Renungan
Hari Sabtu Biasa XVIII, Thn B/I
Dalam bacaan pertama, yang
diambil dari Kitab Ulangan, Tuhan mengajak umat Israel untuk percaya
kepada-Nya. Di sini penulis menggunakan kata “takut”. Dikatakan “Engkau harus
takut akan Tuhan, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi
nama-Nya haruslah engkau bersumpah.” Takut di sini bukan dalam pengertian
psikologis, melainkan religius. Umat diajak untuk manaruh sikap hormat dan
percaya. Tuhan menghendaki agar sikap ini dijaga dan diingat dalam hidup serta
diajarkan kepada anak-anak (ay. 7 – 9).
Ajakan untuk percaya juga
terlihat dalam Injil. Dikatakan bahwa seseorang datang kepada Tuhan Yesus dan
memohon agar menyembuhkan anaknya. Konon ia sudah meminta pada murid, “tetapi
mereka tidak dapat menyembuhkannya.” (ay. 16). Mereka, oleh Tuhan Yesus disebut
sebagai “angkatan yang tidak percaya” (ay. 17). Tuhan Yesus menjelaskan bahwa karena
kurang kepercayaan itulah yang membuat para murid tidak dapat menyembuhkan anak
itu (ay. 20). Di sini secara tidak langsung Tuhan Yesus meminta mereka untuk
senantiasa memiliki iman kepercayaan.
Sebagai orang beragama tentu
kita percaya kepada Tuhan. Sebagai orang Kristen juga kita percaya kepada Tuhan
Yesus. Akan tetapi, sejauh mana iman kepercayaan itu dihayati dalam kehidupan.
Tak jarang kepercayaan itu hanya sebatas ucapan bibir saja atau berhenti pada
tataran otak. Sabda Tuhan hari ini menghendaki agar kita senantiasa menghayati
iman kepercayaan itu dalam kehidupan kita. Hal ini terungkap dalam bacaan
pertama, dimana kepercayaan itu dihidupi di saat kita dalam perjalanan
(bekerja), berbaring (tidur) dan di saat bangun (seluruh aktivitas hidup). Jangan
pernah melupakan Tuhan sedetik pun.***
by:
adrian