MENANAMKAN BUDAYA MEMBACA
Membaca memang sangat menyenangkan, hanya saja kita selalu malas untuk
membuka-buka buku. Padahal jika kita tahu sebenarnya jawaban dari semua
pertanyaan yang membelit kita ada pada sebuah buku, tetapi kita tidak tahu
karena kita malas membacanya.
Mengapa membaca? Dengan membaca manusia dapat menyerap sedemikian rupa ilmu
yang dapat mencerahkan dirinya. Sedangkan ilmu itu sendiri merupakan kunci
meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Membaca merupakan kebutuhan rohani,
seperti halnya mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan. Namun kadang membaca memberikan
gizi yang lebih untuk rohani kita.
Untuk menjadi seorang penulis yang dibutuhkan bukanlah terus menerus
menulis, tapi yang perlu dilakukan adalah membaca. Untuk menemukan gaya
membaca. Seperti teori kendi, jika kendi yang kosong diisi secara terus
menerus dengan air, maka kendi itu akan penuh dan air yang lebihnya itu akan
meluber, dan luberan itulah yang kelak akan menjadi tulisan.
Sebuah survei membuktikan bahwa masyarakat di Jepang mempunyai minat baca
yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat di Indonesia. Hal ini dibuktikan
dengan jumlah buku yang terbit di Jepang lebih dari 40.000 judul buku pertahun.
Sedangkan yang terbit di Indonesia sekitar 3000 judul buku pertahun. Perbandingan
yang sangat jauh. Apalagi jika dibandingkan dengan negara Super Power, Amerika
Serikat. Di negara ini sekitar 100.000 judul buku diterbitkan pertahunnya.
Sedikitnya jumlah buku yang terbit di Indonesia mengisyaratkan betapa rendahnya
minat baca masyarakat kita. Tidak heran jika kedua negara di atas cepat
berkembang bahkan sampai berhasil menguasai dunia.
Sudah jelas, kunci membangun peradaban sebuah bangsa adalah dengan membaca,
begitupun seseorang yang ingin terus mengembangkan dirinya ke tingkat
optimalisasi, kuncinya adalah membiasakan membaca. Sebab unggul tidaknya sebuah
negara tergantung dari unggul tidaknya masyarakat yang ada di dalamnya.
Kita lebih senang menonton film apalagi untuk seputar dunia wanita yang giat nonton
sinetron, atau mendengarkan musik dari pada membaca buku, sebab ketika kita
menonton atau mendengarkan musik, otak kita tidak dituntut
untuk bekerja keras. Saat itu otak kita hanya mengikuti alur cerita atau alunan
nada itu bergerak. Sedangkan apabila kita membaca, kita harus menggerakkan otak
dan bola mata kita. Sebab jika kedua hal ini tidak dilakukan, kita akan
kesulitan untuk menyerap apa yang sedang kita baca. Paradigma yang seperti
inilah yang akan menyulitkan kita untuk menghafalkan puluhan halaman buku
ketika kita akan dihadapkan dengan ujian. Mata akan cepat lelah, sebab kita
tidak terbiasa membaca.
Membangun tradisi membaca memang tidak mudah begitu saja. Membaca penting
sekali dalam seputar dunia wanita, bukan hanya cantik dari luar saja tapi
menjadi wanita juga harus cerdas apalagi dihadapkan pada fenomena kehidupan
saat ini. Kita harus membiasakan membaca buku. Di bawah ini beberapa cara
membiasakan membaca buku :
- Membawa buku yang kecil terlebih dahulu, usahakanlah buku itu kita pegang jangan dimasukkan ke dalam tas. Karena jika kita terus memegangnya setidaknya kita akan membaca judul dan sampul belakangnya. Bawa terus sempai pada akhirnya secara tidak langsung kita akan tertarik untuk membukanya. Hal ini dapat bermanfaat misalnya saat kita sedang terjebak macet, atau menunggu antrian panjang, kita tidak perlu menggerutu sebab ada yang dapat kita lakukan, yaitu membaca buku. Membiasakan membawa buku kemana saja juga dapat menambah wibawa kita, setidaknya orang akan menganggap kita adalah orang yang serius, orang akan segan terhadap kita apalagi kalau judul bukunya menarik.
