Minggu, 08 Maret 2015

Gereja Tolak Hukuman Mati

KWI & PGI TOLAK HUKUMAN MATI
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menolak hukuman mati karena nyawa seseorang tidak boleh dicabut oleh siapapun.

“Kami percaya bahwa hanya Tuhan yang memiliki hak mutlak untuk mencabut kehidupan,” kata Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI, Jeirry Sumampow, melalui siaran pers tertulis kepada media.

Menurutnya, dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 28 I ayat (1) juga disebutkan bahwa hak untuk hidup adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. Dengan demikian dapat ditafsirkan pasal tersebut menegaskan bahwa konstitusi kita tak lagi mengizinkan lagi terjadinya praktek hukuman mati dalam negara ini.

Ia mengatakan PGI telah menyurati Presiden RI, Joko Widodo. Dalam surat itu tertulis, PGI meminta Presiden untuk kembali mempertimbangkan pelaksanaan eksekusi terhadap sembilan terpidana mati, yang rencananya akan digelar dalam waktu dekat.

Jeirry menyebutkan Tuhan mengaruniakan kehidupan kepada manusia. Karena PGI memandang hak untuk hidup menjadi nilai yang harus dijunjung tinggi dan dihormati oleh setiap manusia.

Sementara itu Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dengan tegas menolak hukuman mati karena dinilai tidak efektif dan tidak manusiawi. Hukuman mati tidak menimbulkan efek jera terhadap pelaku kejahatan dan menimbulkan penderitaan serta penyiksaan terhadap terpidana mati.

Orang Kudus 8 Maret: St. Yulianus

SANTO YULIANUS DARI TOLEDO, USKUP
Semenjak masa mudanya, Yulianus mengikuti pendidikan di Toledo di bawah bimbingan Eugenius II. Pendidikan itu berhasil menanamkan dalam dirinya benih panggilan hidup membiara. Ia kemudian masuk biara di Agli, dekat Toledo. Pendidikan lanjutan di biara ini menghantarnya menjadi seorang ahli ilmu ketuhanan (teologi) dan seorang pemimpin yang bijaksana. Bakat-bakatnya berkembang pesat. Di antara rekan-rekannya sebiara, ia dikenal rajin, ramah dan rendah hati. Karena itu, ia kemudian diangkat menjadi pemimpin biara Agli.

Pada tahun 680 Yulianus ditahbiskan menjadi Uskup Agung Toledo, Spanyol Tengah. Ia adalah uskup pertama yang memimpin seluruh negeri Spanyol. Sebagai seorang uskup dan ahli ilmu ketuhanan, ia memiliki kuasa dan pengaruh yang besar di Spanyol. Keuskupannya diatur dengan bijaksana. Selama masa kepemimpinannya, ia mengikuti beberapa konsili gereja. Liturgi Mazarabic, yang dipakai semua orang Kristen Moor, diperbaharuinya sehingga lebih berkenan di hati umat. Ia meninggal pada tahun 690.

sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 8 Maret:

Renungan Hari Minggu Prapaskah III - B

Renungan Hari Minggu Prapaskah III, Thn B/I
Bac I    Kej 20: 1 – 17; Bac II                        1Kor 1: 22 – 25;
Injil      Yoh 2: 13 – 25;

Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Keluaran. Di sini disampaikan sabda Allah yang berisi peraturan hidup umat Israel. Peraturan ini lebih dikenal dengan istilah sepuluh perintah Allah. Umat terikat kewajiban mengikuti perintah tersebut sebagai ungkapan balas budi karena Allah telah membebaskan mereka dari penindasan Mesir. Perintah Tuhan itu mengandung dua bagian, yaitu bagian yang tertuju kepada Tuhan dan bagian yang tertuju kepada sesama manusia. Dengan perintah ini, umat diajak untuk hidup sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah.

Hari ini Injil juga menekankan hidup sesuai dengan kehendak Allah. Secara khusus sikap umat terhadap Bait Allah. Injil mengisahkan tentang tindakan Tuhan Yesus yang membersihkan Bait Allah dari penyalahgunaan tempat. Ada segelintir orang menjadikan Bait Allah sebagai sarana meraup keuntungan dengan cara memeras. Bait Allah, yang seharusnya menjadi tempat orang berjumpa dengan Allah lewat doa, menjadi tempat pemerasan dan penindasan. Hal inilah yang membuat Tuhan Yesus bereaksi keras kepada mereka. Tuhan Yesus menghendaki supaya mereka benar-benar menjadikan Bait Allah sebagaimana mestinya. Akan tetapi, aksi Tuhan Yesus ini dirasakan aneh bagi orang-orang Yahudi.

Tuhan Yesus menjadi batu sandungan. Inilah yang dikatakan oleh Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus. Dalam bacaan kedua hari ini Paulus seakan merefleksikan kembali peristiwa dalam Injil. Namun bukan cuma peristiwa itu saja, melainkan hidup Tuhan Yesus sendiri. Kehadiran Yesus dilihat oleh orang Yahudi sebagai batu sandungan, dan bagi orang bukan Yahudi sebagai kebodohan. Hal ini bisa dimaklumkan karena kebanyakan orang, baik Yahudi maupun non Yahudi, merasa aneh untuk hidup menurut kehendak Allah. Banyak manusia ingin hidup menurut kemauannya sendiri.

Manusia adalah makhluk dengan kehendak bebas. Dengan kehendaknya manusia dapat menentukan dirinya sendiri. Akan tetapi, sebagai umat beriman, berhadapan dengan Allah, manusia diminta untuk mengikuti kehendak Allah. Perlu disadari, Allah menghendaki manusia hidup bahagia. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk senantiasa hidup menurut kehendak Allah supaya kita hidup bahagia. Pesan Tuhan melalui sabda-Nya ini selaras dengan masa prapaskah. Di masa ini kita diajak untuk berpuasa dan pantang. Puasa dan pantang bukan sebatas urusan tidak makan dan minum atau kelekatan-kelekatan lainnya. Pantang dan puasa merupakan latihan untuk bisa mengatasi kehendak diri dan menyesuaikan dengan kehendak Allah. Makan minum hanya sebagai sarana latihan saja. yang utama adalah supaya kita bisa mengendalikan diri, kehendak diri kita, agar sesuai dengan kehendak Allah.

by: adrian