Gereja katolik mengakui bahwa para Paus, sebagai pengganti St. Petrus, yang dipilih langsung oleh Yesus, merupakan wakil Kristus di dunia. Mereka dipilih atas tuntunan Roh Kudus. Karena itu, sebagai orang pilihan, tentulah kualitas hidup mereka, termasuk kepribadian dan moralitas, sangat baik dan lebih unggul dari kebanyakan umat lainnya.
Akan tetapi, fakta sejarah membuktikan kalau ada Paus yang hidupnya bobrok, yang membuat sejarah kepausan menjadi kelam. Setidaknya ada 7 Paus yang mempunyai sejarah kelam, mulai dari kasus gundik dan memiliki anak tidak sah sampai mengikuti pesta dansa dan melakukan pemufakatan jahat. Uniknya, ternyata Vatikan tetap menyimpan sejarah yang kelam tersebut, dan tidak membuang atau melenyapkannya dari sejarah.
Dengan kata lain, Gereja Katolik mengakui adanya cacatan buruk dalam sejarah para Paus. Di sini Gereja seakan mau mengakui bahwa tidak ada manusia yang sempurna, sekalipun sudah dipilih oleh Tuhan. Salah satu tujuannya adalah agar umat Katolik sendiri mengetahui bahwa memang dalam sejarah Gereja, terdapat beberapa Paus yang hidupnya tidak kudus. Paus Leo XIII dalam suratnya kepada Cardinal De Luca (1889) tentang pembelajaran Sejarah Gereja menyatakan, “Para ahli sejarah Gereja mempunyai tugas untuk tidak menyembunyikan apapun pencobaan yang harus diderita oleh Gereja karena kesalahan anak-anaknya, dan bahkan karena kesalahan para pemimpinnya sendiri.”
Berikut adalah 7 Paus yang telah membuat sejarah kelam kepausan.
7. Paus Clement VII (1523 – 1534)
Selain mendukung Reformasi Protestan (sebuah gerakan reformasi di Eropa ketika beberapa denominasi memisahkan diri dari Gereja Katolik), Paus Clement VII juga terkenal karena bergabung dengan aliansi antara Perancis, Spanyol dan Jerman, meski menjelang kematian ia bersandar ke kekuatan politik Perancis. Paus Clement VII meninggal dunia pada tahun 1534 setelah memakan jamur beracun.
Clement seringkali mengubah pandangan politiknya mengikuti siapa yang paling kuat dan kaya di setiap waktu. Sebagai hasil ketidak-setiannya, seorang pengritiknya, Charles V menyamakan Clement dengan seorang gembala yang telah melarikan diri dari umatnya dan kembali sebagai serigala. (“The Pontificate of Clement VII: History, Politics, Culture”, Ashgate Publishing, Ltd., 2005)