Salah satu poin yang menjadi penilaian majalah ini adalah soal transparansi
keuangan Gereja. Berkaitan transparansi, Paus Fransiskus
benar-benar membuat gebrakan. Pada bulan Juni 2013 Paus Fransiskus
menyerukan transparansi. Ia menghendaki supaya pusat kekuasaan agama Katolik
itu transparan soal keuangannya. Karena itu, Paus meminta lembaga keuangan di
Vatikan untuk membuka laporan keuangan bagi publik. Hal ini merupakan bentuk
pertanggungjawaban moral dan sesuai dengan semangat Injil.
Menanggapi seruan Paus itu, maka dibentuklah suatu lembaga khusus untuk
mengaudit keuangan. Selain itu, dan ini yang terpenting, Bank
Vatikan melakukan transparansi keuangan. Pada awal Oktober lalu, Bank Vatikan
mulai mempublikasikan laporan keuangannya sebagai salah satu wujud
transparansi. Ini merupakan publikasi laporan keuangannya yang pertama sejak
berdirinya 125 tahun lalu.
Tuntutan transparansi ini mengisyaratkan adanya korupsi di dalam Gereja, khususnya di pusat jantung kekatolikan. Hal ini tak perlu disangkal lagi. Karena itulah, Rm. Edy Purwanto, sekretaris eksekutif KWI, mengatakan bahwa Paus Fransiskus menginginkan Gereja bersih dari korupsi. Tentu saja harapan Paus akan “Gereja yang bersih dari korupsi” ini bukan hanya yang ada di Vatikan, melainkan juga di seluruh dunia.