Selasa, 04 September 2012

Biar Kena Angin


Dari Kupang ke Maumere, saya naik pesawat Wings. Saya dapat nomor tempat duduk yang asyik: pinggir, dekat dengan jendela. Dikatakan asyik karena bisa melihat pemandangan dari atas pesawat. Saya duduk di pinggir sisi kanan, tiga kursi dari depan.

Di pinggir sisi kiri pesawat, duduk seorang bapak tua. Dua kursi hanya dia sendirian. Sama seperti sisi kanan, yang saya duduki. Maklum, jumlah penumpang sangat sedikit. Awalnya bapak tua itu duduk tenang saja. Namun, ketika pesawat sudah lepas landas, kulihat bapak tua itu mulai sibuk.

Awalnya dia menarik ke bawah penutup jendela. Karena tahu bahwa itu tidak sesuai dengan keinginannya, ia mengangkat lagi ke atas sehingga cahaya kembali masuk menerangi. Kemudian ia menggesek-gesek kaca jendela dengan telapak tangannya: ke kiri lalu ke kanan; ke atas lalu ke bawah. Namun tetap saja jendela tidak terbuka. Ia lalu mengetuk-ngetuk jendela itu.

Melihat gelagat yang aneh, seorang pramugari datang mendekat.

Pramugari : Bapak butuh apa?

Bapak Tua : Saya mau buka jendela ini biar angin kena saya dan tangan bisa sandar. Kalau naik oto, saya suka seperti itu.

Pramugari : #@$??? 
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

(Pencerahan) Termakan Omongan Sendiri


RAKSASA DI SUNGAI
Imam di desa terganggu doanya karena anak-anak ramai bermain-main di sebelah rumahnya. Untuk menghalau anak-anak itu ia berseru, “Hai, ada raksasa mengerikan di sungai di bawah sana. Bergegaslah ke sana! Nanti kamu akan melihatnya sedang menyemburkan api lewat lubang hidungnya.”

Sebentar saja semua orang kampung sudah mendengar tentang munculnya raksasa itu. Mereka cepat-cepat berlari menuju sungai. Ketika imam itu melihat hal itu, ia ikut bergabung bersama banyak orang. Sambil berlari sepanjang jalan menuju ke sungai yang enam kilometer jauhnya, ia kembali berpikir, “Memang benar, aku sendiri yang membuat cerita. Tetapi, barangkali benar juga,... siapa tahu.”

by: Anthony de Mello, Burung Berkicau
Baca juga refleksi lainnya:

Orang Kudus 4 September: St. Rosa Viterbo


SANTA ROSA VITERBO, PENGAKU IMAN
Rosa lahir pada tahun 1235 di Viterbo, Italia Tengah. Kisah hidupnya tidak banyak diketahui dengan jelas. Oleh karena itu, cerita legenda yang beredar tentang dirinya merupakan sumber untuk melukiskan riwayat hidupnya.

Frederik II, Kaisar Romawi Suci, karena suatu pertikaian sengit dengan Paus Gregorius IX (1227-1241), menyerang negara kepauasan dan berhasil menaklukkan kota Viterbo pada tahun 1240. Rosa dengan berani mempersatukan seluruh rakyat untuk menghalau Frederik II dari Viterbo. Karena semangat kepahlawanannya itu, ia bersama orang tuanya dibuang keluar dari Viterbo. Mereka baru bisa kembali ke Viterbo ketika Frederik II meninggal dunia pada Desember 1250. 

Konon Rosa kemudian mengajukan permohonan untuk masuk biara Santa Maria yang ada di Viterbo. Permohonannya itu tidak dikabulkan oleh pimpinan biara itu. Lalu ia berusaha sendiri mendirikan sebuah komunitas religius baru. Usahanya ini pun tidak direstui oleh Paus Innocentius IV (1243-1254). Karena kegagalannya itu ia lalu memilih tetap tinggal di rumah sambil tetap menjalani suatu kehidupan bakti kepada Allah hingga kematiannya pada 6 Maret 1252. Kesalehan hidupnya diakui oleh Gereja sehingga jenazahnya dimakamkan di dalam gereja Viterbo. Pada tahun 1357 gereja itu terbakar. Ketika makamnya dibuka, tubuh Rosa masih tetap awet seperti sediakala. Oleh karena itu, umat Viterbo menaruh devosi yang besar kepadanya. Setiap tahun jenazahnya diarak melalui jalan-jalan kota Viterbo. Pada tahun 1457, Rosa dinyatakan "kudus" oleh Paus Kalistus III (1455-1458).

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Selasa Biasa XXII - Thn II

  Renungan Hari Selasa Pekan Biasa XXII B/II
Bac I  1Kor 2: 10b – 16; Injil       Luk 4: 31 – 37

Cukup menarik bila kita membaca kisah Injil hari ini. Yesus memiliki kuasa dan wibawa sehingga kekuasaan kejahatan (setan) tunduk pada-Nya. Hal ini bisa terjadi karena Yesus mempunyai kuasa adikodrati atau ilahi. Bisa dikatakan bahwa peristiwa pengusiran setan ini menunjukkan dimensi ilahi dalam kemanusiaan Yesus; atau menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah. Setan hanya tunduk atau kalah pada Allah.

Akan tetapi, yang menarik untuk kita renungkan adalah komentar atau teriakan orang yang kerasukan setan. "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami?" (ay. 34).

Setan adalah simbol kejahatan. Di mana tidak adanya kebaikan, di situlah setan ada. Orang yang kerasukan setan adalah orang yang hidupnya dipenuhi dengan kejahatan. Ia menolak kebaikan. Dan kebaikan itu ada pada Yesus. Karena itulah, ketika Yesus (kebaikan) datang, ia memberontak dan mengusirnya.

Drama Yesus dan orang kerasukan setan ini merupakan drama kehidupan manusia masa kini. Seringkali ketika kejahatan menghampiri kita, ada perasaan gelisah. Suara hati memberontak. Namun terkadang suara hati itu kalah dan kita jatuh ke dalam kejahatan. Ketika ada yang menegur, tak jarang kita malah mengelak. Bahkan kita berusaha menyingkirkan suara-suara kebaikan dari sesam kita.

Injil hari ini mau menyadarkan kita bahwa Yesus memang sumber kebaikan. Injil mau mengajak kita untuk senantiasa mengundang Yesus ke dalam kehidupan kita, sehingga dengan demikian kebaikanlah yang senantiasa terpancar dari dalam diri kita.

by: adrian