Senin, 22 Januari 2018

SIFAT HAKIKI PERNIKAHAN KATOLIK

Sifat atau ciri merupakan kekhasan sesuatu yang membedakannya dari yang lain. Pernikahan selalu memiliki sifat tertentu, yang membuatnya berbeda dari pernikahan lainnya. Salah satu sumbernya adalah agama. Sebuah agama akan membuat sifat khas pada pernikahan yang terjadi dalam bidang wilayahnya. Karena itu, agama katolik membuat pernikahan katolik mempunyai sifat khas yang membedakannya dari pernikahan agama lainnya. Apa saja sifat hakiki pernikahan katolik?
Ada dua sifat hakiki pernikahan katolik. Pertama, monogami atau hidup hanya dengan satu pasangan saja. Orang katolik yang mau menikah wajib menghayati sifat monogami pernikahannya. Dia hanya hidup bersama istrinya seorang seumur hidup. Hanya kematian yang dapat memisahkan. Konsekuensi dari pilihan ini adalah pasangan suami istri harus tetap setia dalam suka dan duka, dalam untung dan malang. Selain itu pasutri tidak boleh selingkuh, apalagi menikah lagi.
Kedua, tak terceraikan. Gereja Katolik menolak adanya perceraian, karena apa yang sudah disatukan Allah, janganlah diceraikan manusia. Orang katolik yang mau menikah harus menyadari hal ini. Pertama-tama dia harus sadar bahwa tidak ada keluarga yang bebas dari masalah/konflik. Namun Gereja mengajarkan bahwa masalah atau konflik bukan menjadi dasar untuk perceraian/perpisahan, melainkan dasar untuk mengampuni dan mengasihi. Jadi, sekalipun ada pertengkaran, pasutri terpanggil untuk saling memaafkan.
Sifat hakiki pernikahan katolik ini khas pada Gereja Katolik. Agama lain masih mengizinkan umatnya untuk poligami dan bercerai. Oleh karena itu, umat katolik yang mau menikah harus benar-benar siap untuk menerima efek dari sifat hakiki pernikahan katolik ini. Sifat hakiki pernikahan katolik ini dikenakan pada siapa saja yang menikah menurut tata cara Gereja Katolik. Jadi, sekalipun bukan katolik, namun ketika dia menikah dalam Gereja Katolik, dia wajib menghidupi sifat pernikahan katolik ini.
by: adrian