Selasa, 29 November 2016

Menjaga Daya Tahan Tubuh

Setiap manusia pasti ingin sehat, baik jiwa maupun badan. Akan tetapi, sedikit orang yang sadar akan keinginannya itu. Banyak orang lupa. Baru ketika sakit atau penyakit melandanya, orang baru sadar betapa ia ingin sehat. Di saat orang sakit baru ia menyadari akan kebutuhan dan keinginannya akan kesehatan.
Pepatah mengatakan bahwa dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Di sini mau dikatakan bahwa kesehatan jiwa dapat berawal dari kesehatan badan. Oleh karena itu, orang harus memelihara, menjaga dan mengolah badannya dengan baik sehingga ia mendapatkan kesehatan. Dengan demikian jiwanya pun pasti sehat.
Tulisan berikut ini mencoba memberikan sedikit gambaran bagaimana mengolah badan menjadi sehat. Lebih lanjut tentangnya dapat dibaca di sini: Budak Bangka: Menjaga Daya Tahan Tubuh

Senin, 28 November 2016

MEMBACA PESAN TERSEMBUNYI DI BALIK SAFARI POLITIK JOKOWI

Dalam waktu kurang lebih satu bulan ini Presiden Joko Widodo sangat gencar mengadakan kunjungan ke beberapa pihak. Safari politik ini dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu sebelum dan sesudah 4 November. Sebelum 4 November, ada kunjungan ke tempat mantan rivalnya saat pilpres 2014 lalu, Prabowo Subianto, dan mengundang dua ormas islam terbesar (NU dan Muhammadyah) dan Majelis Ulama Indonesia ke istana. Sesudah 4 November, Jokowi berkunjung ke markas komando pasukan khusus (Kopassus) di Cijantung, dan markas Brimob di Kelapa Dua, ke kantor pusat Muhammadyah dan PBNU. Tidak hanya itu, dalam satu dua hari, Jokowi menerima ketua-ketua partai politik di istana, di mana salah satunya adalah Prabowo.
Semua safari politik ini dilakukan di tengah ramainya masalah penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama, atau biasa disapa Ahok. Tidak dibutuhkan keahlian khusus untuk menemukan kaitan antara safari politik dengan kasus yang menimpa calon Gubernur DKI itu. Seorang awam sekalipun dapat melihat bahwa apa yang dilakukan oleh Jokowi itu adalah untuk membantu “menyelesaikan” masalah Ahok.
Dalam setiap kunjungannya pesan yang disampaikan Jokowi adalah kepentingan bangsa Indonesia. Baik di hadapan tokoh politik, militer maupun tokoh agama (islam), Jokowi berbicara soal NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai realitas bangsa ini. Terlihat jelas bahwa Jokowi berharap untuk mengedepankan kepentingan bangsa daripada kepentingan kelompok. Ada semacam ketakutan kalau kepentingan kelompok ini mengancam empat pilar bangsa.
Untuk orang awam yang melek politik, membaca berita safari politik, yang dikaitkan dengan aksi umat islam menentang Ahok atas penistaan agama, pesan-pesan politik yang disampaikan Presiden Jokowi itu sangat jelas. Ada ancaman terhadap empat pilar bangsa. Siapa yang mengancam?
Tak bisa dipungkiri, pihak yang dapat dikatakan sebagai ancaman bagi keutuhan bangsa adalah umat islam. Ingat, safari politik Jokowi dikaitkan juga dengan aksi umat islam menentang Ahok. Aksi umat islam, yang mengecam tindakan Ahok menistakan Al Quran, memang merupakan wujud konkret umat islam membela agama islam. Al Quran sendiri, setidaknya dalam empat surah, sudah menyatakan bahwa umat islam harus membela agama islam.

Flores dari Atas Wings Air (November 2016)

Sabtu, 26 November 2016

EKSTREMIS ISLAM ANCAM KEBEBASAN BERAGAMA

Ekstremis islam mengancam kebebasan beragama di seluruh dunia, terutama di negara-negara Barat, Timur Tengah, dan Afrika. Demikian laporan yang dirilis oleh sebuah yayasan Vatikan (Aid to the Church in Need), yang memberikan bantuan kepada orang-orang di daerah konflik. Laporan ini mengatakan “kekerasan bermotif agama” telah menimbulkan serangan di satu dari lima negara di seluruh dunia dalam dua tahun terakhir.
Laporan itu, yang dirilis secara bersamaan di Vatikan dan Filipina pada 15 November, mengatakan bahwa “tujuan utama ekstremis islam adalah menghilangkan komunitas agama lain.” Dari 196 negara, 38 menunjukkan “bukti pelanggaran kebebasan beragama yang signifikan.”
Studi ini menunjukkan bahwa kebebasan beragama memburuk di 11 dari 23 negara, yang dikategorikan sebagai “negara-negara penganiaya”, termasuk Banglades, Tiongkok, Indonesia dan Pakistan. Setidaknya tujuh negara – Afganistan, Irak, Nigeria, Korea Utara, Arab Saudi, Somalia dan Suriah – yang digambarkan sebagai “terburuk”.
Laporan ini menggambarkan ancaman ekstremisme sebagai “mematikan dengan niat genosida.” Serangan mereka termasuk “pembunuhan massal, pemerkosaan, penyiksaan ekstrem, seperti membakar orang hidup-hidup, penyaliban, dan melemparkan orang dari gedung-gedung tinggi.”
Laporan itu mengatakan bahwa ekstremisme “jelas berkembang dengan baik” dan ada bukti “penyebaran ideologi militan” di negara-negara dengan gerakan ekstremis seperti Banglades, Nigeria, Filipina, Indonesia, dan Pakistan.
Krisis Pengungsi

Jumat, 25 November 2016

KUDA LUMPING: Sebuah Cerpen

Ada banyak peristiwa dan kejadian dalam kehidupan kita. Namun sedikit sekali dari kita yang mau mencernanya. Mungkin karena kejadian yang terjadi terbilang sangat sederhana dan biasa saja. Hal ini membuat kebanyakan kita menganggapnya bak angin lalu. Padahal di balik semua peristiwa sederhana dan biasa itu terkandung sejuta makna dan pesan buat kita.
Cerpen ini dibuka dengan pernyataan, “Tak disangka kalau acara kuda lumping yang dibawakan oleh anak-anak tingkat tiga akan membawa diskusi yang menjurus pada perdebatan banyak kalangan.” Terbersit bahwa acara tersebut hanyalah acara biasa saja. Akan tetapi ia mampu menarik banyak orang masuk ke dalam perdebatan. Ada banyak topik yang dapat dijadikan bahan diskusi. Pesan dan makna yang terkandung di dalamnya pun tak terbilang.
Cerpen ini mencoba membuka mata kita untuk tidak menyepelekan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita. Kita diajak untuk peduli terhadapnya. Diramu dengan bahasa yang sederhana dan alur yang ringan membuat cerpen ini enak dibaca oleh siapa saja dari kalangan mana pun. Lebih lanjut mengenai cerpen ini, silahkan baca sendiri di sini: Budak Bangka: (C E R P E N) Kuda Lumping

