Sabtu, 07 September 2013

Menyikapi Putus Cinta

TOLONG, AKU LAGI PATAH HATI...

adrian | Kamis, 21 Juni 2012 | 15:00 WIB
Setiap orang tentu pernah mengalami yang namanya patah hati. Patah hati sering diidentikkan dengan putus cinta. Mungkin lantaran penyebab orang patah hati 99,999% adalah putus cinta. Patah hati dan putus cinta melanda baik pria maupun wanita. Namun cara menyikapinya selalu berbeda di antara dua jenis manusia ini.

Ada yang mengatakan bahwa cowok lebih merana ketimbang cewek bila mengalami putus cinta atau sedang patah hati. Memang kesannya terasa aneh. Bagaimana mungkin cowok yang lebih dominan nalarnya bisa lebih merasa menghadapi patah hati daripada cewek yang lebih dominan emosi? Bukankah cinta dan hati itu urusan emosi?

Benar, bahwa cinta dan hati itu lebih pada masalah emosi/perasaan. Dan bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa love is blind. Orang yang sedang jatuh cinta itu buta dan tuli. Karena itulah, di saat patah hati atau putus cinta, otak tetap tidak bermain, karena sudah dibutakan oleh cinta. Karena itu, kaum pria akan lebih merana.

Dampak dari patah hati atau putus cinta bisa bermacam-macam, tak terkecuali bunuh diri. Tentulah kita tidak mengharapkan agar setiap orang yang mengalami masalah ini langsung mengambil jalan pintas: bunuh diri. Kita harus sadar bahwa dunia tidak selebar daun kelor. Yang perlu disadari adalah bahwa dalam dunia pacaran putus itu adalah wajar. Kapan saja dan di mana saja orang yang berpacaran akan mengalami hal ini.

Oleh karena itu, harus disadari bahwa putus saat pacaran bukanlah akhir dari segalanya. Masih banyak jalan terbentang luas. Memang kita akan mengalami kesedihan, namun janganlah kita lantas larut dalam kesedihan itu. Yang patut dilakukan adalah kita bersyukur pernah mengalami patah hati dan putus cinta. Semua itu menjadi bekal pengalaman dan proses pematangan kepribadian kita.

Berkaitan dengan soal patah hati dan putus cinta ini, blog paroki ini akan menampilkan beberapa tulisan seputar patah hati dan putus cinta. Tulisan-tulisan ini bersifat tawaran. Jika berkenan syukur. Bacalah dan renungkanlah pesannya. Semoga tulisan-tulisan ini berguna bagi Anda, khususnya yang sedang dilanda putus cinta dan lagi patah hati.

Putus Cinta dari Kacamata Ilmuwan
Nadia Felicia | Sabtu, 26 Februari 2011 | 15:23 WIB

KOMPAS.com — Mengalami putus cinta atau cinta ditolak bukan hal yang menyenangkan, bahkan bagi yang sensitif, putus cinta adalah hal yang sangat menyakitkan. Saat seseorang menolak cinta kita, tak hanya hati terasa sakit, tetapi rasanya seperti kita didorong ke arah berlawanan dari arah yang sebenarnya ingin kita tuju.

Saat si dia tidak mau menjalin hubungan lebih dari sekadar pertemanan, kata-kata yang kita ungkap kepada sahabat, kurang lebih, "Aku ditolak". Esensinya, orang yang ditolak adalah pihak yang menjadi korban, atau pasif.

Para peneliti di University of Amsterdam menemukan bahwa penolakan terkait dengan respons sistem saraf parasimpatetik. Artinya, saat tubuh aktif, umumnya saat ingin berkelahi, sistem simpatetik akan bersiap, detak jantung menguat, pupil mata membesar, dan energi tinggi. Namun, sistem parasimpatetik adalah yang bertanggung jawab terhadap tubuh kala beristirahat. Saat cinta ditolak, para ahli mengatakan, kita akan merasakan tidak disukai, berujung pada detak jantung melamban, aktivitas sistem saraf parasimpatetik. Intinya, ditolak atau diputus cinta menghasilkan respons fisik dan psikologis. Tak mengherankan jika saat mengalami hal itu rasa kita seperti "copot" atau "patah", mungkin karena mendadak melamban tadi.

Dirancang untuk takut penolakan
Sebagai manusia, kita sangat sensitif terhadap penolakan, khususnya penolakan sosial. Kita punya motivasi kuat untuk mencari persetujuan dan penerimaan dari orang-orang di sekitar kita. Jika kita lihat ke zaman purba dulu, seandainya kita hidup sendirian dan tidak memiliki siapa pun, kesempatan hidup kita akan berada pada titik nol. Manusia butuh manusia lain untuk bertahan hidup. Artinya, kita makhluk sosial, kita butuh penerimaan orang lain, tak sanggup ditolak. Hal itu terus berevolusi hingga sekarang, dan kita masih butuh orang lain.

Diputus pacar sama seperti berhenti merokok
Lima dari lima ahli saraf sepakat, diputus pacar itu menyebalkan. Melupakan pacar sama seperti melupakan adiksi terhadap zat-zat tertentu, begitu dijelaskan para peneliti di Stony Brook University. Para peneliti menemukan ada area pada otak yang aktif saat terjadi rasa sakit akibat ditolak atau putus cinta, bagian itu juga terhubung dengan kebutuhan akan motivasi, penghargaan, dan adiksi. Bahkan, bagian otak tersebut menunjukkan kesamaan antara penolakan cinta dan "sakau" akan zat-zat tertentu. Penolakan atau putus cinta terasa sakit karena kita punya ketergantungan terhadap hubungan. Setelah putus cinta, seperti setelah adiksi pada zat tertentu, kita akan melewati masa penarikan diri.