- Sesekali berkunjung ke toko buku, dengan berkunjung ke toko buku orang yang asalnya tidak suka membaca buku menjadi tertarik ketika membaca judul-judul yang menarik, yang mungkin sesuai dengan kebutuhannya saat ini.
- Menganggap buku ibarat makanan, dengan menganggap buku seperti makanan kita dapat melakukan hal-hal seperti: Memilih buku yang memang kita sukai, sebagaimana kita memilih makanan yang kita sukai. Mencicipi kelezatan sebuah buku, sebelum membaca sebuah halaman. Kita dapat mengenali dulu siapa pengarang buku tersebut, atau membaca dahulu sinopsisnya agar kita tertarik dan penasaran untuk membaca buku tersebut. Dengan ini kita akan merasa sedang bercakap-cakap dengan penulis buku tersebut, meskipun ternyata sedang sendirian. Bacalah buku seperti ngemil, jangan pernah takut untuk melihat tebalnya sebuah buku. Sedikit demi sedikit dibaca akan menjadi lebih menarik dan bermanfaat.
- Ciptakan suasana yang mendukung. Di antaranya sediakan penerangan yang cukup, cari posisi duduk yang nyaman, bila perlu ruangan diberi aroma wewangian sambil menyetel lagu klasik. Hal ini dapat menciptakan suasana yang santai dan mempermudah untuk menyerap informasi dari buku yang sedang kita baca.
- Membuat perpustakaan pribadi, apabila kita membeli buku, jangan beranggapan kita harus membacanya saat itu juga, kita bisa menyimpannya terlebih dahulu menjadi perpustakaan pribadi. Siapa tahu suatu saat kita akan membutuhkannya. Atau jika kita tidak sempat untuk membacanya, setidaknya buku-buku itu akan bermanfaat untuk anak cucu kita.
Membaca memang menyenangkan dan untuk membangun tradisi membaca tidaklah
mudah serta gampang-gampang susah, tapi apabila kita mengetahui manfaat dari
membaca itu sendiri maka membaca akan jadi lebih menyenangkan lagi. Di antaranya
manfaat membaca sebagai berikut :
- Pintar. Banyak orang pintar tetapi tidak sekolah. Hamka atau Adam Malik, misalnya. Mereka pintar dengan belajar otodidak, yaitu membaca buku. Dengan membaca kita akan menyerap informasi dan pengetahuan yang semakin banyak.
- Produktif dalam menulis dan mempunyai banyak ide. Seorang pembaca yang baik akan mampu menjadi penulis yang baik. Ia akan selalu melahirkan karya-karya yang bermutu.
- Membangun peradaban bangsa. Dengan membaca kita akan menjelajahi dunia. Untuk mengetahui kutub Utara atau kutub Selatan kita tidak perlu pergi ke sana, kita tinggal membuka dan membaca buku. Dengan peradaban yang tinggi, kita akan dapat bersaing dengan negara-negara lain yang telah unggul lebih dulu.
- Mengurangi kemungkinan terserang penyakit demensia atau pikun. Dengan membaca buku kita akan terus berfikir. Apabila seseorang terus berfikir maka kemungkinan untuk terserang pikun pun berkurang.
- Memanfaatkan waktu. Terjebak macet atau dalam antrian yang panjang adalah suatu hal yang membosankan. Agar kita tidak merasa jenuh kita dapat memanfaatkannya untuk membaca buku. Selain menghilangkan rasa kesal kita juga dapat menambah ilmu.
Membaca juga bermanfaat dalam seputar
dunia wanita, untuk
menambah wawasan dan juga kita dapat mengetahui rahasia kecantikan wanita dan bagaimana merawat
tubuh agar tetap terlihat cantik, itu semua dapat kita peroleh dari
membaca.
sumber: seputarduniawanita.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar