Jumat, 10 Juli 2015

Tuhan Hilang Dicuri

Tono dan Joko adalah anak asrama St. Fransiskus. Mereka masih duduk di bangku SD kelas 5. Reputasi mereka di asrama sangat buruk. Mereka selalu bikin ulah. Banyak barang milik anak asrama lainnya sering hilang. Dan bila ada kehilangan, selalu sasarannya adalah Tono dan Joko. Namun mengharapkan mereka mengaku sangatlah sulit.
Karena tidak tahan dengan ulah mereka, Pak Hiero menyerahkan mereka kepada Romo Aleks. Mungkin dengan bimbingan dan pendekatan khusus Rm. Aleks, kedua anak itu dapat berubah. Ketika niatnya itu disampaikan, Rm. Aleks minta agar kedua anak itu menghadapnya satu per satu.
Joko masuk ke ruang konsultasi. Di sana sudah menunggu Rm. Aleks. Joko tak berani menatap wajah Rm. Aleks. Mereka duduk berhadapan. Awalnya tidak ada komunikasi di antara mereka. selang 5 menit kemudian, Rm. Aleks angkat bicara.
Rm. Aleks    : Joko, dimana Tuhan?
Joko menunduk. Ia diam membisu.
Rm. Aleks    : Dimana Tuhan?
Mendengar suara Rm. Aleks mulai meninggi, Joko mengalihkan pandangannya. Mulai dari bawah meja, ia beralih ke sudut-sudut ruangan. Ia tetap diam membisu. Untuk ketiga kalinya, Rm. Aleks bertanya sambil jari telunjuknya mengarah ke hidung Joko.
Rm. Aleks    : Joko, dimana Tuhan?
Karena gugup, Joko lari pontang panting keluar dari ruangan. Ia segera menjumpai Tono.
Joko            :  Wah, gawat bro! ada masalah besar.
Tono            : Masalah besar apa?
Joko            : Sepertinya Tuhan hilang. Romo pikir kita yang curi.
Keesokan harinya, Joko dan Tono pergi menghadap Romo Aleks. Dengan jujur mereka mengakui telah mencuri banyak barang milik temannya. Tapi mereka sama sekali tidak mencuri Tuhan.
Tono            : Sumpah, Romo! Kami tak pernah sekalipun mencuri Tuhan.
Rm. Aleks    : %#$@(*&%#???
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 10 Juli: St. Erik

SANTO ERIK IX , MARTIR
Erik adalah Raja Swedia yang beragama katolik. Ia menduduki takhta kerajaan pada tahun 1150 dan berjasa menyusun undang-undang Nasional Swedia. Pada masa kekuasaannya, ia menaklukkan negeri Finlandia dan memberi wewenang penuh kepada Henry, Uskup Uppsala, untuk menobatkan bangsa Finlandia yang masih kafir.
Karena dukungan dalam usaha penyebaran iman katolik, ia dimusuhi oleh banyak bangsawan Swedia. Kemudian atas hasutan Danes, bangsawan-bangsawan itu bersekongkol untuk menjatuhkan dia dari takhta kekuasaannya, bahkan melenyapkan nyawanya. Dalam suatu pertempuran di dekat Uppsala, mereka berhasil membunuh Erik.
Sejak lahirnya reformasi protestan, Erik dihormati sebagai pelindung Bangsa Swedia, walaupun ia tidak pernah secara resmi dikanonisasikan sebagai orang kudus. Jenasahnya dikebumikan di Gereja Katedral Uppsala. Peristiwa pembunuhan atas dirinya terjadi pada 18 Mei 1161
sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus hari ini:

Renungan Hari Jumat Biasa XIV - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XIV, Thn B/I
Bac I  Kej 46: 1 – 7, 28 – 30; Injil                 Mat 10: 16 – 23;

Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Tuhan senantiasa menyertai mereka. Penyertaan Tuhan dalam hidup umat-Nya ini tampak dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Kejadian. Diceritakan bahwa Allah akan menyertai Yakub dan keluarganya. “Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir.” (ay. 4). Demikian sabda Allah kepada Yakub. Penyertaan Tuhan berarti juga perlindungan-Nya. Dia akan menjaga dan melindung umat-Nya.
Hal yang senada juga ditekankan dalam Injil, pada kisah pengutusan keduabelas rasul. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia mengutus mereka “seperti domba ke tengah-tengah serigala!”. (ay. 16). Tentulah situasi ini adalah situasi yang menakutkan dan memberatkan. Namun Tuhan Yesus mengajak para rasul-Nya untuk tidak perlu takut atau gelisah. “Jangan kalian khawatir…” (ay. 19) akan apa yang mau dibuat karena Tuhan sendiri yang akan menuntunnya. Artinya, Tuhan senantiasa mendampingi para rasul.
Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dia selalu ada di samping kita, untuk menjaga dan melindungi kita. Salah satu persoalan dalam hidup kita adalah kita tidak menyadari kehadiran Tuhan itu. Berhadapan dengan persoalan hidup, kita selalu mengandalkan kekuatan diri sendiri atau kekuatan lain. Kita seakan tidak membutuhkan Tuhan. Sabda ini mengajak kita untuk datang dan mengandalkan-Nya. Dengan kesadaran bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita, maka tak perlu kita terlalu mengkhawatirkan hidup ini.***

by: adrian