Manusia sulit menghadapi kehilangan
Secara umum, manusia merasa kesulitan mengalami kehilangan. Rasa sakit kehilangan sesuatu lebih kuat ketimbang mendapatkan sesuatu. Daniel Kahneman, peraih penghargaan Nobel atas karyanya, Prospect Theory, menjelaskan bagaimana seseorang mengambil pilihan dalam suatu situasi, ketika ia harus mengambil keputusan antara dua hal yang mengandung risiko. Contoh, manusia akan memandang rasa sakit kehilangan uang sebanyak Rp 50.000 lebih besar ketimbang ia mendapatkan uang sebesar jumlah sama. Hal ini merupakan fakta psikologis bahwa otak kita memandang kehilangan lebih berat ketimbang mendapatkan suatu hal yang baru.

Kehilangan terasa lebih kuat ketimbang mendapatkan sesuatu, artinya kita lebih termotivasi untuk menghindari rasa kehilangan ketimbang mengambil risiko untuk mendapatkan lebih. Alhasil, tak sedikit orang usai putus cinta mengatakan, "Sudah cukup! Saya enggak mau lagi pacaran." Kita ingin menghindari risiko kehilangan, meski ada kemungkinan kita mendapatkan cinta sejati dalam diri orang lain.

Makin kita gagal, makin jauh gol yang dikejar
Studi mengindikasikan bahwa makin sering ditolak atau putus cinta, makin jauh pula gol yang ingin kita kejar. Jessica Wit, dari Purdue University, mengatakan bahwa setelah beberapa kali gagal menendang bola ke dalam gawang lawan, pemain sepak bola akan memandang gawang lebih tinggi dan sempit ketimbang sebelumnya.

Mudah untuk menjadi saksi kekuatan dari penolakan. Makin kita sering ditolak dan putus cinta, makin kita memandang upaya kita sia-sia, maka kita pun akan malas untuk mencoba lagi. Padahal, itu juga akan membuat makin jauh pulalah si pujaan hati.

Cara Pria Mengatasi Patah Hati
Felicitas Harmandini | Dini | Kamis, 17 Maret 2011 | 16:52 WIB

KOMPAS.com - Pernah tahu bagaimana kakak laki-laki atau teman laki-laki kalau sedang patah hati? Saat diputuskan, mereka merasakan sakit yang sama dengan kita. Hanya saja, mereka berusaha menutupinya dengan melakukan berbagai aktivitas. Dari mengurung diri di kamar (sambil tidur, menangis, tidur lagi, menangis lagi) hingga traveling ke luar kota atau luar negeri.

Pria sebenarnya juga membutuhkan dukungan emosional, tetapi mereka enggan melakukannya. Mereka tak terbiasa mengekspresikan perasaan, oleh karena itu ketahuan sedang patah hati juga tak disukainya. Mereka justru menghindari percakapan mengenai apa yang salah atau siapa yang benar. Beda dengan kita yang justru ingin membahasnya terus-menerus.

Sepuluh cara berikut ini hanya aktivitas rata-rata yang dipilih pria, karena setiap orang tentunya memiliki kepribadian yang unik dan mempunyai cara berbeda dalam mengatasi sakit hati. Intinya sih, mengalihkan pikiran dari kenangan lama yang menyakitkan.

Ngumpul bersama teman-temannya. Biasalah, seperti Anda juga, pria berusaha melupakan masalahnya dengan berkumpul dengan orang-orang yang tidak akan membahas soal putus lagi. Momen ini tidak mereka untuk curhat mengenai masalah putus cinta, atau sakitnya ditinggalkan kekasih, melainkan untuk mengalihkan pikirannya saja.

Minum alkohol. Banyak orang yang menderita patah hati lalu melarikan diri ke alkohol. Bagi kebanyakan pria, di luar kebutuhan mereka untuk meredam rasa sakit itu, alkohol juga bagaikan "obat bius" yang alami. Dalam pengaruh alkohol, mereka jadi mampu membuka dirinya, dan mengungkapkan perasaannya. Membiarkan orang lain tahu perasaannya tak akan dilakukan pria saat pikirannya jernih.

Mulai mencari kekasih baru. Salah satu cara untuk segera melupakan mantan adalah berhubungan dengan wanita yang baru. Mereka mulai flirting lagi, mengajak jalan, atau sekadar ngobrol santai untuk menghapus memori tentang mantan.

Party hard. Ini juga menjadi cara umum untuk mengatasi patah hati. Musik yang keras, suasana kelab yang padat, dan energi yang dihasilkan, dapat membuat pria jadi mati rasa. Tidak semua pria melarikan diri dengan dugem, tapi bila mereka memilih cara ini, mereka tak mau tanggung-tanggung. Siapa tahu di sana mereka juga ketemu kenalan baru.

Bekerja lebih keras. Keabnyakan pria di atas 30 tahun berusaha mengatasi putus cinta dengan bekerja lebih keras. Pekerjaan menjadi cara untuk menjauhkan diri dari kenangan yang menyakitkan. Itu sebabnya banyak seni kreatif seringkali dihasilkan ketika pelakunya tengah patah hati.

Makan. Nah, ini berbahaya. Memanjakan diri dengan junk food memang menyenangkan, tapi efeknya di kemudian hari bisa berkepanjangan. Makan menjadi cara pria untuk meredam kekesalan atau kesedihan yang menguasai dirinya. Makan juga menjadi aktivitas untuk membantu diri tetap "sibuk", sekaligus menghentikan pikiran buruk yang tidak habis-habisnya.