Liburan di Flores November 2016

Kamis, 24 November 2016

Bahaya Kopi bagi Lambung

NGOPI BERLEBIHAN PICU PERADANGAN LAMBUNG
Bagi sebagian orang, menjalani hari belum lengkap tanpa ngopi. Kopi dipercaya membuat tubuh lebih segar dan bertenaga untuk membantu menjalani hari. Namun, kopi juga memiliki efek yang mengganggu sistem cerna bagian atas sehingga konsumsinya perlu dibatasi.
Dokter ahli gastroenterologi dari FKUI/RSCM Marcellus Simadibrata menjelaskan, kopi sebenarnya memberikan efek yang baik untuk tubuh, tetapi ada pula efek yang tidak baik untuk mencernaan. Itulah kenapa, kopi tidak baik bagi mereka yang sudah mengalami gangguan pencernaan.
"Penelitian menunjukkan, kopi bisa meningkatkan produksi asam dan gangguan motilitas pada lambung," kata dia di sela-sela Natural Wellness Symposium SOHO Global Health di Makassar, Sabtu (14/6/2014).
Karena memiliki efek demikian, konsumsi kopi yang berlebihan akan meningkatkan risiko sakit maag hingga gastro esophageal reflux disease (GERD). Bahkan, bagi orang yang sudah mengalami penyakit tersebut, konsumsi kopi bisa memicu timbulnya gejala bahkan memperparah tingkat kesakitannya.
Peningkatan asam lambung akan menambah aktif "penyerangan" pada dinding lambung yang memang sudah melemah saat sudah memiliki maag. Akibatnya peradangan pada dinding lambung lebih mungkin terjadi. Peradangan lambung yang terjadi secara terus menerus bahkan bisa memicu kanker lambung.
Begitu pula pada penyakit GERD yang disebabkan rusaknya klep antara lambung dan kerongkongan. Jika kadarnya meningkat, maka kemungkinan naiknya asam lambung ke kerongkongan pun akan semakin besar. Naiknya asam lambung ini akan mengakibatkan rasa panas di dada hingga rasa pahit di lidah.
Meski begitu, Marcellus menegaskan, bagi orang tanpa penyakit pencernaan, konsumsi kopi sah-sah saja dilakukan. "Konsumsi kopi sudah terbukti bisa memperpanjang umur karena mengandung antioksidan yang baik untuk tubuh, tetapi orang dengan penyakit pencernaan sebaiknya jangan," ungkapnya.
Untuk memberikan manfaat kesehatan yang optimal, banyak penelitian menyimpulkan untuk tidak mengonsumsi kopi lebih dari empat cangkir sehari. Untuk menghindari nyeri pada lambung, para pakar juga menyarankan untuk tidak minum kopi dalam keadaan perut kosong
sumber: Kompas Health
Baca juga:

Rabu, 23 November 2016

KESALEHAN EKOLOGIS DAN LAUDATO SI’

Masalah pemanasan global dan kerusakan lingkungan sudah menjadi keprihatinan dunia. Seruan-seruan untuk menyelamatkan bumi sudah dikumandangkan. Agenda-agenda pertemuan penyelamatan bumi, baik skala regional, nasional maupun internasional kerap diselenggarakan.
Gereja Katolik tak mau ketinggalan. Kepedulian terhadap lingkungan hidup, dalam Gereja Katolik, sebenarnya sudah lama disuarakan. Setidaknya orang sudah mengenal nama Santo Fransiskus Asisi. Terinspirasi oleh tokoh Asisi inilah, akhirnya Paus Fransiskus mengeluarkan ensiklik Laudato si’.  Dalam ensiklik itu, dengan tegas Paus Fransiskus mengatakan bahwa menghayati panggilan untuk melindungi Allah adalah bagian penting dari kehidupan saleh.
Tulisan berikut ini mencoba memaparkan kaitan antara kesalehan hidup dengan ensiklik Laudato Si’. Lebih lanjut tentangnya dapat dibaca di sini: Budak Bangka: KESALEHAN EKOLOGIS DAN LAUDATO SI’

Perjalanan Bersama KM Umsini Oktober 2016

Selasa, 22 November 2016

KETIKA AHOK MENGANDALKAN KEKUATANNYA SENDIRI

Basuki Tjahaya Purnama, atau yang biasa disapa Ahok, adalah tokoh fenomenal dan karakteristik. Sebagai seorang Kristen, Ahok sudah mendobrak dominasi dan hegemoni islam di negeri ini. Tahun 2003 Ahok mencalonkan diri sebagai Bupati Belitung Timur, dan dia menang. Padahal wilayah Belitung Timur atau Belitung pada umumnya adalah wilayah islam. Daerah ini adalah daerah melayu, dimana melayu selalu dikonotasikan dengan islam.
Tahun 2007 Ahok maju dalam Pilkada Gubernur Bangka Belitung. Sama seperti daerah Belitung, Bangka juga merupakan daerah melayu. Sudah bisa dipastikan mayoritas pemilih adalah umat islam. Namun Ahok berani melawan hegemoni islam tersebut. Sayang, dalam pilkada ini Ahok gagal. Ada banyak pro kontra soal kekalahannya itu. Saya tak mau masuk dalam perdebatan itu.
Gagal di Bangka Belitung, Ahok mencoba peruntungan di Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 berpasangan dengan Joko Widodo. Saat itu Ahok sebagai calon Wakil Gubernur. Di Jakarta pun, jumlah pemilih islam sangat banyak. Dan karena Ahok, Jokowi pun keciprat isu sebagai orang Kristen dan keturunan China. Sangat jelas, lawan terbesar bagi pasangan Jokowi dan Ahok ini adalah islam. Namun keduanya berhasil memenangkan pertempuran itu.
Ketika maju dalam pertempuran pilkada, baik di Belitung Timur, Bangka Belitung maupun Jakarta, Ahok mendapat serangan dari umat islam. Dalam setiap pertempuran itu, umat islam selalu memakai senjata utamanya, yaitu Al Quran. Amunisi senjata ini adalah soal larangan bagi umat islam memilih orang kafir menjadi pemimpin (QS Ali Imran: 28, QS An Nisaa: 144, Al Maidah: 51 dan 57). Kekafiran itu karena Ahok adalah orang Kristen. Surah Al Maidah ayat 72 dan 73 dengan jelas mengatakan bahwa orang Kristen, karena imannya akan Yesus sebagai Allah dan iman akan Tritunggal Mahakudus, adalah kafir.
Sepertinya hanya islam yang mempunyai senjata seperti ini dalam dunia demokrasi, dimana masyarakatnya majemuk. Kemajemukan memang diakui, namun diwajibkan untuk tunduk kepada mayoritas, bukan kepada kepentingan umum.

