Kamis, 27 November 2014

Kopi & Kesehatan Telinga

MANFAAT KOPI UNTUK PENDENGARAN
Temuan manfaat dari kopi seperti tidak ada habisnya. Dikenal dapat membantu memperbaiki kondisi diabetes, kerusakan mata, hingga penyakit Parkinson. Ternyata kopi juga bermanfaat untuk mencegah penyakit pendengaran seperti tinitus. 

Sebuah studi dalam American Journal of Medicine menemukan, konsumsi satu cangkir atau dua cangkir kopi dalam sehari akan mencegah tinitus atau kondisi berdengung di telinga.

Peneliti asal Brigham and Women's Hospital di Boston menganalisa pada lebih dari 65.000 wanita sehat yang berusia 30 hingga 44 tahun selama 18 tahun. Mereka menemukan, semakin banyak kafein yang dikonsumsi, semakin rendah kemungkinan mereka mengalami tinitus.

"Alasan hubungan antara kafein pada kopi dengan tinitus belum jelas," ujar Dr Gary Curhan, penulis studi dan dokter peneliti di Channing Division of Network Medicine di BWH.

Kafein menstimulasi sistem saraf pusat. Studi sebelumnya yang dilakukan pada hewan menemukan, kafein memiliki dampak langsuung pada telinga bagian dalam. Walau demikian peneliti mencatat perlu adanya penelitian lebih lanjut yang membuktikan kafein dapat mengurangi gejala tinitus.

Studi baru menemukan, orang yang mengonsumsi kafein kurang dari 150 miligram dalam sehari lebih mungkin terkena tinitus daripada mereka yang mengonsumsi 450-599 mg kafein per hari. Diketahui, 150 mg kafein sama dengan satu setengah cangkir kopi, dan 450-599 mg kafein adalah sekitar lima cangkir.

Kendati demikian, lima cangkir kopi dalam sehari merupakan jumlah yang besar. Konsumsi kafein berlebihan diketahui dapat menyebabkan psikosis, osteoporosis, hingga kram otot.

Karena itu, peneliti menyimpulkan, untuk mendapat manfaat optimal dari kopi, maka konsumsinya cukup hingga dua cangkir sehari. Penyajiannya pun tidak dengan menggunakan tambahan apapun, termasuk gula maupun krimer.

Orang Kudus 27 November: St. Frans Antonius Fasani

SANTO FRANSISKUS ANTONIUS FASANI
Giovanniello Fasani lahir pada 6 Agustus 1681 di Lucera, Foggia, Naples, Italia. Ia adalah putera dari Giuseppe Fasani dan Isabella della Monaca. Sejak awal ia sudah memperoleh pendidikan pada sebuah biara FRansiskan Konventual di Lucera. Di sinilah ia merasa sangat terpanggil untuk melayani Tuhan. Giovanniello kemudian bergabung dengan Ordo Fransiskan Konventual di Lucera. Ia memperoleh nama  Fransiskus Antonius dan mengikrarkan kaulnya pada tahun 1696. Pendidikan filsafat ia selesaikan di seminari, dan ia melanjutkan pendidikan teologi di Agnone, dan kemudian di Asisi.

Fransiskus ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1705 di Asisi. Ia menyelesaikan pendidikan teologinya ada tahun 1707. Setelah menyelesaikan teologinya, imam baru ini ditempatkan sebagai pastor paroki di Lucera. Ia sangat disukai umat di Lucera, sampai Daunia dan Molise. Fransiskus membaktikan hidupnya untuk melayani Sakramen Pengakuan Dosa dan Sakramen Ekaristi. Fransiskus juga mengajarkan filsafat kepada para novis. Ia kemudian menjadi guardian dan provincial untuk ordonya. Pada tahun 1709 Fransiskus menerima gelar master dalam bidang teologi. Sejak itu ia dikenal dengan sebutan Padre Maestro di Lucera.

Banyak orang mengatakan Fransiskus mewarisi sifat-sifat St.Fransiskus Asisi. Fransiskus juga sangat senang melayani orang miskin, sakit, dan tahanan. Ia dikenal juga sebagai mistikus, dan memiliki beberapa karunia. Ia juga dikenal karena dapat melayang ketika berdoa.

Fransiskus Anonius Fasani, OFM Conv meninggal dunia pada 29 November 1742 di Lucera, Italia. Pada 15 April 1951 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XII, dan pada 13 April 1986 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.

Baca juga riwayat orang kudus 27 November:

Renungan Hari Kamis sesudah HR Kristus Raja - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa XXXIV, Thn A/II

Sabda Tuhan, dalam bacaan pertama dan Injil, hari ini sama-sama berbicara tentang akhir zaman. Ada kesamaan pelukisan akhir zaman, baik dalam bacaan pertama maupun dalam Injil, yaitu happy ending. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Wahyu kepada Yohanes, pertama-tama Yohanes menggambarkan situasi yang kurang mengenakkan. Misalnya seperti kehancuran, tenggelam ke dalam dasar laut, tidak ada suasana gembira dan penuh kegelapan. Namun gambaran ini tidak berhenti di sini, karena Yohanes melanjutkan dengan gambaran yang bertentangan dengan gambaran sebelumnya, yaitu suasana kegembiraan.

Hal yang sama juga terlihat dalam Injil hari ini. Awalnya Tuhan Yesus memberikan lukisan yang sangat menakutkan, misalnya pengepungan musuh, pengungsian, celaka bagi ibu hamil dan menyusui, kesesakan, kematian, dan tanda-tanda alam yang dahsyat. Akan tetapi, Tuhan Yesus tidak berhenti pada gambaran suram saja. Tuhan Yesus menutup pelukisan-Nya dengan situasi yang menyenangkan. “Apabila Anak Manusia datang dalam awan, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (ay. 27 – 28).

Gambaran akhir zaman atau yang biasa diistilahkan dengan hari kiamat memang sangat menyeramkan dan menakutkan. Karena itu tak heran jika ada orang yang langsung takut sebelum hal itu terjadi. Sabda Tuhan hari ini coba mengubah persepsi kita selama ini. Hari kiamat merupakan akhir perjalanan hidup kita di dunia ini. Memang gambarannya menyeramkan, namun kita tak perlu cemas atau takut. Hari kiamat tidak semata-mata menyeramkan, karena akhir dari semuanya itu adalah kebahagiaan. Namun kebahagiaan itu hanya diperuntukkan bagi mereka yang telah menunjukkan kesetiaannya kepada kehendak Tuhan sepanjang hidupnya di dunia. Jadi, jika kita senantiasa hidup sesuai dengan kehendak Allah, akhir zaman merupakan awal kebahagiaan abadi.

by: adrian