Nonton TV. Mereka berusaha mengosongkan pikiran dengan menonton acara-acara di TV. Biasanya yang ditonton adalah acara yang tak mungkin disaksikan dengan kekasih, seperti pertandingan bola, tinju, atau film-film konyol dengan tokoh-tokoh perempuan berpakaian seksi.

Berolahraga. Boleh dibilang, ini salah satu cara terbaik untuk melupakan sakit hati. Pria seringkali bermain basket, nge-gym, atau olahraga permainan yang lain, untuk memuntahkan kekesalan yang memuncak. Rasa sakit yang didapat ketika latihan beban digunakan untuk menggantikan memori yang menyebalkan.

Traveling. Ini makna sesungguhnya dari melarikan diri. Sebagian pria memilih untuk cuti dan mengepak barangnya untuk bertualang sendirian. Entah itu dengan tempat tujuan yang jauh atau dekat, yang pasti aktivitas ini dilakukan untuk membantu mengisi pikiran dengan hal-hal yang menyenangkan. Bertemu orang-orang yang baru akan menjadi bonusnya.

Browsing internet. Berkelana di dunia maya juga menjadi cara asyik untuk mengalihkan pikiran. Ketika sendiri, ia bisa memuaskan diri untuk bermain game online, chatting, membaca-baca berita yang asyik, atau mencari benda-benda yang diperlukan untuk hobinya. Tentu, nonton film porno tak perlu dibahas lagi.

Menikmati Patah Hati
Ika Nurul Syifaa | Kamis, 18 Desember 2008 | 13:17 WIB

Anda baru saja patah hati. Wajar jika saat ini Anda merasa sedih, kecewa, dan kesepian. Namun, jangan biarkan diri terpuruk terlalu lama. Segera bangkit dan hadapi dunia kembali!

Anda tidak bisa mengandalkan waktu untuk menyembuhkan luka hati karena waktu tidak akan menyembuhkan luka tanpa bantuan Anda. Sekaranglah saatnya Anda mulai melakukan langkah-langkah strategis untuk bangkit dari patah hati.

PENYANGKALAN
Kehilangan kekasih secara tiba-tiba sangat menyakitkan. Jadi, tidak apa-apa bila Anda melakukan penyangkalan dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa segalanya baik-baik saja. Dengan penyangkalan, Anda sebenarnya sedang mempersiapkan diri dan hati untuk menghadapi dan mengatasi kenyataan. Namun, yang perlu diingat adalah penyangkalan harus ada batasnya. Kebanyakan orang butuh waktu beberapa hari untuk siap menghadapi kenyataan.

Saran:
- Jangan membicarakan tentang patah hati yang Anda alami.
- Biarkan tumpukan benda-benda kenangan Anda bersamanya berada di tempatnya.
- Jalankan kegiatan rutin sehari-hari seperti biasa.
- Beri suntikan-suntikan positif pada diri sendiri, misalnya “Aku baik-baik saja,” atau “Aku dalam keadaan tenang.”
- Carilah kegiatan mengasyikkan untuk mengalihkan perhatian. 

PENYEMBUHAN DIRI
Ketika tubuh dan pikiran telah pulih dari kejutan kehilangan kekasih, Anda akan memasuki fase kesadaran. Di masa ini, Anda mulai mempertanyakan kemampuan diri untuk mengatasi kehilangan itu. “Apa yang harus aku lakukan tanpa dirinya?” Dalam usaha untuk mengendalikan gejolak emosi, sering kali orang yang terserang patah hati menenggelamkan diri dalam kesibukan. Padahal, ini hanya akan membuat Anda hidup di bawah tekanan. Yang Anda butuhkan adalah meluangkan waktu untuk memanjakan diri sendiri.

Saran:
- Penuhi lemari es dan lemari makanan dengan buah dan camilan sehat. Tahan diri untuk mengonsumsi makanan yang menggoda tapi membuat Anda menjadi lebih gemuk.
- Nikmatilah ritual mandi Anda.
- Bacalah novel atau majalah ringan dan nikmati di sofa empuk Anda.
- Hubungilah seorang sahabat yang Anda tahu cukup suportif.
- Tidur Anda mungkin terganggu, jadi sediakanlah makanan ringan di samping tempat tidur, kalau-kalau Anda terjaga di tengah malam.
- Daripada Anda murung dalam kegelapan, bukankah lebih baik Anda menikmati minuman hangat dan kudapan ringan?
- Ikutlah kelas yoga, taichi, atau pilates yang akan membantu meringankan ketegangan tubuh Anda.

MENGOLAH EMOSI
Pastikan tubuh Anda dalam keadaan sehat untuk memasuki fase ini. Langkah berikutnya adalah menyelami kepedihan hati Anda dengan cara mengolah emosi-emosi yang terpicu oleh kepedihan itu.

Saran:
- Sisihkan waktu untuk memutar ulang peristiwa penting dari hubungan asmara dalam pikiran Anda. Ketika Anda melihat foto-foto atau benda-benda simbolis dari kekasih Anda, apa yang Anda rasakan, apakah rasa marah atau sakit hati?
- Tuliskan saja apa yang Anda rasakan. Jika Anda ingin memaki atau bersikap sentimentil, di sinilah tempatnya.
- Mintalah seorang sahabat terpercaya untuk diajak bicara tentang pengalaman Anda ini.
- Lepaskan ketegangan Anda, misalnya dengan berteriak sekencang-kencangnya. Namun, setelah itu, imbangi dengan relaksasi untuk menolong mengendurkan ketegangan pikiran dan tubuh.

HIBUR DIRI
Anda telah melewati masa-masa menyedihkan, kini saatnya memberi imbalan bagi diri sendiri. Bersenang-senang dan hibur diri Anda sebaik mungkin.

Saran:
- Pergilah mengunjungi suatu tempat yang sudah lama Anda inginkan untuk memanjakan diri, namun tak pernah masuk dalam agenda karena kesibukan.
- Rencanakan perjalanan ke negara yang selalu ingin Anda kunjungi. Setelah kembali, pajanglah foto-foto liburan Anda di tempat yang mudah terlihat di rumah.
- Manjakanlah diri dengan hobi atau minat baru Anda.
- Berilah hadiah kecil yang Anda inginkan, bukan yang Anda butuhkan. Hadiah tidak harus mahal lho, sekotak cokelat pun bisa dijadikan hadiah.

BE A NEW YOU
Setelah berhasil keluar dari “lubang hitam”, selanjutnya bangun diri Anda ke arah lebih baik. Jika selama ini Anda malas mengubah penampilan, mungkin sekarang saat yang tepat. Jadikan patah hati sebagai momen yang tepat untuk memperbaiki diri.

Saran:
- Buatlah daftar tiga ciri dari fisik yang Anda anggap menarik. Pilihlah salah satu atau lebih untuk diberi perawatan dan perhatian ekstra. Misal, jika pilihannya rambut, potonglah rambut dengan model terbaru, dan berilah dengan warna baru pada rambut Anda.
- Buatlah daftar tiga sifat baik Anda. Pilihlah salah satu untuk dilatih. Misalnya, sifat baik Anda penuh perhatian. Maka ajaklah orangtua Anda ke tempat yang mereka suka.
- Tingkatkan salah satu kemampuan intelektual Anda. Misalnya, kemampuan menyelesaikan masalah. Maka, manjakan diri dengan memecahkan puzzle, atau isilah lebih banyak lagi teka-teki silang. Jadi, ingatlah, sepahit apa pun rasa sakit Anda karena patah hati, you will survive./*

Obat Patah Hati Pria
NF | Kamis, 1 Juli 2010 | 13:40 WIB
KOMPAS.com - Belum saja seminggu putus cinta, si dia sudah tampak dekat dengan perempuan lain. Seakan tak pernah merasakan sakit hati, dia malah asik-asikan bermain gokart bersama teman-temannya. Sedangkan Anda, memilih untuk menyendiri dan meratapi hubungan yang telah kandas. Istilah "player" pun Anda masukkan sebagai nama panjang semua pria. Eits, jangan terburu-buru melabeli pria sebagai mahluk yang tak punya hati. Ternyata, mereka juga merasakan hal yang sama dengan kita, hanya caranya yang berbeda. Bahkan lebih dalam.

Memilih Diam
Tak seperti perempuan yang spontan dan lebih terbuka mengungkapkan isi hatinya saat putus cinta, pria lebih cenderung diam. Tetapi ada sesuatu di balik aksi diamnya itu. Ini yang mereka rasakan ketika patah hati.

Kesepian
Sifat tertutup pria membuat mereka hanya bisa membagi perasaan dengan orang terdekat dan kebanyakan adalah kekasihnya. Nah, saat mereka putus cinta, mereka biasanya lebih merasa kesepian karena tak ada lagi teman untuk berbagi. Bahkan lebih kesepian dibandingkan Anda, kan?

Memendam Perasaan
Istilah pria adalah mahluk jantan dan kuat menjadikan mereka memiliki kekuatan lebih untuk menyimpan rasa sakit hatinya walau cukup menyakitkan. Mereka akan menjalankan aktivitas seperti biasanya, tanpa menunjukkan raut wajah sedih atau kecewa. Begitupun saat sedang menghadapi masalah, pria lebih memilih menyelesaikannya sendiri atau dengan orang yang paling ia percaya.

Menangis Diam-diam
Jangan salah, ternyata si dia juga menangis saat hubungannya dengan Anda putus. Tak ada satu orang pun yang tahu karena ia lebih memilih menangis diam-diam. Tak ingin dicap sebagai pria lemah, membuat kaum Mars ini tak pernah menunjukkan sensitivitasnya di depan orang banyak. Berbeda dengan perempuan yang bisa curhat dengan siapa saja dan di mana saja.

Sulit Melupakan
Si dia memang cepat berkenalan dan jalan dengan perempuan lain walau baru seminggu putus, tetapi tidak untuk melupakan Anda. Dia akan lebih susah lagi melupakan jika dulu Anda benar-benar bisa membuatnya nyaman.

Alihkan Perhatian
Bersyukurlah menjadi perempuan, karena semua orang akan memaklumi semua tangisan, curhatan, terlebih sikap menyebalkan Anda saat baru patah hati. Dukungan pun datang dari sana-sini. Begitu berbeda dengan si dia yang cenderung lebih suka sendiri. Tapi, si dia punya jurus lebih jitu dalam mengobati patah hati. Inilah yang sering membuat kita iri karena gaya tersebut mampu menunjukkan kepada dunia bahwa mereka baik-baik saja.

