Senin, 26 Desember 2016

CARA ORANGTUA MENGHADAPI REMAJA


Menghadapi remaja saat ini memang tak semudah yang dikira. Orang dewasa terkadang tak habis pikir dengan perilaku anak remaja. Psikolog remaja Elisabeth Santosa mengatakan, remaja umumnya memiliki karakter yang suka berargumen. Mereka berani protes terhadap hal yang tidak disukainya atau tidak sependapat, termasuk nasehat orangtua. Namun, remaja sebenarnya seringkali belum paham betul mengenai hal yang mereka kritisi, karena fungsi kognitifnya belum sempurna.
Karena itu, jangan heran dengan sikap remaja yang suka berargumen tersebut. Perubahan hormonal yang terjadi saat memasuki usia remaja turut mempengaruhi pola pikir mereka. Lantas, bagaimana orangtua menghadapi sikap remaja seperti ini?
Elisabeth mengatakan, ketika ingin menasehati anak, orangtua harus bisa menjelaskan alasannya dengan logika. Sebab remaja saat ini merasa mengetahui banyak hal, karena mudah mendapatkan segala informasi di internet. Apalagi dengan fasilitas gadget yang dimilikinya, sementara orangtua masih dengan HP jadul-nya.
“Orangtua harus bisa jelaskan secara logika. Dengan cara berpikir yang baik dari orangtua, biasanya mereka yang akan skak mat. Punya anak zaman sekarang enggak bisa mengandalkan pola asuh seperti dulu. Anda harus pintar karena lawan Anda itu Mbah Google,” jelas Elisabeth.
Dengan penjelasan yang logis, anak remaja pun secara perlahan dapat menerima nasehat atau pendapat orangtua, meski mungkin pada awalnya akan merasa marah. Selain itu, orangtua sebaiknya juga mengerti istilah bahasa yang kerap digunakan anak remaja.
“Orangtua harus lebih pintar, harus tahu bahasa yang mereka gunakan. Menurunkan gaya bahasa otoriter, jadi teman. Jangan pakai kata “pokoknya”, itu menunjukkan Anda sebagai orangtua otoriter,” imbuhnya.
sumber: Kompas Health