Rabu, 25 April 2012

Misteri Ekaristi


BOLOGNA, tahun 1333

Mukjizat ini terjadi pada tahun 1333 di Bologna, Italia karena seorang gadis remaja saleh yang berumur sebelas tahun memiliki kerinduan yang berkobar-kobar untuk menyambut Kristus dalam Ekaristi.

Imelda Lambertini dilahirkan dalam sebuah keluarga kaya. Ayahnya adalah Count Eagno Lambertini. Imelda bergabung dalam Biara Dominikan ketika usianya baru sembilan tahun. Ia disayangi oleh para biarawati lainnya. Dalam usia yang masih sangat muda, Imelda memiliki cinta yang menyala-nyala kepada Yesus dalam Ekaristi dan karenanya sungguh rindu menyambut-Nya dalam Komuni Kudus. Tetapi, hal itu tidak mungkin baginya karena usianya belum cukup untuk dapat menerima Komuni.

Tuhan mengaruniakan kepadanya suatu anugerah istimewa pada Pesta Kenaikan Yesus ke Surga pada tahun 1333. Sementara ia berdoa, sebuah Hosti tampak melayang-layang di udara di hadapannya. Imam segera dipanggil dan ia memberikan kepada Imelda Komuni Kudusnya. Imelda mengalami ekstasi dan tidak pernah bangun kembali. Ia wafat saat menyambut Komuni Kudusnya yang Pertama!

Devosi kepada Beata Imelda pun dimulai dan pada awal tahun 1900-an suatu komunitas Dominikan dibentuk dengan nama Suster-suster Dominikan dari Beata Imelda. Para biarawati ini berjuang keras menyebarluaskan cinta dan devosi kepada Ekaristi serta menggalakkan Adorasi Abadi. Jenasah Beata Imelda yang tetap utuh hingga kini dibaringkan di Gereja San Sigismondo dekat Universitas Bologna. Paus St. Pius X memaklumkan Imelda sebagai Pelindung Para Penerima Komuni Pertama.

Ya Kristus, biarkan kami mati setiap hari bagi-Mu dan menyambut Engkau dalam Ekaristi seakan-akan itulah komuni kami yang terakhir. Jadikan kami pula seperti anak-anak kecil, dengan cinta yang polos dan kepercayaan penuh akan cinta dan belas kasihan-Mu.


Melupakan Mantan Pacar


Lupakanlah Mantan Kekasihmu
Pacaran merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia tentulah pernah merasakan dan menjalani masa pacaran. Pacaran bisa menjadi batu loncatan ke jenjang pertunangan atau bahkan pernikahan. Akan tetapi, tak sedikit juga mereka yang pacaran mengalami kegagalan.

Putus saat pacaran adalah wajar dan biasa. Setiap masa pacaran selalu terbuka peluang untuk putus. Putus saat pacaran biasanya disebabkan karena tidak ada kecocokan hati. Adalah lebih baik putus saat pacaran, ketimbang putus setelah menikah. Apalagi bila menikah dalam Gereja Katolik. 

Akan tetapi ada yang merasa sulit untuk menerima kenyataan putus pacaran. Mantan kekasih terkadang sulit untuk dilupakan, mantan kekasih terkadang selalu membayangi hidup. Semakin kita ingin melupakan mantan kekasih maka akan semakin sulit kita untuk melupakannya. Ada banyak alasan kenapa kita sulit untuk melupakan mantan kekasih. Masa- masa indah bersama mantan kekasih biasa akan selalu terbayang dalam ingatan. Namun ada baiknya melupakan mantan kekasih. Ada 5 alasan lebih baik kenapa harus melupakan mantan kekasih.

1. Demi Kesehatan Mental
Secara mental mungkin Anda akan tertekan karena secara terus-menerus memikirkan mantan. Ketenangan dan kedamaian mental sangat penting dalam kehidupan. Ketika mental ‘terganggu’ maka Anda tidak bisa berkonsentrasi untuk kegiatan lainnya. Jadi, melupakan mantan dan bisa melanjutkan hidup bisa menyeimbangkan mental Anda.