Kumpul Bersama Teman-temannya
Bagi pria, teman adalah segalanya. Jangankan setelah putus, saat hubungan Anda dengan si dia masih baik-baik saja, dia akan kesulitan jika dihadapkan untuk memilih Anda atau teman-temannya. Cara ini merupakan cara yang paling ampuh untuk melupakan masalah dan mengembalikan semangat mereka saat baru putus cinta. Tahukah hal yang dibicarakan pria saat berkumpul? Berdasarkan hasil survei global, 90 persen topik yang dibicarakan pria adalah hobi, 10 persennya adalah tentang wanita. Sedangkan perempuan malah sebaliknya, terbesar justru membicarakan pria.

Melakukan Hobi
Hal lain yang bisa membuat pria terhibur adalah dengan melakukan kegiatan yang mereka sukai. Menurut penelitian, pria dan hobi merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Jika mereka suka main game, mereka akan segera mencari game-game baru untuk mengisi waktu kosong yang biasa mereka habiskan bersama Anda. Jika si dia suka ototmotif, maka mereka akan lebih memerhatikan kendaraan kesayangannya seperti kekasihnya sendiri.

Jalan dengan Perempuan Baru
Bisa kenalan dengan perempuan yang menarik, apalagi mengajaknya jalan merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi pria yang sedang dilanda patah hati. Menurutnya, ini merupakan cara jitu untuk menunjukkan kepada teman-temannya, khususnya kepada Anda, bahwa dia cukup "laku" dan baik-baik saja. Namun, untuk urusan bermain hati, ternyata tidak semudah itu. Pria lebih sulit untuk menjalin hubungan serius dibanding dengan perempuan. Walaupun sering terlihat jalan berdua dengan perempuan barunya itu, dia akan tetap mencari perempuan yang benar-benar bisa mencuri hatinya untuk dijadikan pasangan.

Menyingkikan Segala Kenangan
Karena memiliki kecenderungan sulit melupakan, maka si dia akan segera menyingkirkan barang kenangan yang bisa mengingatkannya tentang hubungan yang telah berlalu. Tak aakn ada lagi barang-barang pemberian Anda di mobil atau di kamarnya. Cara lain yang juga sering mereka gunakan adalah melakukan hal-hal yang sering dilarang oleh mantannya, merokok, misalnya.
(Ayunda Pininta Kasih/Majalah Chic)

8 Kegiatan yang Cepat Sembuhkan Patah Hati

Alissa Safiera - wolipop | Rabu, 23 Mei 2012 | 08:53 WIB

Jakarta - Patah hati adalah fase paling tidak menyenangkan dalam menjalin sebuah hubungan asmara. Banyak orang yang sulit menerima dan melalui masa-masa tersebut. Jika Anda baru diputuskan atau sedang mengalami masa sulit ini, ada beberapa tips untuk membantu mengobati patah hati, mulai dari berkumpul bersama kawan lama sampai olahraga, seperti yang dilansir dari All Women Stalk.

1. Habiskan Waktu dengan Orang Terdekat
Setelah putus, Anda mungkin merasa sebagian dari diri Anda masih bersama mantan pasangan. Untuk mengatasinya, habiskanlah waktu dengan hang-out bersama teman dekat atau keluarga. Saat masih bersama kekasih, Anda mungkin jarang menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat. Untuk itu, inilah saat yang tepat untuk kembali bersama dengan orang-orang tercinta. Dukungan orang-orang terdekat adalah salah satu 'pengobatan' terbaik untuk melalui fase patah hati Anda.

2. Manjakan Diri
Setelah semua kesedihan yang Anda alami, memanjakan diri di spa adalah salah satu pilihan yang tepat. Di samping itu, menghabiskan waktu seharian dengan perawatan spa akan membantu merelakskan ketegangan dalam tubuh juga pikiran. Singkirkan semua emosi negatif agar Anda berpikiran terbuka dan positif. Lakukan perawatan seperti facial, pijat, manicure/pedicure, creambath, atau perawatan lainnya. Selain membantu melupakan patah hati,juga membuat Anda tampil lebih cantik.

3. Liburan
Jika sedang patah hati, liburan ke tempat baru akan membantu Anda menenangkan pikiran dan bersenang-senang. Mungkin Anda ingat adegan di film 'Sex and the City', saat tokoh utamanya Carrie Bradshaw ditinggalkan di altar oleh kekasihnya Mr. Big. Untuk membantu melupakan sakit hati, sahabat-sahabatnya pun membawanya liburan ke Meksiko, dan mereka mulai bersenang-senang. Pikirkan hal itu, walau butuh waktu untuk memperbaiki kondisi patah hati Anda, tapi Anda bisa mulai bersenang-senang. Ajaklah sahabat dan pilih tempat tujuan liburan yang menyenangkan!

4. Berkumpul dengan Teman Lama
Jika Anda tidak bisa menikmati liburan, berkumpul dengan teman lama adalah obat terbaik untuk patah hati. Tidak hanya mendengar cerita terbaru tentang kehidupan mereka selama ini, tetapi juga segala sesuatu yang mereka pikirkan tentang mantan pasangan Anda. Jadi panggillah kembali sahabat-sahabat lama Anda yang jarang ditemui dan buatlah hari bersenang-senang khusus wanita. Bisa menginap bersama, menikmati minuman di kafe atau pergi berpesta.

5. Lakukan 'Pembersihan'
Ketika Anda baru dicampakkan, semua barang akan mengingatkan Anda dengan mantan. Mulailah membersihkan dan menata ulang barang-barang Anda sendiri. Buang semua hal yang sekiranya akan membuat Anda sulit melupakan mantan pasangan dan dekorasi ulang kamar. Selain membuat tampilan baru di kamar, juga akan membantu Anda membersihkan pikiran dari sang mantan.

