Sabtu, 23 April 2016

Orang Kudus 23 April: St. Helena Udine

BEATA HELENA UDINE, PENGAKU IMAN
Helena lahir pada tahun 1396 di Udine, Italia. Ia adalah puteri dari keluarga bangsawan Maniago. Ketika masih muda, Helena menikah dengan Antonio Cavalcanti pada sekitar tahun 1414. Dari pernikahannya mereka dikaruniai 6 orang anak. Helena kehilangan Antonio yang meninggal dunia pada tahun 1441.
Dikisahkan Helena memotong rambutnya dan menyimpannya bersama perhiasannya pada peti Antonio. Helana kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Ketiga Santo Agustinus setelah mendengar homili dari seorang biarawan Agustinian, Angelo de San Servino. Helena banyak membantu orang-orang yang membutuhkan dengan perbuatan-perbuatan kasihnya.
Helena banyak meluang waktu untuk berdoa, berdevosi kepada Sengsara Kristus, dan mencintai ekaristi. Ia sempat mengalami siksaan dalam hidupnya ini sampai depresi berat. Ia bahkan nyaris melakukan tindakan bunuh diri, tetapi doa-doa yang ia lakukan menguatkannya. Selama menjadi anggota Ordo Ketiga, Helena memilih untuk tidur di atas tumpukan batu yang dialasi sedikit jerami.
Helena Udine meninggal dunia pada 23 April 1438 di Udine, Italia. Pada 27 September 1848 kultusnya diakui oleh Paus Pius IX.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 23 April: St, Egidius Asisi

BEATO EGIDIUS ASISI, PENGAKU IMAN
Egidius lahir sekitar tahun 1190 di Asisi, Ubria, Italia. Ia adalah seorang petani. Ketika Santo Fransiskus mulai berkarya, ia mendatanginya dan ingin mengikuti cara hidupnya. Keinginan Egidius disambut baik oleh Fransiskus, dan ia menjadi pengikutnya yang ketiga pada 23 April 1209. Egidius ikut bersama Fransiskus ketika akan meminta restu Paus Innosentius III atas aturan hidup Ordo Fransiskan.
Egidius kemudian melakukan ziarah ke makam Santo Yakobus di Compostela. Dari sini ia melanjutkan perjalanan ke Yerusalem. Ia juga mengunjungi tempat suci Santo Mikael di Gunung Gargano, dan makam Santo Nikolaus di Bari. Egidius kemudian hendak pergi ke Tunisia untuk berkotbah kepada orang-orang muslim. Akan tetapi umat Kristen di Tunis tidak menerimanya dan memulangkannya, karena mereka takut Egidius akan menimbulkan kekacauan.
Akhirnya Egidius memutuskan untuk hidup selalu membantu orang-orang yang ia temui. Pada tahun 1234 Egidius pindah menuju Monte Ripido, dekat Perugia. Egidius  sempat bertemu dengan Santo Bonaventura, ketika ia mengunjungi Perugia. Paus Gregorius IX mengagumi Egidius bahkan meminta nasehat Egidius untuk menjalankan tugasnya.
Egidius Asisi meninggal dunia pada 23 April 1262 di Monte Ripido, Umbria, Italia. Pada tahun 1777 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius VI.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 23 April: St. Gregorius

SANTO GREGORIUS, MARTIR
Gregorius adalah seorang perwira Romawi Kristen yang gagah berani pada masa pemerintahan kaisar Diokletianus (284 – 305), dan Kaisar Maximian (286 – 308). Semula ia sangat dihargai oleh kaisar karena hubungannya yang baik dengan rakyat, dan bertugas membela kepentingan rakyat jelata di hadapan penguasa kekaisaran. Dalam kedudukannya ini, ia membantu banyak orang terutama orang-orang miskin, janda dan para yatim piatu. Ketika Kaisar Diokletianus melancarkan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, Gregorius sebagai wakil rakyat dan ksatria sejati, tanpa takut-takut melindungi orang-orang Kristen, bahkan berani mengecam perbuatan keji kaisar. Oleh karena itu ia ditangkap dan disiksa sehebat-hebatnya. Ia mati demi kepentingan Gereja Kristus di Diospolis, Palestina (sekarang: Lydda, Israel) pada tahun 300, enam tahun sebelum Konstantinus Agung naik takhta.
Di kemudian hari keperwiraan Gregorius diwarnai dengan banyak cerita menarik yang melukiskan dia sebagai pejuang yang gagah berani dan jujur demi tegaknya keadilan dan kebaikan umum. Ia memenangkan kejahatan dengan mati bagi Kristus dan Gereja-Nya. Sejak abad VIII namanya sudah dikenal luas di seluruh Gereja. Ia diangkat sebagai pelindung suci bagi Kerajaan Inggris, dan pelindung militer karena keberaniannya menolong sesamanya yang menderita.
Sebuah legenda popular tentang Santo Gregorius mengisahkan bahwa Gregorius berasal dari Kapadokia, Asia Kecil. Dalam suatu perjalanannya ia melewati kota Silena, Lybia, Afrika. Konon kota itu (pada abad III) diancam oleh seekor naga raksasa. Naga ini gemar makan manusia. Setiap malam penduduk membuang undi untuk menetapkan siapa yang harus menjadi mangsa naga itu. kalau tidak ada korban, naga itu akan mengamuk.
Suatu ketika undian jatuh pada puteri raja sendiri. Tetapi terjadilah keajaiban pada waktu itu. pada saat gawat itu tiba-tiba muncullah di hadapan gadis itu seorang ksatria muda menunggang seekor kuda. Ia mendekati gadis itu dan menyapanya dengan halus, “Mengapa tuan puteri menangis?” Dengan tersendat-sendat gadis malang itu menceritakan nasibnya. Seketika itu juga naga raksasa itu menyembul keluar dari celah rawa-rawa hendak menerkam gadis itu. tetapi Gregorius, ksatria pemberani itu, berteriak dari atas kuda, “Atas nama Kristus!” Langsung ia menerjang-nerjang naga itu, menusuk tombak ke dalam moncong naga itu dan memenggal kepalanya dengan pedangnya. Seluruh rakyat kagum dan bersyukur karena tuan puteri dan mereka semua telah terhindar dari bahaya maut.
Penduduk kota Silena takjub pada Gregorius sehingga banyak di antara mereka kemudian menjadi Kristen. Kepada raja ia meminta agar ia memelihara orang-orang miskin dan mendirikan gereja-gereja, merayakan kurban misa dan menghormati para imam.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini: