Salah satu gebrakan Jokowi, yang selalu didengungkan selama masa
kampanyenya, adalah revolusi mental. Gebrakan untuk melakukan revolusi mental
ini bukan muncul spontan bengitu saja, melainkan lahir dari refleksi mendalam
atas keprihatinan situasi bangsa saat ini. Ada banyak warga yang memiliki
mental rusak sehingga perlu direvolusi.
Revolusi mental memang merupakan sebuah proyek besar dan abadi. Gagasan
revolusi mental Jokowi ini mirip dengan gagasan Character Building-nya
Bung Karno. Ia tidak bisa ditarget dengan waktu, karena yang mau diubah adalah
mental manusia. Mengubah manusia tidak semudah mengubah binatang, sekalipun
manusia itu adalah animal rationale.
Salah satu masalah dasar yang tumbuh subur dalam diri masyarakat adalah
mental tidak tahu malu atau tak tahu diri. Budaya malu telah hilang dari
kehidupan warga. Karena tidak adanya rasa malu ini membuat orang tidak lagi
bisa menghargai sesamanya, bahkan dirinya sendiri. Yang dicari dan dikejar
adalah kepuasan diri.
Mental tak tahu diri diri melahirkan aneka perilaku buruk lain seperti korupsi, serakah jabatan, dan kejahatan lainnya. Dewasa ini korupsi memang sudah membudaya dalam kehidupan kita. Sangat susah mencari orang yang benar-benar bebas dari korupsi. Para koruptor yang ketangkap KPK adalah orang yang memang lagi bernasib sial. Masih begitu banyak koruptor yang bergentayangan karena nasib sial belum kunjung datang.