6. Olahraga
Saat patah hati, mungkin emosi Anda memuncak dan menghabiskan energi hanya untuk menangis, kesal atau marah-marah. Daripada energi itu disalurkan untuk hal yang kurang baik, lebih baik habiskan untuk berolahraga. Lakukan treadmill atau ikuti kelas yoga. Selain bermanfaat untuk kesehatan tubuh, olahraga teratur juga akan menyehatkan pikiran dengan melepaskan endorfin --hormon yang dapat menciptakan perasaan bahagia dari otak.

7. Lakukan Hobi
Anda mungkin bertanya-tanya apa saja yang bisa dilakukan dengan semua waktu luang yang ada ketika Anda berstatus single. Kenapa tidak melakukan hobi yang sudah jarang dilakukan karena kesibukan Anda? Bisa dengan melukis, berkebun, bermusik, membaca atau kegiatan lain yang disukai. Anggaplah sebagai sebuah meditasi yang sederhana, namun dapat membantu mengalihkan pikiran Anda dari mantan kekasih.

8. Menulis Diary
Anda mungkin berpikir tidak akan berpengaruh mengeluarkan semua emosi dalam sebuah tulisan, tapi ternyata menulis akan sangat membantu! Dengan menulis Anda bisa menyalurkan baik itu kesedihan, dendam atau kekesalan Anda selama ini, dan itu membantu dalam melalui proses penyembuhan sakit hati Anda.


editor: adrian

(C E R P E N) Diakon Yudas

DIAKON  YUDAS
Dalam bilik kamar 26 Rumah Retret Puri Samadhi, diakon Yudas duduk resah dan gelisah (kayak lagu Obie Mesakh, aja!). Bukan lantaran cuaca siang itu yang membuatnya demikian, melainkan keputusan yang mau diambilnya. Yah, hari ini merupakan hari terakhir retretnya bersama empat rekannya: diakon Alex, diakon Beni, diakon Budi dan diakon Heru. Retret menjelang tahbisan. Mereka dihadapkan pada pilihan maju atau mundur.

Kertas di depannya masih terlihat bersih. Satu kertas untuk membuat surat lamaran, jika ingin lanjut menjadi imam atau surat pernyataan mundur, jika tak siap menerima tahbisan imamat. Kertas yang lain untuk menulis refleksi panggilan sebagai lampirannya. Belum ada satu rangkaian kata atau kalimat yang mengotori kertas-kertas itu.

Diakon Yudas merebahkan punggungnya di sandaran kursi. Dua kakinya berselonjor ke depan. Matanya menerawang langit-langit kamar, mencari-cari jawaban di sana. Hembusan angin yang masuk lewat jendela kamar sedikit mengusir udara panas. Agak terasa sejuk. Tapi hati dan pikirannya terus berkecamuk dengan pilihan itu.

Diambilnya buku catatan yang berisi bahan retret yang diberikan romo vikjen. Bahan itu sebagian besar diambil dari dekrit Presbyterorum Ordinis, salah satu dokumen Konsili Vatikan II yang memang berbicara soal imam. Dia membaca mulai dari pertemuan pertama hingga pertemuan enam di hari ketiga kemarin. Hasil refleksi atas tiap pertemuan tak luput dari perhatiannya.

Namun semua itu tak mampu mengusir kegalauannya yang membuntukan hati dan pikiran akan jawaban atau keputusan. Akar kegalauannya ada pada tiga nasehat Injil yang harus dihidupi setiap imam: miskin, taat dan selibat.

Sebenarnya yang dibingungkan diakon Yudas bukan soal bagaimana cara menghayati tiga nasehat Injil itu, melainkan nasehat mana yang bisa dikompromi.

Lho, koq bisa begitu?

Entah kebetulan atau tidak, hal ini berkaitan dengan nama yang diberikan kepadanya. Yudas Elang Putra Bungsu adalah nama lengkapnya. Dia tidak tahu Yudas dalam namanya itu mengacu pada Yudas Tadeus atau Yudas Iskariot. Dia pun baru sadar ketika tahun pertama di seminari menengah, seorang guru menanyakan hal itu. Dia tidak bisa memberikan kepastian karena bapak dan ibunya sudah tiada.

“Paman pun tidak tahu,” jelas pamannya, yang merangkap sebagai orang tuanya sejak ia dan kakaknya berstatus yatim piatu, di suatu sore. “Yang baptis kamu itu..,  diakoonn..., waduh, sudah lupa namanya. Dengar-dengar sudah keluar dia. Entahlah di mana dia sekarang.”

“Aku tak peduli siapa yang baptis, tapi Yudas itu si Tadeuskah atau Iskariot? Kalau Tadeus, kenapa dari dulu tidak langsung dipasang saja.”

“Manalah paman tahu. Paman cuma bisa jelaskan soal Elang. Itupun karena paman yang usulkan. Paman dan juga keluarga yang lain berharap kamu kelak seperti burung Elang, yang cepat melihat dan menangkap mangsa. Ada peluang sikat. Ada kesempatan sergap. Dalam dunia bisnis orang seperti ini akan cepat kaya. Itulah yang kami harapkan darimu. Eh, malah kamu masuk seminari ingin jadi imam.”

