Selasa, 24 Agustus 2021

Sebuah Cerpen: MEMBUNUH BAYANG-BAYANG

 


Setiap manusia pasti mempunyai bayang-bayang. Gak siang gak malam, asal ada cahaya benderang, bayangan selalu muncul. Bayangan adalah diri kita dalam bentuk yang lain. Dan ia selalu menyerupai kita atau mengikuti gerakan diri. Kita membungkuk, dia pun membungkuk. Satu tangan kita angkat, bayangan pun mengangkat tangannya. Persis tangan mana yang kita angkat. Dan bentuknya pun sama. Hanya warnanya saja yang berbeda.

Aku tak tahu kenapa bayangan-bayangan selalu mengikuti diriku. Kenapa manusia mempunyai bayangan? Pertanyaan ini sampai pada pertanyaan yang tertuju kepada Tuhan. Kenapa Tuhan menciptakan bayangan? Pertanyaan ini pernah aku tanyakan kepada guru agama kami, waktu SMP dulu. Bukannya menjawab, dia malah mempertanyakan pertanyaanku.

“Apakah bayangan itu menganggumu?” Demikian tanyanya.

“Nggak sih, Bu.”

“Lalu, kenapa kamu pertanyakan?”

Nah loh, jadi bingung sendiri. Jawab ya, pasti ditanya. Jawab tidak juga, ditanya. Dan semuanya sama bingungnya.

Sebenarnya aku ingin menjawab ya. Ya, bayangan itu mengganggu diriku. Sungguh mengganggu. Ia selalu mengikutiku ke mana pun aku pergi. Waktu SD, aku dan teman-teman merokok di WC sekolah, bayangan hadir di sana. Waktu aku SMP, ketika menyontek saat ujian, bayanganku ada juga di sana. Bahkan ketika aku mencuri uang OSIS, yang dipercayakan kepadaku, bayanganku persis di sampingku. Aku merasa mereka seperti melihatku, menegurku.