Pernikahan Dini & KDRT

Menikah adalah hak setiap manusia. Ada orang yang menggunakan hak tersebut, tapi ada juga yang tidak memakainya. Para imam, biarawan dan biarawati adalah contohnya.
Sekalipun merupakan hak setiap individu, bukan lantas berarti setiap orang, yang mau menggunakan haknya itu, dapat begitu saja menikah. Hak menikah memiliki batasan. Tiap negara mempunyai kebijakan tersendiri terkait dengan batasan itu. Untuk Negara Indonesia, setidaknya ada dua batasan hak menikah, yaitu usia dan jenisnya.
Terkait dengan usia, pemerintah memberi batasan usia menikah bagi pria dan wanita. Dalam UU no 1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal 7 dikatakan bahwa usia pernikahan untuk pria adalah 19 tahun, sedangkan wanita 16 tahun.
Masih banyak elemen masyarakat melihat bahwa ketentuan usia dari pemerintah itu masih terbilang rendah. Banyak orang menilai batasan tersebut masih masuk dalam kategori pernikahan dini. Bagi mereka pernikahan dini memiliki banyak resiko. Tulisan berikut ini memberikan gambaran dampak buruk pernikahan dini. Lebih lanjut silahkan baca di sini: Budak Bangka: Pernikahan Dini & KDRT

Senin, 21 November 2016

MARI LIHAT MASALAH PENISTAAN AGAMA SECARA TOTAL

Penistaan agama menjadi berita panas di Indonesia jelang Pilkada serentak 2017. Aktornya adalah Basuki Tjahaya Purnama, atau yang biasa disapa Ahok. Kejadian ini terjadi pada 27 September 2016 di Kepulauan Seribu. Pada waktu itu, Ahok mengunjungi warga Kepualuan Seribu untuk menjelaskan program kerja sama Pemerintah Provinsi DKI dan Sekolah Tinggi Perikanan. Dalam pidato penjelasannya itu, keseliplah pernyataan yang dinilai oleh MUI sebagai bentuk penistaan agama.
Bunyi pernyataannya seperti ini, “Jadi, jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak pilih saya. Dibohongin pakai surat al Maaidah ayat 51, macam-macam itu. Itu hak bapak ibu.” Atas pernyataannya ini, MUI memfatwa Ahok melakukan penistaan agama dan ulama.
Untuk lebih jelasnya, kita akan kutip surat al Maidah yang dimaksud. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS al Maaidah: 51)
Teks Al Quran ini secara tegas melarang umat islam memilih orang non muslim sebagai pemimpin. Orang-orang yang beriman dalam teks tersebut merujuk pada umat islam, karena umat lain dilabeli sebagai kafir. Teks ini sering digunakan oleh tokoh-tokoh islam, baik tokoh politik maupun agama, untuk melawan calon pemimpin non muslim. Ahok sendiri sudah mengalaminya ketika pertama kali terjun dalam pilkada di Belitung Timur tahun 2003.
Kenapa pernyataan Ahok dinilai melecehkan agama islam dan ulama? Ketua MUI, Maruf Amin menjelaskan, penghinaan itu karena Ahok menyebut kandungan dari surah al Maaidah itu sebuah kebohongan. Karena yang menyebarkan surah tersebut adalah ulama, maka dapat juga dikatakan bahwa ulama juga melakukan pembohongan. Dengan kata lain, pernyataan Ahok ditafsirkan bahwa surah al Maaidah telah berbohong, atau surah tersebut adalah kebohongan.

