Jumat, 19 Desember 2014

Romo Paroki Sekaligus Romo Vikep

Romo Eko adalah vikep sekaligus pastor kepala paroki St. Yanuarius. Sebagai pastor paroki, ia berkewajiban menggembalakan umat yang ada di parokinya. Namun sebagai vikep, ia harus memperhatikan paroki-paroki yang ada di wilayah kevikepannya.

Untuk mewujudkan peran vikep-nya, Rm Eko mulai mengadakan kunjungan dari paroki ke paroki. Setelah hampir mengunjungi semua paroki, suatu kesempatan ia datang mengunjungi Paroki St. Yanuarius. Berbeda dengan paroki-paroki yang sudah dikunjunginya, di Paroki St. Yanuarius ini ia tidak mendapat sambutan yang sangat meriah.

Dalam suatu kesempatan, Romo Vikep mengadakan acara dengar pendapat. Acara ini ia buat juga di paroki-paroki sebelumnya. Umumnya dalam acara itu umat menyampaikan isi hatinya, entah soal layanan pastoral, sikap pastornya atau juga masalah lain. Tak terkecuali di Paroki St. Yanuarius itu. Banyak umat menyampaikan uneg-unegnya tentang pastor parokinya.

Dengan bijak, Romo Vikep mendengar dan menanggapinya. “Sepertinya orangnya sudah kayak begitu. Tapi nanti akan saya sampaikan kepada yang bersangkutan.”

Pangkalpinang, 26 November 2014
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Renungan Hari Jumat Adven III - B

Renungan Hari Jumat Adven III, Thn B/I
Bac I    Hak 13: 2 – 7, 24 – 25; Injil             Luk 1: 5 – 25;

Sabda Tuhan hari ini memiliki persamaan, yaitu sama-sama berkisah tentang keluarga yang mendapatkan anak/keturunan. Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Hakim-hakim berkisah tentang kehamilan pasangan tua Manoah dan istrinya. Dikatakan bahwa istrinya itu mandul. Namun dari mereka lahirlah Simson yang akan tampil sebagai hakim bagi bangsa Israel, yang akan memimpin mereka kepada Allah. Sangat menarik bahwa istri Manoah diminta untuk menjaga dirinya dari segala hal-hal yang buruk selama masa kehamilannya.

Peristiwa yang mirip dengan kelahiran Simson terlihat lagi dalam Injil. Hari ini Injil mengisahkan mengenai kehadiran keturunan dalam sebuah pasangan tua Zakaria dan Elisabeth. Sama seperti istrinya Manoah, Elisabeth juga dikatakan mandul. Namun dari mereka ini lahir Yohanes Pembaptis, yang “akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan.” (ay. 16). Jadi, sekalipun di mata manusia mereka tak mungkin lagi mendapat keturunan, namun tidak bagi Allah. Karena bagi Allah tidak ada yang mustahil sebab Allah adalah Mahakuasa.

Kemarin sabda Tuhan menyinggung kemahakuasaan Allah yang hadir di dunia dengan cara manusia. Banyak orang melihat dengan cara pandang manusia sehingga mereka menilai itu tidak mungkin terjadi. Banyak manusia meragukan kemahakuasaan Allah karena ia memakai kacamata duniawi. Hari ini sabda Tuhan kembali mau membahas topik tersebut dengan menghadirkan kisah dua pasangan suami isteri tua dan mandul, yaitu Manoah dan isterinya, serta Zakaria dan Elisabeth, isterinya. Dalam kacamata manusia, tak mungkin mereka mendapat keturunan. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Di sini Tuhan mau menyatakan kepada kita bahwa jangan pernah meragukan kemahakuasaan Allah. Iman akan Allah yang Mahakuasa musti diteguhkan. Iman ini sebagai bekal persiapan kita menyambut peristiwa kelahiran Tuhan Yesus.

by: adrian