon akhirnya meninggal dunia. Dengan demikian tinggallah Naomi bersama kedua menantunya, Opra dan Ruth.
Ketika didengar bahwa Tuhan telah membebaskan umat-Nya Israel dari kelaparan, pulanglah Naomi ke Betlehem. Ia membebaskan kedua menantunya untuk memilih jalan hidup sendiri. Hanya Ruth yang ikut bersama Naomi.
Di Betlehem Ruth bertemu dan menikah dengan Boaz, saudara Elimelekh. Pernikahan Levirat ini adalah sah menurut hukum Israel demi melanjutkan keturunan Naomi. Ruth dan Boaz memperanakkan Obed, ayah dari Yesse, yang menjadi ayah Daud, Raja terbesar Israel. Dengan demikian Ruth dikenal sebagai leluhur Raja Daud dan Yesus Kristus, yang lahir dari keturunan Daud (Mat 1: 5).
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Selasa Biasa XXII - Thn I

Renungan Hari Selasa Biasa XXII, Thn B/I
Bac I  1Tes 5: 1 – 6, 9 – 11; Injil                   Luk 4: 31 – 37;
Tuhan, melalui sabda-Nya hari ini, mau mengatakan kepada kita bahwa Dia menghendaki umat manusia bahagia, bukan sebaliknya. Dalam bacaan pertama hal ini dengan tegas dikatakan Paulus dalam suratnya yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika. “Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan.” (ay. 9). Bagi Paulus, keselamatan itu ada dalam Tuhan Yesus. Karena itu, mereka yang mau mendapatkan keselamatan, harus hidup di dalam Tuhan Yesus. Hidup di dalam di sini dapat dimengerti sebagai mengimani atau menghayati hidup dan pengajara Tuhan Yesus.
Hal ini juga ditampilkan dalam bacaan Injil, lewat peristiwa Tuhan Yesus mengusir setan dari seseorang yang kerasukan. Setan datang membawa kebinasaan, tetapi Tuhan Yesus datang justru hendak membebaskannya. Kedatangan Tuhan Yesus dilihat setan sebagai ancaman. Ini terlihat dari pernyataan setan, “Engkau datang hendak membinasakan kami?” (ay. 34). Tapi Tuhan Yesus menunjukkan kuasa-Nya, yang menunjukkan juga kuasa Allah, dengan mengusir setan itu, agar orang itu terbebas dari kebinasaan setan.
Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa Tuhan tidak menghendaki kita menderita dan binasa, melainkan beroleh keselamatan. Namun untuk itu hendaknya kita selalu mengikuti kehendak-Nya. Seperti kata Paulus, kita musti hidup dalam Dia. Oleh karena itu, hendaklah kita datang kepada Tuhan Yesus dan membiarkan Dia menyingkirkan dari dalam diri kita kuasa-kuasa kegelapan yang justru akan menghancurkan diri kita sendiri.***
by: adrian