Kaya! Memang setiap orang ingin menjadi kaya, hidup berkelimpahan materi. Apalagi bagi keluarga diakon Yudas yang berasal dari keluarga miskin di kampung kecil dan terpencil. Tak ada fasilitas umum yang memadai. Sekolah yang ada hanya satu SD. Itupun beberapa ruang kelasnya nyaris ambruk. Jangan tanya soal sarana kesehatan. Kalau mau mendapatkan layanan medis, mereka harus berjalan 5-7 jam. Itupun dengan catatan petugas atau obatnya ada. Ibu bapaknya meninggal pun karena tidak ada penanganan medis. Ibunya meninggal segera setelah melahirkan dirinya (ini menjelaskan kata ‘Putra Bungsu’ pada namanya), sedangkan bapak meninggal akibat malairia akut. Waktu itu umurnya baru dua tahun.

Mungkin keluarga merasa bosan dengan kemiskinan ini sehingga mendambakan kekayaan. Dan harapan itu diletakkan di atas pundaknya dengan menyematkan nama Elang.

Yudas termenung saja. Penjelasan pamannya soal kata “Elang” pada namanya membuat dia berpikir apakah kata itu merupakan kamuflase dari kata Iskariot? Bukankah Yudas Iskariot suka mencuri uang kas yang dipegangnya? Bukankah kepedulian kepada orang miskin dan kecil hanya sebagai kedok untuk menangkap peluang?

Akh, tak mungkin bapak memberi nama yang buruk. Dan ia segera melupakan masalah itu. Baginya dia adalah Tudas Tadeus, meski banyak teman melihat dan memanggil dia Iskariot.

Dan kini ia dihadapkan pada kompromi atas tiga nasehat Injil. Meski Yesus menuntut penghayatan yang radikal, diakon Yudas mencoba menawar-nawar. Apakah kompromi merupakan bentuk pengkhiatan atas tuntutan radikal Yesus? Jadi, benar apa yang dikatakan kawan-kawannya dulu bahwa dia ini Iskariot, si pengkhianat Yesus.

Diakon Yudas kembali membaca topik-topik permenungan berkaitan dengan tiga nasehat Injil. Selibat. Seorang imam harus menjaga kemurnian dan tidak boleh menikah. Bagaimana jika kaul ini dilanggar? Aib dan keluar. Kalau bermain-main dengan kaul ini hasilnya: Anak. Anak itu tak bisa lho disembunyikan. Banyak imam keluar karena alasan ini, dan kalaupun mau bertahan, rasa malu senantiasa menyertai. Kecuali jika ia tak punya lagi hati nurani.

Taat. Ketaatan ini bukan hanya kepada uskup tetapi juga kepada Magisterium Gereja. Jelas sekali nasehat yang satu ini tidak bisa diajak kompromi. Melawan uskup tentu akan berdampak pada pencabutan yurisdiksi atau malah dikeluarkan. Apalagi menentang atau melawan ajaran Magisterium Gereja. Bisa-bisa kena suspensi atau ekskomunikasi.

Miskin. Dekrit Presbyterorum Ordinis mengatakannya kemiskinan sukarela. Saya suka miskin, tapi tak rela, batin diakon Yudas. Ia tersenyum. Memang ada yang tak suka dan tak rela. Soal ini ada dua hal penting dari penjelasan romo vikjen. Kita dapat memiliki harta benda dengan seolah-olah tidak memilikinya dan harta duniawi digunakan untuk hidup layak.

A ha, diakon Yudas tersentak kaget. Apakah beberapa imam di keuskupannya yang mempunyai mobil, tablet super canggih, kebun atau benda-benda teknologi canggih nan mewah lainnya seolah-olah tidak memilikinya? Apakah semua yang dimiliki itu merupakan kriteria hidup layak? Dan wajar saja mereka selalu bilang, “Akh, ini kan umat beri!” Artinya, umat membantu imamnya ‘melanggar’ janji yang satu ini. Dan sampai sekarang belum ada imam yang dikeluarkan karena alasan ini. Ada kesempatan memenuhi harapan keluarga.

Tok, tok, tok! Pintu kamarnya diketuk dari luar. Sebuah suara, itu suaranya diakon Heru, memanggil dan mengajaknya makan siang. Ia melihat arlojinya. 12.35. Sial, tak sempat brevir, pikirnya sambil melirik buku brevir di sisi kanan meja. Diakon Yudas beranjak meninggalkan kamarnya, bergabung bersama keempat rekannya yang sudah sedang makan. Langkahnya terasa ringan. Apakah ia sudah menemukan keputusan?
Moro, 3 Nov 2012

by: adrian
Baca juga:
1.      Ternyata ….
4.      Korupsi dan Gereja
5.      Ketika Suara Hati Mati

Revolusi Pakaian Dalam: Tragedi Kutang


Sekilas kutang tampak hanya barang biasa, pakaian dalam perempuan untuk menyangga buah dada. Namun, keberadaan kutang saat ini bukan semata-mata karena nilai guna itu. Kutang telah ditahbiskan sebagai simbol femininitas atau identitas perempuan yang mengukuhkan citra sosial. Manusia modern pun menjelmakan kutang sebagai simbol kecantikan dan erotisme.

Orang Indonesia juga mengenalnya sebagai bra (Brassiere) atau BH (Buste hounder). Linda Hamalian (2005) mencatat, bra modern seperti dikenakan jamak perempuan terkini diciptakan pada 1910 oleh Ceresse Crosby (1891 – 1970), seorang sosialita Amerika yang bernama kecil Mary Phelps Jacob, meski cikal bakal bra telah ada sejak jauh-jauh zaman sebelumnya, misal korset di Eropa, dudou di China atau kolasiris di Mesir.