Ziarah ke Tiga Goa Maria Oktober 2016

Minggu, 20 November 2016

PENISTAAN AGAMA DAN PESAN LAKUM DIINUKUM WALIYA DIIN

Satu bulan terakhir ini berita soal penistaan agama, yang tokoh utamanya adalah Basuki Tjahaya Purnama, alias Ahok, sungguh menjadi topik pembicaraan hangat di negeri kita. Topik ini malah menutupi hangatnya berita lainnya dari belahan dunia lain, yaitu kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat. Penistaan agama, yang dilakukan oleh Ahok saat kunjungan dinasnya di Kepuluan Seribu, dibingkai oleh fatwa MUI, demo umat islam, safari Presiden Jokowi, aksi saling lapor antara HMI dan Partai Demokrat terkait rusuh demo damai, dan penetapan Ahok sebagai tersangka.
Terkait dengan pernyataan Ahok di hadapan warga Kepulauan Seribu tersebut, Majelis Ulama Indonesia menjatuhi fatwa bahwa Ahok telah melakukan penistaan agama dan ulama. Fatwa ini menjadi salah satu legitimasi untuk umat islam melakukan aksi unjuk rasa. Beberapa ormas islam bahkan menyatakan siap mengawal fatwa ini, pasca penetapan Ahok sebagai tersangka.
Ada dua hal yang perlu disoroti dari fatwa itu. Pertama, penistaan ulama. Terus terang saya bingung pada titik mana Ahok telah melakukan penistaan ulama. Apakah tafsiran bahwa Ahok menyatakan kalau ulama telah melakukan pembohongan dengan memakai Surat al-Maidah ayat 51? Jika memang demikian, ada banyak pernyataan serupa, tapi kenapa tidak dipersoalkan. Sebagai satu contoh, sekitar tahun 2002, dalam bukunya The Corruption of Moslem Minds, DR Nader Pourhassan dengan tegas mengatakan bahwa selama ini ulama telah melakukan pembohongan kepada umat muslim. Namun tak ada satu otoritas islam di dunia ini yang menghakimi dia.
Pada satu titik, pernyataan Denny Siregar, dalam akun facebook-nya tertanggal 14 November 2016 pukul 22.06, juga bisa dinilai melecehkan ulama. Denny menulis, “Tidakkah kalian sadar bahwa agama kalian hanya dimanfaatkan untuk kepentingan politik mereka yang menamakan dirinya ULAMA?” Tetapi, kenapa MUI tidak merasa tersinggung dan mengeluarkan fatwa?
Sangat menarik juga kalau kita menyimak komentar Anggun C. Sasmi di akun twitter-nya. “Banyak yang bersuara atas ‘dugaan penistaan agama’. Tapi tak banyak suara atas ‘aksi terror yang membunuh atas nama agama’. Kenapa kemunafikan dibina?” Sungguh satu pernyataan anggun. Dibutuhkan kebesaran jiwa untuk bisa membaca dan menerimanya. Satu pertanyaan dasar: siapa yang telah membina kemunafikan itu?
Patut diduga, semua itu karena Ahok. Target utamanya bisa saja bukan mau menegakkan wibawa ulama, melainkan untuk menjatuhkan Ahok. Dapatlah dikatakan bahwa kebencian terhadap Ahok membuat orang lupa akan kebaikan dan kepentingan umum yang lebih besar.

