Sama
seperti di Indonesia dan sejumlah negara lainnya, misa Kamis Putih di Vatikan
kali ini tak dihadiri umat. Selain tanpa umat, misa kudus yang dipimpin oleh Paus
Fransiskus juga berlangsung tanpa ritus pembasuhan kaki. Ini demi mencegah
penyebaran wabah virus korona yang saat ini sedang menyebar ke segala penjuru.
Dalam
homili singkatnya, Paus Fransiskus menekankan tentang makna utama dari tindakan
Yesus pada Perjamuan Malam Terakhir. Yesus menempatkan diri layaknya seorang
pelayan, lalu membasuh kaki para murid. Apa yang dilakukan Yesus tersebut
menyematkan dua pesan utama, yakni mencintai
dan melayani. Bercermin dari apa yang dilakukan Yesus, Paus Fransiskus
ingin agar kita membuka diri untuk dicintai dan dilayani oleh Yesus.
Yesus
sendiri berkata, “Jika kita tidak makan dan minum dari Tubuh dan Darah-nya,
kita tidak akan memasuki Kerajaan Surga,” jelas Paus Fransiskus pada Kamis, 9
April 2020. Paus Fransiskus mengingatkan bahwa hanya dengan membiarkan diri
kita dicintai oleh Tuhan, maka kita akan diselamatkan.
“Sulit
dipahami bahwa kita perlu mengizinkan Tuhan melayani kita.” Paus Fransiskus melanjutkan
bahwa kita perlu merenungkan Injil Yohanes yang menggambarkan penolakkan Petrus
kepada Yesus yang mengatakan: ‘Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai
selama-lamanya.’ Dan Yesus menjawab, ‘Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau
tidak mendapat bagian dalam Aku.’ (Yohanes 13: 8)