Kutang telah mendominasi cara berpakaian perempuan Indonesia hari ini. Tanpa kutang, identitas perempuan dianggap seolah tak genap. Sebab, kutang juga telah diarak di tengah pernik simbol moralitas. Taruhlah, perempuan dewasa tak berkutang rentan dicap sebagai kurang adab.

Belum diketahui secara persis kapan para perempuan pribumi mulai mengenal dan mengenakan kutang. Sementara sebelumnya, sebagian masyarakat, khususnya perempuan di Jawa atau Bali, telah mengenal kemben, yakni sejenis kain atau selendang yang dililitkan menutupi dada.

Novel Pangeran Dipenogoro: Mengagas Ratu Adil (2007: 227) karya Remy Silado menghadiai satu jejak historis perkenalan perempuan pribumi dengan kutang. Pada abad ke-19, banyak budak laki-laki dan perempuan dipekerjakan dalam proyek pembangunan Jalan Pos Anyer – Panarukan. Kala itu, lelaki dan perempuan terbiasa ngligo atau bertelanjang dada. Don Lopez Comte de Paris, seorang mandor proyek itu, menyuruh para perempuan menutup payudaranya. Ia memotong-motong kain putih dan memberikannya kepada salah seorang budak perempuan belia, “Tutup bagian berharga itu,” katanya. Beberapa kali Don Lopez mengulang kata coutant (Perancis: berharga) untuk menunjuk payudara perempuan. Orang-orang pribumi kebingungan memahami maksud sang mandor, lantas mengira coutant adalah penutup payudara dan dilafalkan dengan “kutang”.

Tampaknya, perkenalan perempuan pribumi dengan kutang tidak serta merta mengikis kebiasaan ngligo di pedesaan ataupun perkotaan hingga abad ke-20.

Elitisme kutang terbetik dalam kisah Entrok (2010), novel Okky Madasari, yang berlatar pertengahan abad ke-20. Alkisah, Marni, gadis yang payudaranya mulai mekar, sangat ingin memiliki entrok (kutang) agar saat berlari atau melompat tidak terguncang. Entrok hanya mampu dijangkau orang-orang kaya, sementara Marni hanyalah anak seorang  buruh pengupas ubi di Pasar Singget. Demi kutang, Marni bekerja keras sebagai kuli angkut hingga ia berhasil membeli entrok. Lantas entrok menjadi atribut bagi Marni sebagai perempuan yang “berbeda” dari sebelumnya.

Pencitraan
Produksi kutang dewasa ini pun semakin gencar menyasar pada nilai citrawi. Misalnya, Victoria’s Secret, perusahaan pakaian dalam perempuan tersohor dari Amerika Serikat, membuat kutang berenda berlian atau permata seharga jutaan dollar AS. Perempuan papan atas atau artis memakainya sebagai simbol kecantikan sekaligus pengukuh status sosial mereka.

Gaya berpakaian yang cenderung “memamerkan” kutang telah menjerumuskan pakaian dalam itu sebagai simbolitas erotik. Padahal, dahulu, lelaki dan perempuan berada di ruang-ruang publik dengan bertelanjang dada tanpa menimbulkan efek seksual yang negatif.

Mardi Luhung, dalam cerpennya yang berjudul Tukang Cuci (Kompas, 19 Juli 2009), menyinggung nasib kutang yang kehilangan tempat persembunyian. Kisahnya, seorang lelaki, yang sedang mencuci kutang isterinya, membayangkan seandainya benda itu bisa berbicara, mungkin begini keluhannya: “Aku dibentuk dari keindahan. Semestinya aku tersembunyi. Dan semestinya juga aku hanya terbuka bagi yang memang layak untuk membuka. Tapi, apa mau dikata, roda terus berputar. Yang di atas, kini di bawah. Dan yang rapat pun kini tak rapat lagi. Tak ada tempat bersembunyi.”

Maka, tak aneh jika hari ini sebagain orang berkata bahwa kutang bukan lagi pakaian dalam. Begitulah tragedi kutang terjadi di tengah pamrih berpakaian yang merayakan keterbukaan tubuh untuk merebut citra kecantikan.

by: Musyafak, Kompas, 13 Maret 2012, hlm 12

Renungan Hari Sabtu Biasa XXII-C

Renungan Hari Sabtu Biasa XXII, Thn C/I
Bac I   : Kol 1: 2123; Injil          : Luk 6: 1 5

Dalam bacaan pertama, yang diambil dari surat paulus kepada Jemaat di Kolese, Paulus mengungkapkan refleksinya bahwa manusia yang jahat telah ditebus oleh Kristus lewat wafat-Nya di kayu salib. Kematian Kristus membuat kita “kudus dan tak bercela, dan tak bercacat di hadapan-Nya.” (ay. 22). Oleh karena itu, Paulus meminta jemaat untuk “bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak berguncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil.” (ay. 23).

Apa yang diwartakan Paulus di atas, sejalan dengan pesan Yesus dalam Injil. Yesus mengkritik sikap kaku orang Farisi terhadap aturan. Yesus melihat dalam diri orang Farisi, aturan itulah yang utama. Kepada orang Farisi yang mencela perbuatan para murid-Nya, Yesus mau membuka mata mereka bahwa ada yang jauh lebih utama daripada hanya sekedar aturan saja.

Lewat sabda-Nya hari ini Tuhan mau menyadarkan kita akan apa yang terpenting dalam hidup kita sebagai orang kristen. Tuhan bukan mau mengatakan bahwa aturan itu tidak penting. Tuhan menghendaki agar kita lebih memprioritaskan yang utama dalam hidup kita, yaitu iman akan Dia dan pengharapan Injil.

by: adrian