Ini Alasan Kenapa Memilih Gereja Katolik

Ada banyak Gereja Kristus. Umumnya orang membaginya menjadi 3, yaitu Gereja Katolik (biasa juga disebut Gereja Barat), Gereja Ortodoks (biasa disebut Gereja Timur) dan Gereja Protestan (biasa disebut Gereja Reformasi). Kalau Gereja Katolik itu hanya ada satu di seluruh dunia, Gereja Protestan masih terbagi lagi ke dalam beberapa aliran atau dedominasi.
Pada umumnya Gereja Protestan terbagi lagi menjadi 6 dedominasi, yaitu Anababtis, Anglikanisme, Calvinisme, Lutheranisme, Socinianisme dan Zwinglianisme. Ini belum termasuk gerakan Kebangunan Besar seperti Gereja Injili, Gereja Pentakosta dan Gereja Revivalisme, serta gerakan Restorasionisme seperti Gereja Advent, Saksi Yehova dan Mormonisme. Uraian tentang Gereja Protestanisme dapat dilihat di sini.
Tulisan ini mau memberikan gambaran alasan memilih Gereja Katolik. Lebih lanjut tentang uraiannya, silahkan baca di sini: Budak Bangka: Mengapa Kita Memilih Gereja Katolik

Sabtu, 19 November 2016

DIALOG IMAGINATIF UMAT DENGAN TUHAN

Tulisan berikut ini menampilkan dialog imaginatif antara umat manusia (Kristen) dengan Tuhannya. Jadi, apa yang ditampilkan murni rekayasa semata. Akan tetapi, di dalamnya terkandung sejuta makna dan pesan yang mendalam. Tema dialognya adalah soal “penistaan agama”.
Umat  : Tuhan, ada orang menistakan agama kita.
Yesus: Menista gimana?
Umat : Orang itu bilang bahwa agama kita ini kafir karena percaya bahwa Engkau adalah Allah.
Yesus: Lalu?
Umat : Kami sangat marah. Kami tersinggung, karena kami dianggap sebagai orang kafir.
Yesus: Apa kalian merasa sebagai orang kafir?
Umat  : Tidak!
Yesus: Ya sudah. Tak perlu emosi-emosian. Biarkan mereka dengan kepercayaannya, dan kamu dengan kepercayaanmu.
Umat : Tapi, Tuhan…, orang itu juga menista Alkitab.
Yesus: Menista gimana?
Umat : Orang itu bilang kalau Alkitab sekarang sudah tidak asli lagi. Alkitab sekarang ini palsu. Misalnya, dia bilang bahwa yang mati di kayu salib itu bukan Engkau, tetapi orang yang menyerupai Engkau. Jadi, dengan kata lain, orang-orang Kristen, yang percaya Engkau mati di kayu salib, sudah ditipu oleh Alkitab sekarang ini.
Yesus: Lalu kenapa?
Umat : Ya kami tersinggung. Kan Alkitab itu adalah kitab suci dan pedoman hidup umat kristiani.
Yesus: Kalian merasa dibohongi Alkitab sekarang?
Umat : Tidak!
Yesus: Ya sudah. Kalau begitu, tak perlu demo-demo segala. Kalian tetap yakini Alkitab sekarang ini, dan biarkan orang itu tetap meyakini keyakinannya.
Umat : Tapi, Tuhan….
Yesus: Ada apa lagi?
Umat : Dia juga menista Engkau. Orang itu telah menghina Engkau.
Yesus: Lalu?
Umat : Kami mau membela Engkau.
Yesus: Kan yang dihina itu Saya, bukan kalian. Yang dinista itu Saya, bukan kalian. Kenapa kalian yang sibuk?
Umat : Adalah tugas kami membela Engkau.
Yesus: Kalian tak perlu membela Aku. Juga tak perlu membela agama dan Alkitabmu. Kalian hanya perlu melaksanakan tugasmu di kala penghinaan dan penistaan menghadang.
Umat : Emang tugas kami apa?
Yesus: Mengampuni. Bukankah Aku ini Allah yang maharahim? Dulu aku pernah dihina, tapi Aku mengampuni mereka (Lukas 23: 34). Nah, Aku saja mau mengampuni mereka yang menghina Aku, kenapa kalian tidak?
         Tugas lain adalah mendoakan dan memberkati (Lukas 6: 28; 1Kor 4: 12; 1Petrus 3: 9). Kalian tidak boleh melakukan apa yang mereka lakukan terhadapmu. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, tapi lakukanlah apa yang baik bagi semua orang (Roma 12: 17).
Umat : Bukankah semua itu sama artinya kami harus mengasihi mereka? Ini berarti melaksanakan perintah-Mu, yaitu kasih.
Yesus: Betul! Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya, menghina dan membenci kamu (Matius 5: 44; Lukas 6: 27). Jadi, jikalau kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar adalah murid-Ku (Yohanes 8: 31), yaitu jikalau kamu hidup dalam kasih (bdk. Yohanes 13: 35).
Umat : Baiklah Tuhan, kami tidak akan marah mereka yang telah menistakan agama, Alkitab dan bahkan Engkau. Kami akan mengampuni mereka, mendoakan dan memberkati mereka. Kami tetap mengasihi mereka.
Yesus: Itu baru murid-Ku.
Koba, 18 November 2016
by: adrian
Baca juga tulisan lain:

