Jumat, 28 Februari 2020

DIALOG ISLAM – KRISTEN


Bukan rahasia lagi kalau antara orang Islam dan kristen selalu terjadi gesekan atau pertentangan, sekalipun kedua agama ini memiliki satu perekat, yaitu Adam dan Hawa. Tak bisa disangkal jika antara Islam dan Kristen selalu sedang dalam situasi perang dingin. Di permukaan terlihat rukun saling menghormati, namun di belakang ada kebencian, dendam dan saling menjelekkan. Ada yang mengaitkannya dengan perang salib, yang telah berlalu ribuan tahun lalu. Namun kalau mau jujur, akar pergesekan itu ada pada perbedaan dan sekaligus pertentangan ajaran kedua agama ini.
Orang kristen biasa menilai Islam itu agama teroris, pembohong dan juga intoleran. Karena itu, mereka tidak mau mengakui Muhammad sebagai nabi dan Al Qur'an sebagai kitab suci. Sedangkan orang Islam melihat agama kristen sebagai ancaman yang sangat membahayakan bagi kehidupan generasi Islam yang akan datang. Di samping itu ajaran kristen merupakan lawan bebuyutan yang terang-terangan bertentangan dan menjungkir-balikkan aqidah iman Islam yang berazaskan ketauhidan (keesaan) Allah SWT. Karena itu, umat Islam tak dapat menerima iman orang kristen yang mengakui Yesus itu Allah.
Harus diakui bahwa agama Islam-lah yang terlebih dahulu memulai pergesekan itu. Maklum, hanya Islam yang sibuk mengurusi agama lain dalam ajarannya. Ada banyak topik pergesekan tersebut, di antaranya adalah:

AL-QUR’AN, KITAB SUCI UNTUK ALLAH JUGA


Setiap pemeluk agama, bahkan aliran kepercayaan, pasti mempunyai kitab suci, yang dipakai sebagai pedoman bagi para pemeluknya. Misalnya, umat kristiani memiliki Alkitab, umat Budha punya kitab Tripitaka, orang Hindu punya Weda, Upanishad dan Tantra, agama Konghucu memiliki Kitab Zhong Yong. Sumber utama kitab suci bisa dari mana saja. Untuk umat pemeluk agama Samawi (Yahudi, kristen dan islam) sumber utama kitab sucinya adalah Allah. Ketiga agama ini yakin bahwa kitab suci merupakan wahyu Allah.
Umat islam pastilah sepakat kalau dikatakan bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah. Tak diragukan lagi. Dalam arti lain, Al-Qur’an itu berasal dari Allah. Kepastian ini didasarkan pada firman Allah sendiri dalam surah As-Sajdah: 2 dan Az-Zumar: 1 – 2, 41. Al-Qur’an, sebagai sabda Allah, itu diturunkan kepada nabi Muhammad. Kata-kata “kepada nabi Muhammad” mau menunjukkan bahwa Al-Qur’an tidak pernah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Artinya, Al-Qur’an baru turun pada masa Muhammad (570 – 632 M).
Kita sudah mendapat satu kepastian bahwa Al-Qur’an itu berasal dari Allah. Al-Qur’an, sebagai kitab, diyakini berisi kata-kata Allah. Akan tetapi, menjadi pertanyaannya adalah kata-kata Allah itu sebenarnya ditujukan kepada siapa? Apakah kata-kata Allah itu diperuntukkan hanya kepada manusia?
Pada umumnya kitab suci umat beragama diperuntukkan kepada umatnya, malah bisa diberlakukan juga untuk umat lainnya. Misalnya, Alkitab ditujukan kepada umat manusia, secara khusus umat kristiani. Demikian pula dengan kitab weda, tripitaka, dll. Kitab suci tersebut bisa dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menyikapi hidup. Apakah demikian juga dengan Al-Qur’an?