Seorang teolog melihat dengan cara lain mujizat pergandaan 5 roti dan 2
ekor ikan untuk ribuan orang yang dilakukan Yesus. Baginya sebenarnya tiap-tiap
orang membawa bekal makanan untuk dirinya. Karena itu, sebenarnya soal makanan
tidak ada masalah. Yesus tahu akan hal itu, namun tidak demikian dengan para
murid. Karena itulah, mereka ingin menyuruh orang banyak untuk pergi ke
kampung-kampung mencari makan. Akan tetapi, Yesus mencegah mereka dengan
menegaskan bahwa mereka harus memberi makan orang banyak itu.
Dari situlah akhirnya diketahui bahwa yang ada hanya 5 potong roti dan 2
ekor ikan. Dengan benda-benda itu, Yesus mengangkatnya sambil mengucap berkat
lalu memecah-mecahkannya untuk kemudian dibagikan kepada setiap orang banyak. Ketika
melihat adegan tersebut kesadaran diri orang banyak tergugah. Mereka yang
sebelumnya hanya memikirkan dirinya sendiri, perlahan-lahan mulai mengeluarkan
bekalnya dan saling berbagi.
Karena itulah, mujizat pergandaan roti dan ikan bukan terletak pada 5 roti
dan 2 ikan itu saja, tetapi yang terutama adalah perubahan sikap orang banyak
dari sebelumnya egois kepada kasih. Peristiwa Yesus memberi makan ribuan orang
dengan modal 5 roti dan 2 ekor ikan merupakan bentuk mujizat kasih.