Cara Menyajikan Jus yang Baik dan Sehat

Tentulah kita sudah tidak asing lagi dengan minuman yang bernama jus. Minuman ini mempunyai aneka rasa sesuai dengan bahan utama yang digunakan. Namanya pun disesuaikan dengan bahan utamanya. Misalnya, jika bahannya sirsak, maka dinamakan jus sirsak; dan rasanya pasti rasa sirsak. Atau jika bahannya wortel, maka akan dinamakan jus wortel.
Umumnya bahan utama jus ada 2, yaitu buah-buahan dan sayur-sayuran. Memang tidak semua sayur dapat dijadikan jus. Cara pembuatan dan penyajiannya pun amat sederhana. Cukup diblender. Untuk menambah citra rasanya, biasanya ditambahkan sedikit gula atau madu dan juga es.
Sekalipun mudah dan gampang, orang perlu memperhatikan beberapa hal terkait dengan penyajian jus. Tulisan berikut ini akan memberikan gambaran bagaimana menyajikan jus yang baik dan sehat. Lebih lanjut tentang ini langsung saja baca di sini: Budak Bangka: Cara Menyajikan Jus yang Baik dan Sehat

Susteran Gedono

Jumat, 18 November 2016

Hidup Penuh Syukur

Bersyukur merupakan bagian dari iman. Orang yang tahu bersyukur adalah tanda orang yang beriman. Dalam bersyukur, seseorang berserah kepada penyelenggaraan ilahi. Itulah iman.

Akan tetapi, perlu disadari bahwa sikap syukur ini bukan hanya terjadi bila orang mengalami sesuatu yang menyenangkan, atau bila harapan dan permohonannya dikabulkan. Atau dengan kata lain, bersyukur karena sesuatu yang baik dan positif. Sikap syukur ini tak jauh beda dengan sikap terima kasih. Dan ini bukan yang dimaksud bersyukur sebagai ungkapan iman.

Sebagai bagian dari iman, orang akan bersyukur sekalipun mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan hatinya, atau bila harapan dan permohonannya belum dikabulkan. Atau dengan lain perkataan, orang tetap bersyukur sekalipun sesuatu yang tidak baik atau negatif terjadi. Dalam bersyukur, seseorang tidak memaksakan kehendak dan keinginannya, melainkan menyerahkan kepada kehendak Tuhan.

Tulisan ini mengulas sedikit tentang sikap syukur ini. Dengan ini, kita diajak untuk hidup dengan penuh syukur. Lebih lanjut tentang tulisan ini, baca di sini: Budak Bangka: (Inspirasi Hidup) Hiduplah Penuh Syukur

Porta Santa


Kamis, 03 November 2016

AHLI AL QURAN INI MENEMUKAN KEBENARAN IMAN KRISTIANI

Namanya Saifuddin Ibrahim. Lahir di Bima (Nusa Tenggara Barat), 26 Oktober 1965, dari keluarga muslim taat. Pernah kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Fakultas Ushuluddin jurusan Perbandingan Agama. Pernah mengajar di Pesantren Darul Arqom Sawangan, Depok (Jawa Barat), sebelum akhirnya pindah mengajar di NII Al-Zaytun Panji Gumilang, Indramayu (Jawa Barat).
Ayah empat anak ini sejak awal sudah terlihat sangat anti terhadap kekristenan. Ada semangat tersembunyi ingin menghancurkan iman Kristen. Anak-anaknya, secara khusus yang putra, diberi nama tokoh islam radikal seperti Fikri Khomeini, Mu’ammar Kadhafi dan Saddam Husain. Pemberian nama ini dengan maksud agar kelak mereka juga militant seperti dirinya, dalam memberantas iman kristiani.
Akan tetapi, pada 4 Maret 2006, Ibrahim meninggalkan Indramayu. Dia meninggalkan jabatan, kenyamanan dan kemapanan hanya untuk mengikuti Kristus. Ada banyak kritik yang dilontarkan kepadanya, seperti yang tertulis dalam suara islam. Namun setelah membaca tulisan itu, terlihat jelas lemahnya argumen-argumen mereka untuk untuk membuktikan kelemahan Ibrahim ini.

