Minggu, 16 Februari 2014

Santa Maria dari Lourdes

SANTA PERAWAN MARIA dari LOURDES
Merupakan perayaan peristiwa Maria menampakkan diri kepada Bernadetha Soubirous di gua Misabielle, Lourdes, Perancis pada tanggal 11 Februari 1858. Kiranya perayaan ini semakin mempertebal iman kepercayaan kita kepada Bunda Maria dan semakin menyemangati kita untuk turut serta di dalam karya penyelamatan Kristus. Untuk itu baiklah kalau kita menyimak kembali makna peristiwa itu dengan mengikuti kisah terjadinya peristiwa iman itu.

Bernadetha Soubirous adalah seorang gadis desa yang sederhana, miskin dan buta huruf. Ketika ia sedang menggembalakan domba-dombanya, tiba-tiba ia melihat seorang wanita cantik berdiri di mulut gua itu. Wanita itu tersenyum manis dan tampak sangat ramah kepadanya. Dalam keheranan dan ketakutannya, Bernadetha pun merasakan kegembiraan yang sangat mendalam. Tak lama kemudian wanita itu menghilang dari pandangannya. Bernadetha pun pulang ke rumah dengan gembira bercampur rasa takut.

Pada tanggal 25 Februari, wanita cantik itu menampakkan diri lagi kepada Bernadetha. Kali ini wanita itu menyuruhnya minum dan membasuk mukanya. Tetapi darimanakah ia mendapatkan air untuk minum dan membasuh mukanya? Ia sendiri pun tidak membawa air dari rumah. Sumber-sumber airpun tak ada di bukit yang kering dan berbatu-batu itu. Lalu wanita itu menyuruhnya menggali tanah di depan gua itu. Bernadetha pun mengikuti saja suruhan wanita tak dikenal itu. Belum seberapa dalam lubang galian itu, mengalirlah air dari lubang itu. Dengan air itu Bernadetha membasuh mukanya dan minum. Tak lama kemudian wanita itu menghilang dari pandangannya.

Pada tanggal 25 Maret, Bernadetha kembali lagi ke gua Masabielle. Disana ia menyaksikan lagi penampakan wanita cantik itu. Kali ini Bernadetha memberanikan diri untuk menanyakan nama wanita cantik itu. Siapakah Engkau? tanya Bernadetha. Jawab wanita itu, Akulah yang dikandung tanpa noda dosa asal. Maria menampakkan diri kepada Bernadetha sebanyak 18 kali. Kepada Bernadetha, Bunda Maria berpesan agar semua orang Kristen berdoa untuk orang-orang berdosa agar mereka bertobat dari cara hidupnya yang sesat itu. Bunda Maria meminta agar di tempat itu didirikan sebuah biara dan diadakan ziarah.

Atas perintah Uskup Lourdes, kejadian ini diselidiki dengan seksama. Akhirnya pada tahun 1862 peristiwa penampakan itu dinyatakan benar dan sah. Pada tahun 1864 sebuah patung Maria ditempatkan di gua itu, dan pada tahun 1876 dibangunkan disitu sebuah gereja yang megah. Setiap tahun lebih dari satu juta orang berziarah ke Lourdes. Banyak orang sakit yang berziarah ke sana menjadi sembuh secara ajaib. Demikian pun setiap peziarah yang mengunjungi Lourdes sungguh merasakan suatu kedamaian jiwa dan kebahagiaan batin. Sebuah biro penyelidikan didirikan untuk meneliti penyembuhan-penyembuhan yang terjadi atas orang-orang sakit yang berkunjung ke sana. Semoga hari raya penampakan Bunda Maria di Lourdes ini mendorong kita untuk menghormati Bunda Maria dengan lebih tulus sebagai Bunda yang senantiasa menghendaki keselamatan kita.

Orang Kudus 16 Februari: St. Porforios

SANTO PORFORIOS, MARTIR
Informasi mengenai orang kudus ini sangat terbatas. Yang pasti Porforios hidup di daerah Palestina pada abad III - IV, pada masa-masa penganiayaan jemaat kristen. Pelayan yang berusia 18 tahun ini ketahuan beragama Kristen ketika ia minta boleh menguburkan mayat-mayat para martir di Sesarea, Palestina. Akibatnya ia disiksa dengan kejam dan dikubur hidup-hidup bersama-sama dengan orang Kristen lainnya pada tahun 310.

Renungan Hari Minggu Biasa VI - A

Renungan Hari Minggu Biasa VI, Thn A/II
Bac I   : Sir 15: 15 – 20; Bac II     : 1Kor 2: 6 – 10;
Injil     : Mat 5: 17 – 37

Bacaan kedua hari ini diambil dari Surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Korintus. Dalam suratnya itu Paulus menyampaikan bahwa dia memberitakan “hikmat yang bukan dari dunia ini,” (ay. 6), yaitu “hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia.” (ay. 7). Bagi Paulus, hikmat itu disediakan Allah untuk kemuliaan manusia. Maksudnya, dengan hikmat itu manusia dapat memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.

Bacaan pertama dan Injil memuat hikmat Allah. Dalam bacaan pertama, Putra Sirakh menyampaikan hikmat Allah itu kepada kita. Di antaranya adalah melaksanakan hukum atau perintah Allah dengan setia (ay. 15) dan takut kepada Tuhan (ay. 19). Putra Sirakh menegaskan bahwa Allah itu bukan saja mahakuasa, melainkan maha bijaksana. Allah tidak menghendaki agar manusia berbuat jahat dan berdosa (ay. 20).

Dalam Injil Yesus menyampaikan hikmat Allah dalam kotbah-Nya di bukit. Ada beberapa hal yang disampaikan oleh Yesus. Di antaranya adalah soal hidup keagamaan yang selalu lebih baik, tidak marah, membenci, mendendam, memfitnah. Intinya, hikmat Allah yang disampaikan Yesus menghendaki agar manusia berlaku baik dan benar di hadapan Allah dan sesama. Seperti yang dikatakan Paulus, dengan hikmat ini maka manusia akan hidup bahagia.

Sabda Tuhan, dalam bacaan-bacaan liturgi  hari ini, mau berbicara soal hikmat Allah. Yang mau dikatakan adalah bahwa hikmat Allah itu bertujuan demi kebahagiaan dan kemuliaan manusia. Akan tetapi, dituntut dari kita untuk dengan setia melaksanakannya dalam kehidupan. Dari sini dapatlah dikatakan bahwa Allah menghendaki supaya manusia bahagia. Untuk mencapai kebahagiaan itu, manusia harus mengikuti jalan Tuhan.

by: adrian