Kamis, 19 Januari 2023

SIKAP UMAT KATOLIK TERHADAP KAUM NON KATOLIK

 

Minggu lalu kami menurunkan tulisan tentang bagaimana umat islam bersikap terhadap kaum kafir. Kali ini kami mencoba menghadirkan sikap sebaliknya dari umat Kristen Katolik terhadap kaum non katolik, ternasuk islam. Namun terlebih dahulu diharapkan agar umat katolik sadar dan tahu bahwa dirinya disapa kafir oleh umat islam. Bagaimana sikap Gereja Katolik terhadap orang non katolik. Apakah orang katolik juga melihat dan menilai orang non katolik itu sebagai orang kafir?

Orang Kristen itu Kafir

Pertanyaan dasarnya adalah kenapa orang muslim memandang orang Kristen itu kafir, padahal keduanya sama-sama termasuk agama samawi? Sebenarnya, bukan cuma orang Kristen saja yang dinilai kafir, tetapi juga semua orang yang bukan islam. Akan tetapi, dalam tulisan ini, kami tidak akan menyinggung sikap agama-agama lain itu, kecuali Kristen. Jadi, fokus perhatiannya adalah kenapa orang Kristen disebut kafir oleh umat islam.

Orang Kristen disebut kafir karena Al-Quran sudah menyebutnya demikian. Bagi umat muslim, Al-Quran adalah pedoman hidup. Al-Quran berisi sabda, wahyu dan perintah Allah. Apalagi ada keyakinan bahwa Al-Quran merupakan kitab yang langsung turun dari sorga. Jadi, kalau Al-Quran sudah mengatakan bahwa orang Kristen adalah kafir, itu berarti Allah sendiri sudah menyatakannya. Dan karena Allah sudah mengatakan demikian, maka umat wajib mengikutinya. Melawan perintah Allah, berarti dosa.

Ada beberapa faktor kenapa orang Kristen disebut kafir. Pertama, kepercayaan kepada Yesus (Isa Almasih) sebagai Tuhan. QS Al-Maidah: 72 mengatakan, “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya Allah ialah Al Masih (Yesus) putra Maryam.” Bagi orang Kristen Yesus adalah Allah yang menjadi manusia (inkarnasi); sabda yang menjadi daging (Yoh. 1: 14). Dalam diri Yesus ada keallahan sekaligus kemanusiaan. Ini ibarat dua sisi dari uang logam. Jika hanya satu sisi saja, uang logam itu tidak bernilai. Demikian pula iman akan Yesus Kristus bagi orang Kristen. Namun, karena iman ini, orang Kristen disebut kafir.

Kedua, kepercayaan akan Allah Tritunggal. QS Al-Maidah: 73 berbunyi, “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga.” Agama Kristen, sama seperti islam dan Yahudi, adalah agama monoteisme, percaya pada satu Allah. Orang Kristen mengakui bahwa ada tiga pribadi dalam satu Allah. Ini merupakan misteri iman. Mengenai misteri ini, Jeremy Tailor (1613 – 1667) pernah berkata, “Agama yang tanpa misteri adalah agama tanpa Allah.” Agama Kristen kaya akan misteri iman, karena tak mungkin manusia dapat memahami segala-galanya dengan menggunakan otak manusia yang terbatas. Namun, karena iman ini, orang Kristen disebut kafir.

Apakah dasar pengkafiran itu hanya pada dua ayat dari surat Al-Maidah ini? Tentulah tidak, karena jika hanya berpatokan pada dua ayat ini tentulah orang Yahudi, Buddha, Hindu dan Konghu Chu tidak termasuk kafir. Orang Yahudi, Buddha, Hindu dan Konghu Chu tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan, dan mereka tidak memiliki konsep Allah Trinitas. Akan tetapi, mereka semua termasuk golongan orang kafir. Inilah yang menjadi faktor ketiga, tidak mengakui kenabian Muhammad dan Al-Quran.

Kafir di sini bukan hanya sekedar sebutan untuk kelompok yang berbeda, melainkan bentuk penghinaan. Jadi, karena imannya akan Yesus sebagai Tuhan, dan akan Allah Tritunggal, orang Kristen dipandang hina oleh orang islam. Bahkan dalam QS At-Taubah: 30, orang-orang Kristen, karena imannya itu, adalah orang-orang terkutuk. Jadi, karena iman akan keallahan Yesus dan trinitas, orang Kristen bukan hanya dihina, tetapi juga dikutuk.