Mau tahu alasan Saifuddin Ibrahim meninggalkan islam dan menjadi Kristen? Langsung saja nonton film berikut ini. https://www.youtube.com/watch?v=GTs92joC8jk

KAUM REMAJA, JANGAN MAU MENIKAH DINI

Menikah adalah hak setiap orang, yang harus dihormati siapa pun. Akan tetapi, pernikahan dini (menikah diusia muda, di bawah 18 tahun) merupakan bentuk pelanggaran atas hak anak, khususnya anak perempuan. Anak perempuan, sebagai pihak yang paling rentan menjadi korban dalam kasus pernikahan dini, juga mengalami sejumlah dampak buruk.
Pada Januari hingga April 2011, Plan Indonesia (PI), organisasi kemanusiaan yang fokus pada perlindungan dan pemberdayaan anak, mengadakan penelitian tentang pernikahan dini. Penelitian ini dilakukan di delapan kabupaten di seluruh Indonesia, seperti Kabupaten Indramayu (Jawa Barat); Grobogan dan Rembang (Jawa Tengah); Tabanan (Bali); Dompu (NTB); serta Timor Tengah Selatan, Sikka, dan Lembata (NTT). Dari penelitian itu PI mencatat bahwa 33,5 persen anak usia 13-18 tahun pernah menikah, dan rata-rata mereka menikah pada usia 15-16 tahun. Ini berarti sekitar 10 juta anak perempuan terpaksa atau dipaksa menikah dini setiap tahunnya.
Memang hasil ini tidak mewakili seluruh populasi di Indonesia, namun temuan ini bisa menjadi gambaran kasus pernikahan dini secara umum di tanah air. Selain itu data ini tak jauh berbeda dengan temuan Bappenas tahun 2008 bahwa 34,5 persen dari 2.049.000 perkawinan tahun 2008 adalah perkawinan anak.
Ada beberapa faktor penyebab kenapa orang memilih menikah di usia muda. Pertama, terbuai oleh indahnya masa pacaran. Tak bisa dipungkiri bahwa dalam arti tertentu pacaran merupakan tahap awal menuju jenjang pernikahan. Banyak anak-anak remaja, ketika berpacaran merasakan romantisme hidup, senang dan bahagia, lantas berpikir bahwa romantisme itu akan mereka alami saat menikah. Padahal, hidup berumahtangga tidaklah seperti hidup pacaran. Romantisme pacaran tak selamanya bertahan.
Kedua, dari hasil penelitiannya, PI menyebut faktor yang mempengaruhi perkawinan anak, yaitu perilaku seksual dan kehamilan tidak dikehendaki. Hal ini terkait dengan masa pacaran. Tak jarang pada masa pacaran, anak-anak melakukan hubungan suami-istri, yang berakibat pada kehamilan. Dan ketika hamil, maka menikah adalah solusinya. Inilah yang dikenal dengan gelar MBA, Marriage by accident.

Selasa, 01 November 2016

TUGAS BAHASA INGGRIS

Suatu hari, Aleks, yang baru SD kelas 1 mendapat PR Bahasa Inggris. Karena kebingungan, ia mendekati ayahnya, yang sedang duduk di meja kerja sambil mata menatap layar komputer.
Aleks : Yah, kalau bahasa Indonesianya tomorrow itu apa?
Ayah  : Besok (jawabnya singkat tanpa memandang ke arah Aleks)
Aleks : Sekarang aja, Yah.
Ayah  : (Menantap anaknya) Gak bisa donk. Jawabannya besok.
Aleks : Ayah gimana sih/ Masak saya Tanya satu kata aja dijawabnya besok. Padahal besok PR ini udah dikumpul
Ayah  : %$#*&@)^%???
edited by: adrian
baca juga humor lainnya:
Hanya Mau Masuk Polisi