Senin, 14 September 2015

Orang Kudus 14 September: St. Yohanes Gabriel Dufresse

SANTO YOHANES G. DUFRESSE, MARTIR
Yohanes lahir pada tahun 1750. Ia adalah seorang misionaris di Tiongkok, yang terkenal sangat giat mewartakan Injil di sana hingga ditangkap dan dibuang oleh penguasa negeri itu. Meskipun demikan ia secara diam-diam kembali lagi ke sana dan kemudian diangkat menjadi uskup. Ia berhasil memimpin misi Szechuan sampai ketahuan dan dipenggal kepalanya pada tahun 1815.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Pesta Salib Suci - B

Renungan Pesta Salib Suci, Thn B/I
Bac I  Bil 21: 4 – 9; Bac II                   Flp 2: 6 – 11;
Injil    Yoh 3: 13 – 17;

Hari ini Gereja Semesta mengajak kita bergembira merayakan Pesta Salib Suci. Pesta ini dikaitkan dengan penemuan potongan kayu salib Tuhan Yesus oleh Santa Helena, ibu Kaisar Konstantinus Agung, pada abad keempat. Salib itu diyakini sebagai salib tempat Tuhan Yesus tergantung. Akan tetapi, pesta Salib Suci bukan semata untuk memperingati peristiwa penemuan itu, melainkan ungkapan iman akan Salib Tuhan Yesus sebagai jalan keselamatan.
Salib sebagai jalan keselamatan terlihat dalam bacaan-bacaan liturgi hari ini. Dalam Injil dikatakan bahwa orang dapat naik ke sorga melalui Tuhan Yesus (ay. 13). Dan itu terjadi ketika Tuhan Yesus ditinggikan. Kata “ditinggikan” di sini mengandung makna penyaliban, yaitu saat Tuhan Yesus ditinggikan di kayu salib. Sebagaimana diketahui, pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib mendatangkan penebusan bagi umat manusia. Tuhan Yesus membandingkan peristiwa peninggian itu dengan peninggian ular di padang gurun oleh Musa (ay. 14). Peristiwa ini terdapat dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Bilangan. Orang yang memandang ular yang ditinggikan itu, akan mendapatkan keselamatan. Ia akan hidup.
Bacaan kedua, yang diambil dari Surat Paulus kepada jemaat di Filipi, juga menyinggung soal salib. Dalam suratnya itu, Paulus melihat bahwa pada peristiwa salib, Tuhan Yesus merendahkan diri-Nya. Tuhan Yesus, yang menurut Paulus, setara dengan Allah, namun mengambil rupa sebagai seorang hamba. Proses perendahan diri ini merupakan bagian dari karya penebusan. Dan puncak penebusan itu ada pada salib, yaitu ketika Tuhan Yesus tergantung di kayu salib.
Salib sering dilihat sebagai bentuk penghinaan. Hanya orang yang benar-benar sangat jahat, layak mati di kayu salib. Namun Tuhan Yesus, yang sama sekali tidak ada kesalahan pada-Nya, memilih mati di kayu salib. Tuhan Yesus telah mengubah sesuatu yang hina menjadi mulia, karena melalui salib itu keselamatan dicurahkan. Salib sebagai jalan keselamatan, memiliki dua arah, yaitu vertikal dan horizontal. Keselamatan tegak lurus melambangkan keselamatan yang berasal dari Allah (atas) dan mendapat tanggapan dari manusia (bawah). Keselamatan horizontal menggambarkan Allah yang menjadi manusia, dalam diri Tuhan Yesus, hidup dalam kehidupan manusia, agar manusia pun mau menanggapi tawaran keselamatan Allah. Ini juga dapat melukiskan relasi kita dengan sesama. Kita diajak agar kita berperan dalam karya keselamatan Allah kepada sesama kita.***
by: adrian