2. Produktivitas
Memikirkan mantan secara konstan seperti virus pada komputer. Terus memikirkan mantan, maka akan berpengaruh pada kreativitas dan produktivitas Anda. Hal itu bisa membuat Anda tidak bisa bekerja, tidak nyenyak tidur, bahkan sulit tersenyum.

3. Motivasi
Motivasi dan gairah hidup Anda bisa menurun ketika masih terus membayangkan mantan. Memikirkan mantan, bisa membuat pikiran Anda menjadi negatif, karena Anda hanya memikirkan masa lalu. Berpikir kehidupan kedepannya jauh lebih bermanfaat daripada merenung tentang perpisahan Anda.

4. Agar Bisa Lebih Bahagia
Serotonin merupakan bahan kimia yang disekresi setiap kali Anda memikirkan hal-hal baik. Mengingat saat terbaik Anda atau membayangkan masa depan yang indah lebih bermanfaat bagi kesehatan. Di sisi lain, kita harus berjuang membuat pikiran positif. Untuk itu, jangan terus ratapi perpisahan Anda dan mantan.

5. Agar Terhindar Dari Depresi
Kehilangan seseorang yang masih kita cintai, mungkin membuat Anda merana. Kesedihan yang berkepanjangan bisa membuat Anda depresi. Depresi pun dapat menghancurkan hidup Anda, tidak jarang Anda mendengar kasus seseorang bunuh diri karena patah hati. Untuk mencegah itu semua, maka Anda perlu, membuka lembaran baru pada hidup Anda. Bergaullah dengan teman-teman Anda, sibukkan diri dan melakukan hobi yang Anda sukai, agar pemikiran tentang mantan bisa teralihkan.

By: adrian, dari berbagai sumber


Misteri Ekaristi

Yesus pernah bersabda kepada orang Yahudi, "Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yoh 6: 51). Kemudian Dia berkata, "Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman." (ay. 55).

Dan pada perjamuan malam terakhir bersama para murid-Nya Yesus mengambil roti lalu mengucap berkat dan kemudian memecah-mecahkan roti itu dan membaginya kepada para murid. Saat itu Dia berkata bahwa roti yang dibagikan itu adalah tubuh-Nya, dan Dia meminta para murid-Nya untuk memakannya karena memang itu makanan (bdk. Mat 26: 26; 1 Kor 11: 24). Yesus meminta para murid untuk senantiasa melakukan hal itu sebagai peringatan/kenangan akan diri-Nya.

Apa yang dilakukan Yesus bersama para murid-Nya di malam perjamuan terakhir adalah sebuah bentuk ekaristi. Oleh karena itu, perjamuan terakhir dikenal sebagai hari berdirinya sakramen ekaristi.

Sangat menarik kalau dicermati pernyataan di atas, secara khusus kata-kata yang ditebalkan. Sentralnya adalah Yesus. Lalu ada roti, tubuh atau daging dan makan serta makanan. Roti diidentikkan dengan daging atau tubuh dan itu adalah makanan. Karena ia merupakan makanan, ya mesti dimakan. Dan itulah yang terjadi dalam perayaan ekaristi. Umat diundang untuk menyambut tubuh Kristus, yang dikenal dengan hosti.

Namun masih banyak manusia yang menyangsikan bahwa hosti itu adalah benar-benar daging. Kalau dikatakan hosti itu benar-benar makanan: sudah pasti. Tapi kalau dikatakan benar-benar daging: sabar dulu dech. Demikian pemikiran banyak orang.

Berikut ini akan dikisahkan beberapa kisah misteri ekaristi. Kami tidak tahu apakah ini dapat menghapus keraguan banyak orang. Bukan maksud kami untuk membuat Anda percaya. Karena soal percaya atau tidak adalah hak Anda. Kami hanya mau berbagi cerita. Berkaitan dengan percaya atau tidak, kami mengikuti apa yang pernah dikatakan Yesus, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yoh 20: 29)

BLANOT, tahun 1331

Blanot, suatu dusun pertanian kecil, tidak pernah digambarkan dalam peta-peta Perancis. Orang-orang Perancis yang meninggalkan Paris dan wilayah utara untuk menikmati matahari pantai selatan akan melewatinya dari tahun ke tahun tanpa pernah mengetahui keberadaan Blanot.

Namun demikian, dusun kecil ini dipilih Tuhan untuk menyatakan mukjizat-Nya - mukjizat Ekaristi. Pada tahun 1331 penduduk desa berdatangan dengan berjalan kaki atau dengan mengendarai kuda untuk merayakan Misa Paskah. Gereja kecil mereka dipadati umat beriman dan Misa pun dimulai. Kesedihan Masa Prapaskah telah berlalu dan umat Kristiani di seluruh dunia merayakan sukacita Kebangkitan Yesus. Dapat dibayangkan bagaimana bunga-bunga liar yang indah di desa itu telah dikumpulkan dan dirangkai menghiasi gereja untuk perayaan meriah pagi itu.

“Yesus Kristus telah Bangkit - Alleluia!”

Sementara imam mempersiapkan Hosti, para putera altar membentangkan kain putih panjang guna meyakinkan bahwa Hosti Kudus tidak terjatuh di lantai. Umat maju ke altar, sebagian dengan tangan bersilang di dada dan sebagian lainnya membuka mulut mereka untuk menerima Hosti. Seorang wanita, dengan sedikit tergesa dan canggung, menutup mulutnya terlalu cepat sehingga secuil kecil Hosti jatuh ke atas kain putih. Para putera altar amat terperanjat ketika serpihan kecil Roti berubah menjadi suatu tetesan berwarna merah!

Segera sesudah umat terakhir menyambut Kristus, para putera altar bergegas memberitahukan kepada imam apa yang telah terjadi. Imam menyisihkan kain itu dan mencucinya dalam air bersih beberapa kali, tetapi, meskipun air berubah warna menjadi merah, bekas tetesan terus muncul dan semakin membesar. Bekas itu tidak mau hilang. Imam kemudian sadar bahwa Darah tidak akan mungkin dihapuskan dari kain, maka ia menggunting bagian yang ternoda Darah dan menempatkannya dalam sebuah mostrans.

Berita tentang mukjizat ini berkembang amat cepat dan pada hari Minggu, limabelas hari sesudah paskah, Uskup Autun dari keuskupan terdekat, datang ke Blanot disertai serombongan imam untuk menyelidiki kasus tersebut. Di akhir penelitian, tim sepakat dengan suara bulat bahwa suatu mukjizat telah terjadi. Tahun berikutnya, Paus Yohanes memberikan indulgensi khusus bagi mereka yang merayakan Misa di gereja kecil Blanot. Para peziarah dari tempat-tempat yang jauh berdatangan ke Blanot. Kain di simpan dalam gereja sebagai tanda nyata akan kasih Allah. Di kemudian hari, kain dipotong dan reliqui kecil yang berharga itu ditempatkan dalam sebuah botol kristal. Meskipun harus melewati dua kali masa perang dunia, reliqui tersebut tidak pernah meninggalkan Blanot. Dalam masa-masa kesesakan - reliqui dihantar dari rumah ke rumah - dan dari waktu ke waktu dipergunakan untuk menyembuhkan mereka yang sakit. Dalam masa-masa tenang, reliqui dihantar kembali ke rumahnya yang pantas dalam dinding gereja dan di sanalah ia berada hingga saat ini bagi para peziarah yang datang dari seluruh penjuru dunia untuk menyaksikan serta bersembah sujud di hadapannya.
by: adrian